Refleksi 5

Mau Jadi Katak Atau Ayam?

Tsu Chin bertanya-tanya di dalam hatinya, "Apa penyebab seseorang menjadi terhormat dan mulia?" Lantas dia mengamati orang-orang yang berada di sekitarnya. Agaknya ia memperoleh jawaban atas pertanyaan tadi, tetapi dia masih ragu-ragu. Oleh sebab itu ia menghadap Mencius, seorang yang bijaksana, dan bertanya, "Guru, apa penyebab seseorang menjadi terhormat dan mulia?"

"Mengapa kamu tanyakan hal itu kepadaku?" Mancius balik bertanya. Tzu Chin bungkam, bukan karena dia tiba-tiba menjadi bisu, tetapi karena dia malu mengemukakan alasan yang sesungguhnya. Untung saja Mencius tidak terus mendesaknya.

Pertanyaan kedua yang diajukan oleh guru yang bijaksana ini, "Menurut engkau sendiri, apa yang menyebabkan seseorang terhormat dan mulia?"

"Karena jumlah perkataan yang diucapkannya?" jawab Tzu Chin dalam nada bertanya.

"Tzu Chin, kenapa engkau tidak belajar dari alam?" sahut Mencius.

"Katak bersuara siang dan malam, namun banyak orang menyumpahinya. Selain itu, jumlah pekataan sang katak yang banyak ternyata tidak menghasilkan perubahan apa-apa"

Tzu Chin manggut-manggut mendengar ajaran sang guru. "Benar juga," pikirnya.

"Tetapi," lanjut Mencius, "ayam jago hanya berkokok sekali saja pada waktu fajar. Apa akibatnya?”

Tzu Chin tahu jawabannya. Namun sebelum ia sempat melontarkan jawaban, Mencius sudah terlanjur mendahului," Segala sesuatu di langit dan di bumi mengalami perubahan, pertanda pagi telah tiba.”

"Jadi?" tanya Tzu Chin. Ia mau tahu kesimpulan ajaran sang guru. "Lho, belum bisa menyimpulkan?" tanya Mencius heran atas kekurangcerdasan Tzu Chin. Tzu Chin menjadi kikuk dan serba salah. Oleh sebab itu Mencius tidak memperlama siksaan batin Tzu Chin karena ketahuan dungunya. Ia segera memberi kesimpulan, "Yang penting bukan banyaknya perkataan, tetapi perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya."

Mungkin Anda terlalu banyak berkata-kata. Ingatlah, bahwa Tuhan juga ingin agar Anda dapat diam sejenak bersama-Nya sehingga Dia bisa berkata-kata dalam hidup Anda. Sama seperti Maria yang duduk mendengarkan di dekat kaki Yesus.

Mungkin Anda merasa Anda orang yang tidak pandai berbicara dan berkata-kata. Sama seperti Musa yang mengaku berat mulut dan berat lidah sehingga tidak pandai bicara, namun membawa perubahan besar dalam kehidupan orang Israel. Sama seperti Yeremia yang mengatakan dirinya orang tidak pandai bicara karena masih muda namun tetap dipakai oleh Tuhan.

Seperti apapun Anda, ingatlah satu hal bahwa Yesus memanggil kita semua untuk hidup dan berkarya di dalam-Nya. Carilah hikmat Tuhan terhadap perkataan yang akan Anda keluarkan, sehingga perkataan Anda dapat menjadi berkat dan bukannya kebisingan saja bagi orang lain.***

Tidak ada komentar: