Akankah Bait Suci Orang Yahudi Dibangun Kembali?



(Pasal 9 buku "Exploding the Israel Deception).


Saat ini beberapa organisasi berkebangsaan Yahudi di Yerusalem sedang mempersiapkan pembangunan kembali Bait Suci  yang ketiga . Sebuah buku rohani Kristen yang terkenal berjudul "The Edge of Time (Di penghujung Waktu) oleh Peter dan Patti Lalonde, memberikan laporan sebagai berikut: "Sebuah model (maket) dari Bait Suci yang ketiga telah dibuat dan dipajang di kota Yerusalem kuno. Bahkan daftar calon-calon imam yang akan melayani di Bait Suci tersebut telah dibuat secara komputerisasi, dan pelajar-pelajar rabbinik telah di'training' untuk menjalankan ritual dan tata cara pengorbanan di Bait Suci seperti yang pernah berlangsung jaman dahulu."

Jutaan orang Kristen sekarang percaya bahwa memang betul Alkitab menubuatkan akan hal itu. Tapi apakah itu benar? Mungkinkah bahwa teori "Bait Suci yang ketiga" adalah suatu penipuan besar lainnya di akhir zaman ini?
Pertama-tama, mari kita fokuskan pada apa yang terjadi sebelum Bait yang kedua dihancurkan. Ketika Yesus Kristus mati, "tirai di Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah; dan terjadi gempa bumi." Matius 27:51.

Dengan merobek tirai itu, Allah yang Maha Kuasa memperlihatkan kepada umat manusia bahwa nilai dari korban-korban binatang sudah berakhir. Pelayanan dari Bait Suci telah tiba pada kesudahannya. Mengapa? Karena sudah ada Korban Agung yang dipersembahkan! Beberapa tahun kemudian, Paulus menulis dalam kaitannya dengan Bait Suci , 'Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua.

Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya." Ibrani 8:13. Pada tahun 70 Masehi, Bait Suci yang kedua dihancurkan oleh prajurit Roma.
Sekarang pikirkan sebentar. Akankah tangan pemeliharaan Tuhan membawa bangsa Yahudi untuk membangun Bait Suci ketiga? Akankah Bapa di surga memprakarsai dimulainya kembali pengorbanan-pengorbanan yang telah diakhiri oleh AnakNya? Ketika Yesus berteriak "Sudah selesai" (Yohanes 19:30), Dia mengakhiri semua upacara korban. Dia adalah Korban yang akhir (final)! Dengan demikian, tidakkah dengan memulai kembali upacara korban berarti menyangkal Yesus Kristus sebagai Mesias? Jika Israel benar-benar membangun Bait Suci ketiga dan mulai mempersembahkan korban-korban, akankah ini merupakan penolakan resmi secara nasional terhadap Juruselamat? Apa yang terjadi 2000 tahun lalu ketika pemimpin-pemimpin Israel secara resmi menolak Mesias mereka? Akibatnya adalah bencana! Lebih dari satu juta orang Yahudi mati terbunuh.

Ada tiga bagian dari Alkitab yang digunakan saat ini oleh umat Kristen untuk mendukung teori 'Bait Suci ketiga". Yaitu Daniel 9:27, berbagai kata-kata "Bait Suci" yang terdapat di kitab Wahyu, dan II Tesalonika 2:4. Namun dalam ketiga bagian tersebut tidak disebutkan apapun mengenai Bait Suci yang akan "dibangun kembali".

Dalam Perjanjian Lama, mayoritas dari Alkitab diarahkan kepada pembangunan kepada pembangunan Kemah Suci (tabernakel) di padang belantara, Bait Suci pertama dan Bait Suci kedua (keluaran pasal 25-40; I Raja-raja 6, Ezra 3-6). Tapi untuk pembangunan Bait Suci ketiga, tidak ditemukan dalam Alkitab. ***

Gereja Tanpa Tembok

ADA beberapa anggota narapidana yang dipenjara selama 20 tahun di Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia telah ditahbiskan untuk menggembalakan orang-orang Kristen di dalam penjara. Para narapidana ini, setelah dilayani dan didoakan untuk menerima Yesus, mereka dilatih menjadi pemimpin di dalam komunitas mereka di dalam penjara, sehingga mereka lebih efektif dalam pelayanan.

Ada beberapa perempuan (WTS) yang bertobat, dilatih untuk menjadi pemimpin atas teman-teman lainnya. Setelah dilihat hasil kepemimpinan mereka, maka mereka pun ditahbiskan untuk menggembalakan teman-teman WTS lainnya yang sudah bertobat menerima Yesus untuk menjadi Kristen. Ternyata strategi demikian sangat efektif untuk memenangkan jiwa.

Ada kelompok doa yang berjalan sepanjang perkampungan untuk berdoa dan memberkati rumah demi rumah di sepanjang jalan yang mereka lewati. Meskipun mereka sempat menjadi tontonan bagi orang banyak, tetapi pada akhirnya keluarga demi keluarga meminta untuk di doakan berbagai pergumulan hidup rumah-tangga mereka. Bahkan ada kelompok musik gereja yang mengadakan konser dengan lagu-lagu peperangan rohani dalam bahasa Inggris di dalam klub-klub malam, sehingga orang-orang di dalam diskotik dapat terhibur, tetapi lama kelamaan pengunjung berkurang sampai diskotik ditutup.

Apa yang digambarkan di atas adalah berhubungan dengan istlah gereja tanpa tembok yang dilakukan oleh Jim Yost salah satu misionaris dari Amerika. Untuk menyelesaikan amanat agung Tuhan Yesus harus ada suatu terobosan yang besar dalam penginjilan dan pola gereja harus berubah. Pertanyaannya apakah kita siap melakukan terobosan besar itu? Contoh-contoh di atas yang dilakukan Jim Yost di Papua adalah suatu terobosan besar Gereja tanpa tembok adalah gereja yang keluar.


Bagaimana menjadi gereja tanpa tembok?

Untuk menjadi gereja tanpa tembok, maka:
1. Gereja harus tetap berfokus kepada Misi.
Jim Yost, adalah seorang misionari Amerika yang menyerahkan seluruh hidupnya untuk melayani di Papua. "Jangan hanya berdoa untuk kebangunan rohani," kata Jim, "Sebab Allah telah mengirimkan kebangunan rohani tersebut. Dunia sedang menantikan kabar keselamtan dari Tuhan Yesus, tetapi kita sebagai gereja yang harus terjun ke dalam masyarakat untuk melayani mereka. Kita harus bergerak dan Tuhan yang akan menyertai kita dengan tanda-tanda dan mujizatNya."

2. Gereja harus menjadi jawaban bagi kebutuhan kota.
Tuhan kita adalah Tuhan yang selalu menyediakan kebutuhan umatNya. Ketika sedang memberitakan Injil, Yesus menyatakan diri kepada Paulus dan berkata, "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini," (Kis 18:9-10). Meskipun jumlah orang Kristen baru beberapa saja, tetapi Yesus menyatakan bahwa banyak umatNya di kota itu.

Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan telah menyediakan sejumlah orang yang akan datang kepadaNya. Karena itu, kita sebagai gereja harus melakukan seperti Paulus, yakni menjadi jawaban bagi kota dimana kita berada. Kita jangan hanya membatasi diri dengan tembok gereja kita, dan tidak peduli dengan kota kita yang berada di luar tembok gereja.

3. Gereja harus mendifinisikan ulang tentang murid Kristus.
Seorang murid Krsistus bukanlah saat ia maju ke depan altar untuk di doakan supaya menerima Yesus, tetapi ia harus memiliki komitmen untuk membayar harga demi panggilan Allah dalam hidupNya. Gereja tanpa tembok adalah gereja yang memiliki murid Kristus dengan sikap siap sedia membayar harga panggilan mereka demi mentaati Tuhan yang telah memanggil mereka.

Mengapa? Sebab istilah yang dipakai Yesus untuk mengutus murid-muridNya diterjemahkan sebagai melempar atau menendang mereka keluar untuk melayani. Jikalau kita tidak pergi untuk misi, maka kita akan ditendang keluar oleh Tuhan untuk melakukan misi. Sebab misi adalah hatiNya Allah sendiri, dimana Ia mengutus Yesus menjadi misionari pertama di dunia ini. Oleh karena misi itulah Yesus Kristus tidak menyayangkan nyawaNya sendiri, tetapi rela menyerahkanNya dan mati di atas kayu salib demi misi tersebut tergenapi. Itulah sebabnya, misi adalah nafas hidup gereja dan komsel harus bertanggung jawab atas misi tersebut. ***

(Sumber : ABLV)

Penjagaan Malaikat Tuhan

"Malaikat Tuhan berkemah disekeliling orang-orang yang takut akan Dia lalu meluputkan mereka." (Mazmur 34:8).

Pendeta John G. Paton, seorang Utusan Injil di Kepulauan New Hebrides, menceritakan pengalamannya sebagai berikut: Penduduk New Hebrides yang memusuhi para utusan gerejawi itu pada suatu malam mengepung markas besar para utusan gerejawi dengan tujuan mau membakar rumah pendeta John Paton, membunuh dia dan istrinya. Pada waktu itu John Paton dan istrinya sungguh-sungguh berdoa, agar Tuhan menolong mereka dari bahaya maut itu.

Pada waktu fajar menyingsing mereka sangat heran karena para pengepung itu telah lari pontang-panting. Setahun kemudian kepala suku itu bertobat menjadi Kristen; pendeta Paton menanyakan kepadanya, "Apa sebenarnya yang membuat para pengepung markas utusan gerejawi itu lari menghambur waktu fajar menyingsing?"

Jawabnya, "Siapa orang-orang yang pada saat itu bersama-sama pendeta?" Jawabn pendeta Paton, "Tidak ada siapa-siapa, hanya istri dan anak saya sendiri." Kata kepala suku itu, "Aku dan anak buahku melihat banyak orang laki-laki yang menjaga, ratusan laki-laki yang bertubuh besar berpakaian mengkilat dan pedang terhunus di tangan mereka. Mereka melingkari markas utusan gerejawi itu, sehingga kami semua takut dan lari meninggalkan rumah itu."

Sebagai seorang Kristen kita dapat mengetahui bahwa itu adalah malaikat Tuhan yang datang mengawal dan menjaga anak-anakNya yang berharap kepadaNya. ***

Alkitab Yang Bungkam Dalam Bahasa Nusantara (Indonesia Abad 17 & 18)



Berabad-abad lamanya, Alkitab merupakan sebuah kitab yang bungkam untuk kebanyakan orang di seluruh dunia. Ada tiga alasan yang menjadi penghalang sehingga isi Firman Allah itu umumnya tidak dikenal oleh orang-orang biasa. Mula-mula, pada zaman dahulu hanya ada satu cara untuk memperbanyak salinan-salinan Alkitab: dengan tulisan tangan. Jadi, salinan-salinan Alkitab itu sangat langka dan sangat mahal harganya. Juga, kebanyakan pemimpin umat Kristen pada zaman dahulu berpendapat bahwa jika orang-orang biasa diizinkan membaca Alkitab sendiri, pasti akan timbul banyak tafsiran yang salah. Jadi (menurut pikiran mereka), lebih baik jika hak istimewa untuk memiliki Alkitab itu dimonopoli saja oleh para rohaniawan.

Alasan ketiga ialah, kebanyakan Alkitab pada zaman dahulu masih ditulis dalam bahasa-bahasa kuno. Jadi, kebanyakan orang tidak dapat membacanya, pun tidak dapat mengerti isinya jika dibacakan oleh orang lain.
Mulai pada abad yang ke-15 dan ke-16, ketiga alasan yang menjadi penghalang itu berturut-turut dihapus.

Pertama-tama, seni cetak ditemukan oleh orang-orang Barat (walau pada hakikatnya orang-orang Timur sudah lebih dahulu menemukannya!). Buku lengkap yang pertama-tama dicetak ialah: Alkitab. Maka salinan-salinan Alkitab menjadi jauh lebih mudah diperoleh. Kemudian timbul Reformasi Protestan di benua Eropa.

Gerakan pembaharuan gereja itu menekankan bahwa tiap orang bertanggung jawab kepada Allah atas keadaan rohaninya. Jadi, belum cukuplah jika ia mendengar tafsiran Alkitab yang diberikan oleh orang lain; ia harus dapat mempunyai Alkitab sendiri, serta harus dapat mengerti isinya. Tentu saja, untuk dapat mencapai maksud tadi, Alkitab harus diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa yang biasa dipakai oleh kebanyakan orang. Dan justru itulah yang berlangsung di seluruh dunia, mulai pada abad yang ke-16. 

Namun Alkitab masih tetap merupakan sebuah kitab yang bungkam untuk kebanyakan orang di Nusantara. Memang sudah ada orang-orang Kristen di sini: Kaum Kristen Nestorian mulai datang ke kepulauan Indonesia pada abad yang ke-12, dan kaum Kristen Katolik mulai datang pada abad yang ke-14. Tetapi Alkitab-Alkitab yang mereka bawa itu tertulis dalam bahasa-bahasa asing, yang sulit dipahami oleh putra-putri Nusantara. Ada juga halangan khusus di Nusantara yang mencegah orang mempunyai dan membaca Alkitab, yakni: Orang-orang yang tinggal di berbagai-bagai pulau itu berbicara dalam berbagai-bagai bahasa pula. Jika seorang pelaut pergi berlayar di Nusantara, belum tentu ia dapat bercakap-cakap dengan orang-orang di pulau tempat tujuannya.

Namun ada juga bahasa-bahasa yang umumnya dipakai kalau putra-putri Nusantara pergi ke pasar atau berdagang di pelabuhan. Salah satu bahasa perniagaan itu ialah bahasa Portugis; tetapi yang lebih umum lagi ialah, bahasa Melayu (yang sesungguhnya merupakan nenek moyang bahasa Indonesia). Anehnya, Alkitab mula-mula diterjemahkan ke dalam bahasa Portugis, bukan di negeri Portugis sendiri, melainkan di Nusantara!

Pada pertengahan abad yang ke-17, seorang anak laki-laki kecil dibawa dari Portugis ke kota Malaka, di semenanjung Melayu. Ketika ia masih berumur belasan tahun, bocah itu mulai percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamatnya. Dan pada umur yang masih sangat muda, mulailah dia menerjemahkan seluruh Kitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa ibunya. Kemudian, tatkala ia pindah dari Malaka ke Jakarta, ia sempat menyelesaikan terjemahannya itu. Ia juga menerjemahkan sebagian besar dari Kitab Perjanjian Lama. Tetapi lambat laun penjajah bangsa Portugis itu diusir dari seluruh Nusantara oleh penjajah bangsa Belanda. Karena itu makin lama makin sedikit orang yang menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa perdagangan antar pulau. Dan Alkitab masih tetap merupakan sebuah kitab yang bungkam untuk kebanyakan orang di kepalauan Indonesia. Anehnya, orang-orang yang mula-mula insaf bahwa Firman Allah seharusnya diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu bukannya para pendeta dan penginjil, melainkan para pelaut dan pedagang. Pada permulaan abad yang ke-17, seorang pelaut Belanda bernama Houtman ditangkap dan dipenjarakan oleh suku Aceh yang pada waktu itu terkenal cukup garang. Selama ditahan di Sumatera Utara, orang Belanda itu sempat belajar bahasa Melayu. Setelah dibebaskan, mulai pada tahun 1605 ia menerbitkan beberapa tulisan Kristen yangg sudah diterjemahkannya ke dalam bahasa Melayu.

Sementara itu, seorang pedagang bernama Albert Cornelisz Ruyl berlayar dari Belanda ke Indonesia pada tahun 1600. Ia menyadari bahwa Alkitab perlu dibaca oleh putra-putri Nusantara. Bahkan ia membujuk rekan-rekan sekerjanya sampai mereka rela membayar semua ongkos penerbitan untuk proyek terjemahannya itu. Pada tahun 1612 Ruyl sudah selesai mengalihbahasakan seluruh Kitab Injil Matius ke dalam bahasa Melayu. Tetapi baru tujuh belas tahun kemudian, hasil karyanya itu dicetak. 

Hanya sebagian saja dari Alkitab yang sempat diterjemahkan oleh A. C. Ruyl, pedagang Belanda tadi. Lagi pula, bahasa Melayu yang dipakainya itu sangat jelek. Misalnya, ia belum mengerti perbedaan antara "kita" dengan "kami." Kemudian, pada pertengahan abad yang ke-17, ada seorang pendeta Belanda bernama Daniel Brouwerius yang mulai insaf bahwa Alkitab masih merupakan sebuah kitab yang bungkam untuk kebanyakan putra-putri Nusantara. Ia pindah ke kepulauan Indonesia dan berhasil menerjemahkan seluruh Kitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa Melayu. 

Memang Pdt. Brouwerius sudah dapat membedakan "kita" dan "kami." Namun masih banyak kesalahan dalam Perjanjian Baru bahasa Melayu yang diterjemahkannya. Apalagi, seluruh Perjanjian Lama masih tetap merupakan sebuah kitab yang bungkam untuk kebanyakan orang di Nusantara.

Tujuh tahun setelah Kitab Perjanjian Baru terjemahan Brouwerius itu diterbitkan, seorang pendeta tentara tiba di Jawa Timur. Namanya Dr. Melchior Leydekker. Di samping menjadi seorang pendeta, ia juga seorang dokter. Pada tahun 1678, Dr. Leydekker pindah lagi dari jawa Timur ke Jakarta, dan tetap tinggal di ibu kota selama sisa umurnya.

Dr. Leydekker menjadi pandai sekali berkhotbah dalam bahasa Melayu. Jadi, pada tahun 1691 dialah yang ditunjuk untuk mulai menyiapkan suatu terjemahan seluruh Alkitab dalam bahasa yang dapat dipahami di seluruh Nusantara.

Selama sepuluh tahun Dr. Leydekker bekerja dengan tekun. Terjemahan seluruh Kitab Perjanjian Lama dihasilkannya. Lalu ia terus mulai mengalih-bahasakan Kitab Perjanjian Baru.

Menjelang tahun 1729, naskah terjemahan baru dari Alkitab lengkap itu dua kali disalin dengan tulisan tangan: sekali dalam huruf Latin, dan sekali lagi dalam huruf Arab. Kedua naskah itu masing-masing dikirim ke Belanda dalam dua kapal yang berbeda. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa walau satu naskah jadi hilang di dasar laut, namun naskah yang satunya lagi itu masih akan tiba dengan selamat. Salah seorang penyuntingnya juga berlayar ke tanah airnya, untuk mengawasi proyek penerbitan yang besar itu.

Kitab Perjanjian Baru terjemahan Leydekker keluar pada tahun 1731. Lalu Alkitab lengkap terjemahan Leydekker diterbitkan pada tahun 1733. Maka akhirnya juga Firman Allah tidak lagi bungkam dalam bahasa Nusantara! ***

Sumber: Sabda

Kepribadian dibentuk sejak dari dalam kandungan Ibu

" ......buah kandungan adalah suatu upah."   (Mazmur 127:3b)

Greenarce (1941) dan Fodor (1949), ahli psikoanalisa, berpendapat bahwa pembentukan kepribadian seseorang sebenarnya dimulai sejak dari dalam kandungan ibu; hal itu dibuktikan oleh hasil risetnya terhadap tikus putih. Mereka ingin memperoleh jawaban terhadap pertanyaan, "Apakah stres pada induk tikus yang bunting itu akan mempengaruhi keturunannya?"

Sepuluh tikus jantan dan betina difungsikan sebagai induk; kemudian 60 ekor keturunannya diselidiki. Bermula, 5 tikus betina digunakan sebagai percobaan, dilatih untuk bereaksi menghindarkan diri dari shock elektris yang ditandai dengan dengungan bel. Kemudian 5 tikus betina yang digunakan sebagai percobaan itu dikawinkan. Setelah 5 tikus betina tersebut diketahui sedang bunting, maka 5 tikus itu di-shock elektris dengan bunyi dengungan bel.

Hasilnya: anak-anak tikus yang dilahirkan oleh induknya yang dalam keadaan aman dapat lari-lari dengan lincah dan riang. Namun anak-anak tikus yang dilahirkan oleh induk yang sedang dalam keadaan stres oleh sebab mengalami shock elektris kelihatan takut-takut dan bersembunyi-sembunyi.

Diterapkan dalam kehidupan manusia, kehamilan seorang wanita atau gadis sebagai akibat hubungan gelap diliputi dengan ketakutan itu akan mempengaruhi janin dalam kandungan dan membentuk kepribadian yang takut-takut. Kehamilan yang tak diharapkan terjadi, namun toh terjadi juga; akan mempengaruhi kepribadian bayi yang dalam kandungan itu. Buah kandungan sebagai upah dari Tuhan haruslah dijaga baik-baik agar melahirkan anak-anak yang lincah, ceria, optimis, terbuka. ***

Sisi Baik Dari Belalang



Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik (Ibrani 10:24)
           
 Satu ekor belalang saja tampak tidaklah terlalu berarti tatkala ia melompat-lompat sendiri di padang rumput. Namun ketika satu ekor belalang itu menggabungkan kekuatan dengan belalang-belalang lainnya, gerombolan belalang yang terbentuk itu dapat melahap seluruh tumbuhan dalam satu wilayah dengan sangat cepat.          
     
Belalang-belalang itu menunjukkan kekuatan dari persatuan yang mereka galang. Apa yang tidak dapat mereka lakukan secara sendiri-sendiri, dapat mereka tangani secara bersama-sama. Dalam kitab Amsal, Agur yang bijak dengan cermat mengamati bahwa, "belalang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur" (Ibrani 30:27).
     
Kita dapat menarik suatu pelajaran dari gambaran tentang belalang tersebut. Orang-orang Kristen dapat melakukan hal yang lebih baik bagi Kristus tatkala mereka bertindak dan berdoa bersama-sama daripada melakukannya secara sendiri-sendiri. Ketika orang-orang Kristen bersatu dalam pelayanan bagi Tuhan, mereka dapat menjadi kekuatan yang hebat bagi kemuliaan Allah.
    
 Meskipun Perjanjian Baru meminta kita agar memiliki iman secara pribadi kepada Yesus Kristus, tetapi hal ini tidaklah berbicara tentang iman yang sendiri. Kita membutuhkan orang-orang Kristen lain, dan orang-orang Kristen lainnya juga membutuhkan kita.
     
Marilah kita bersukacita karena kekuatan dan persekutuan dalam kesatuan dengan tubuh Kristus. Gereja yang baik akan merefleksikan "sisi baik dari belalang" dengan kasih dan kesatuan di dalam Roh Kudus.

DUA ORANG KRISTEN AKAN LEBIH BAIK DARIPADA SATU JIKA MEREKA BERSATU

Penjual Tempe

Ada seorang hamba Tuhan (dari Surabaya), yang menceritakan kesaksian seorang ibu penjual tempe.
Peristiwanya terjadi di sebuah desa di Jawa Tengah. Seorang ibu setengah baya tersebut sehari-harinya adalah penjual tempe di desanya. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.

Pada suatu hari, seperti biasanya, pada saat ia akan pergi ke pasar untuk menjual tempenya, ternyata pagi itu, tempe yang dibuat dari kacang kedelai itu masih belum jadi tempe alias masih setengah jadi. Ibu ini sangat sedih hatinya. Sebab jika tempe tersebut tidak jadi berarti ia tidak akan mendapatkan uang karena tempe yang belum jadi tentunya tidak laku dijual. Padahal mata pencaharian si ibu hanyalah dari menjual tempe saja agar ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam suasana hatinya yang sedih, si ibu yang memang aktif beribadah di gerejanya teringat akan firman Tuhan yang mengatakan bahwa Tuhan dapat melakukan perkara-perkara ajaib, bahwa bagi Tuhan tiada yang mustahil.

Lalu ia pun tumpang tangan di atas tumpukan beberapa batangan kedelai yang masih dibungkus dengan daun pisang tersebut. "Bapa di surga, aku mohon kepadaMu agar kedelai ini menjadi tempe. Dalam nama Yesus, Amin." Demikian doa singkat si ibu yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Ia yakin dan percaya pasti Tuhan menjawab doanya. Lalu dengan tenang ia menekan-nekan dengan ujung jarinya bungkusan bakal tempe tersebut. Dengan hati yang deg-degan ia mulai membuka sedikit bungkusannya untuk melihat mujizat kedelai jadi tempe terjadi. Lalu apa yang terjadi. Dengan kaget dia mendapati bahwa kedelai tersebut ... masih tetap kedelai.

Si ibu tidak kecewa. Ia berpikir bahwa mungkin doanya kurang jelas di dengar Tuhan. Lalu kembali ia tumpang tangan di atas batangan kedelai tersebut. "Bapa di surga, aku tahu bahwa bagiMu tiada yang mustahil. Tolonglah aku supaya hari ini aku bisa berdagang tempe karena itulah mata pencaharianku. Aku mohon dalam nama Yesus, Amin." Dengan iman ia pun kembali membuka sedikit bungkusasn tersebut. lalu apa yang di lihatnya?  Kedelai masih tetap kedelai belum menjadi tempe.

Sementara hari semakin siang dimana pasar tentunya semakin ramai. Si ibu dengan tidak merasa kecewa atas doanya yang belum terkabul, merasa bahwa bagaimanapun sebagai langkah iman ia akan tetap pergi ke pasar membawa keranjang berisi barang dagangannya itu. Ia berpikir mungkin mujizat Tuhan pasti akan terjadi di tengah perjalanan ia pergi ke pasar. Lalu ia pun bersiap-siap  untuk berangkat ke pasar. Semua keperluannya untuk berjualan tempe seperti biasanya sudah disiapkannya. Sebelum beranjak dari rumahnya, ia sempatkan untuk tumpang tangan sekali lagi. Bapa di surga, aku percaya Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju pasar. Engkau akan mengadakan mujizat buatku. Dalam nama Yesus, Amin."

Lalu ia pun berangkat. Disepanjang perjalanan ia tidak lupa menyanyikan beberapa lagu puji-pujian. Tidak lama kemudian sampailah ia di pasar. Dan seperti biasanya ia mengambil tempat untuk menggelar dagangannya. Ia yakin bahwa tempenya sekarang pasti sudah jadi. Lalu ia pun membuka keranjangnya dan pelan-pelan menekan-nekan dengan jarinya bungkusan tiap bungkusan yang ada. Perlahan ia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Ternyata kacang kedelai belum berubah. Si ibu menelan ludahnya. Ia tarik nafas dalam-dalam. Ia mulai kecewa kepada Tuhan karena doanya tidak dikabulkan. Ia merasa Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan kepadanya. Selanjutnya dengan perasaan putus asa si ibu hanya duduk diam memperhatikan dagangannya. Ia sadar bahwa siapa yang mau membeli tempe yang setengah jadi.

Sementara pasar sudah mulai sepi dengan pembeli. Ia melihat dagangan teman-temannya sesama penjual tempe yang tempenya sudah hampir habis. Rata-rata tinggal sedikit yang tersisa.
Tiba-tiba si ibu dikejutkan dengan sapaan seorang wanita, "Bu, maaf, saya mau tanya . Apakah ibu menjual tempe yang belum jadi!? Soalnya dari tadi saya sudah keliling pasar mencarinya."  Seeketika si ibu terperangah. Ia kaget dan ragu-ragu untuk menjawabnya, karena jangan-jangan saat ini kedelainya sudah jadi tempe.. "Bagaimana nih? ia pikir. "Kalau aku katakan iya, jangan-jangan tempenya sudah jadi. Siapa tahu tadi Tuhan sudah mengabulkan doanya."

Si ibu bergumul dalam hatinya, "Ya, Tuhan, biarlah kedelai ini tidak usah menjadi tempe karena sudah ada yang mau membelinya, tolonglah aku kali ini Tuhan. Dalam nama Yesus, Amin."
Lalu ia  pun membuka sedikit daun penutup kedelai itu. Lalu? apa yang dilihat ..... ternyata kedelai itu masih tetap seperti keadaan semula. Puji Tuhan! Ia bersorak dengan senang.

Singkat cerita, ternyata wanita tersebut memborong semua dagangan si ibu itu. Sebelum wanita itu beranjak pergi, si ibu penasaran kenapa ada orang mau membeli tempe yang setengah jadi. Ia bertanya kepada si wanita. Dan wanita itu mengatakan bahwa anaknya di Yogya mau tempe yang berasal dari desa itu. Berhubung tempenya akan dikirim ke Yogya jadi ia harus membeli tempe yang belum jadi, supaya agar setibanya disana, tempenya sudah jadi. ***

9 Karakter Yang Murni



Roma 1 : 8 - 15 - Yeremia 18:1-6
Bila kita melihat kehidupan para pahlawan iman, iman kita semakin dikuatkan. Salah satu tokoh yang patut kita teladani adalah Rasul Paulus. Dalam pasal pertama Kitab Roma, Paulus menyatakan 9 karakter Kristen yang murni.


1. Setiap orang Kristen seharusnya mengucap syukur. (Ay. 8)

Inilah yang dilakukan Paulus pertama kali saat menulis suratnya. Meskipun bukti menyatakan bahwa pendiri jemaat Roma bukanlah Paulus (kemungkinan Petrus atau rasul-rasul lainnya), tetapi Paulus bersyukur kepada Allah. Ia tidak iri hati atau cemburu. Setiap orang Kristen seharusnya wajib selalu mengucap syukur. Bukan saja karena gereja kita diberkati tetapi juga karena gereja lain diberkati.


2. Setiap orang Kristen seharusnya mempunyai komitmen yang tinggi. (Ay. 9a)

Paulus mengatakan bahwa dia melayani Allah dengan segenap hati. Paulus setia dalam panggilannya sebagai pemberita Injil. Dia tidak pernah berpikir untuk mengundurkan diri dan mencari pekerjaan lain, meskipun dia harus menderita karena Injil itu. Tidakkah kita juga harus setia dalam panggilan kita? Mengapa banyak anak Tuhan yang dulunya menggebu-gebu melayani Tuhan, tiba-tiba menjadi "keok?" Sebab komitmen mereka rendah.


3. Setiap orang Kristen seharusnya berdoa senantiasa. (Ay. 9b)

Doa Paulus tidaklah egois. Doanya tidak dipengaruhi dengan permintaan bagi dirinya sendiri, tetapi bagi jemaat Tuhan. Itulah yang menjadi perbedaan dengan doa-doa kita yang penuh dengan keegoisan. Kita menjadi manusia yang begitu individualistik dan tidak memikirkan orang lain.


4. Setiap orang Kristen seharusnya menyerahkan hidupnya secara total kepada Allah. (Ay. 10)

Paulus menyebut-nyebut "kehendak Allah" sebelum ia mengunjungi Roma, artinya, ia tidak mau pergi ke Roma hanya untuk menuruti emosi atau keinginannya belaka. Ia tahu bahwa hidupnya yang telah diserahkan kepada Allah, maka seharusnya ia juga taat kepada pimpinan Allah. Apakah hidup kita juga dituntun oleh kehendak Allah? Kalau anda hanya menuruti kehendak anda sendiri yang anda pikir baik, anda akan celaka.


5. Setiap orang Kristen seharusnya berguna bagi orang lain. (Ay. 11).

Kedatangan Paulus ke Roma adalah untuk memberikan karunia rohani supaya jemaat dikuatkan. Dengan kata lain, kedatangan Paulus adalah berguna bagi jemaat di Roma. Ada orang Kristen yang kedatangannya sama sekali tidak menghasilkan apa-apa, malahan terjadi perpecahan. Kalau anda datang ke rumah teman dan anda membawa gosip terbaru, berarti kedatangan anda tidak berguna.


6. Setiap orang Kristen seharusnya merendahkan diri. (Ay. 12)

Paulus tidak mentang-mentang sebagai rasul besar lalu ia merasa dibutuhkan oleh banyak jemaat. Tidak! Ia tidak menyombongkan dirinya. Malahan ia mengatakan bahwa kedatangannya ke Roma juga akan menghibur dirinya. Dengan kata lain, kedatangan Paulus ke Roma akan membawa berkat bagi dirinya juga. Kita juga tidak sepantasnya menyombongkan diri dengan mengatakan bahwa kita dibutuhkan banyak orang. Padahal orang lain yang kita anggap kecil dapat menjadi berkat bagi kita juga.


7. Setiap orang Kristen seharusnya berbuah. (Ay. 13)

Buah apa yang Paulus harapkan di Roma? Buah pertobatan! Buah ini bisa berarti buar roh, buah pelayanan, buah bibir yang memuliakan namaNya, atau buah apa saja - yaitu buah yang timbul dari dari hasil pertobatan. Kalau anda tidak berbuah alias hidup anda tidak ada perubahan, Tuhan akan berurusan dengan anda. Ingat, kapak disiapkan untuk menebang pohon yang mandul!!


8. Setiap orang Kristen seharusnya mempunyai kewajiban dan tanggung jawab. (Ay. 14)

bagi Paulus, memberitakan Injil bukanlah berdasarkan suka atau tidak suka. Paulus tahu itu. Karena itu ia berkata bahwa memberitakan Injil baginya adalah membayar hutang. Artinya, Paulus yang merasakan kekayaan kasih karunia Allah harus memberikan kembali kasih karunia itu

kepada orang lain. Kalau ia tidak melakukannya, ia seperti punya hutang. Bagaimana dengan anda? Apa tanggung jawab anda? Kalau anda belum memberitakan Injil, berarti anda masih berhutang.


9. Setiap orang Kristen seharusnya berkeinginan kuat. (Ay. 15)

Keinginan ini adalah kerinduan untuk melayani Allah. Saya tahu anda mempunyai banyak keinginan, tetapi apakah diantara keinginan itu ada keinginan untuk melayani Allah dengan sungguh-sungguh?

Renungan : Sudahkah anda mempunyai karakter-karakter separti diatas? Berdoalah kepada Tuhan, "Tuhan bentuklah aku sampai aku mempunyai karakter-karakter Kristus. " Dan melalui karakter Kristus ini biarlah hidup kita semakin menjadi terang bagi dunia ini. Amin ***

Beradaptasi Yang Positif

Konon, berjuta-juta tahun yang lalu planet bumi kita ini pernah ditubruk asteroid hingga memusnahkan binatang-binatang purba yang tidak mampu bertahan.

Tentu saja batu angkasa yang salah edar itu ukurannya super besar, sehingga jatuhnya ke bumi dapat merusakkan cuaca. Dinosaurus dan binatang-binatang serumpunnya pun tidak tahan akan suhu dingin yang luar biasa. Itu sebabnya kita hanya kenal dari fosil-fosilnya.

Andaikata makhluk-makhluk itu mempunyai intelegensi seperti manusia, mereka dapat beradaptasi untuk berbudidaya sehingga mampu bertahan. Sayangnya mereka tidak diberi anugerah itu.

Sesungguhnya dalam kehidupan kita sehari-hari pun diancam benturan-benturan permasalahan. Setiap hari kita dihadapkan pada interaksi, hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi. Pengaruh baik dan buruk dari zaman ke zaman saling ingin memenangkan kekuasaannya dan kekuatannya.

Biarlah anak-anak terang hanya menerima pengaruh dari Roh Kudus dalam hidup mereka.
"Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Roma 12:21) ***

Berikan Semangat Kepada Yang Letih Lesu

Udara Jakarta sangat panas. Sabtu siang itu aku pulang dari kantor dan memakai payung untuk melindungi kepalaku dari matahari yang menyengat. Di jalan di dekat rumah, seseorang yang sedang berjalan di belakangku memanggil: "Ci, Ci!" Aku menoleh. Seorang perempuan gemuk dengan wajah kuyu dan letih memanggilku. Rasanya aku pernah melihatnya.  "Enci masih ingat pada saya? Saya ini Ani (bukan nama sebenarnya). Dulu Enci pernah memperkenalkan saya sama bos di kantor Enci waktu saya sedang mencari pekerjaan!" katanya bertubi-tubi.  "Ya, saya ingat. Bagaimana kabarmu, Ani?" tanyaku.  "Sekarang saya sudah menikah dan mempunyai dua anak. Saya sedang dalam kesulitan!" demikian kata Ani.  "Lebih baik bicara di rumah saya saja!" kataku, lalu mengajak Ani ke rumahku. Betapa cepatnya waktu berlalu. Betapa cepatnya manusia berubah. Terakhir aku bertemu dengannya ia sudah mendapat pekerjaan di sebuah kantor. Waktu itu ia memakai blazer dan make up wajah yang rapi. Wajahnya pun berseri-seri. Sekarang ia begitu hitam dan lusuh. Di rumah kuberikan ia minum. Lalu aku mendengarkan ceritanya. Ia sudah berhenti bekerja karena perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Ia tinggal di rumah kontrakan di Bekasi dengan suami dan kedua anaknya yang masih kecil. Suaminya juga menganggur. Dulu mereka ke gereja, sekarang tidak lagi.

Tadi ia baru ke rumah familinya untuk minta bantuan, tapi tidak berhasil. Mendengar kisah sedihnya, diam-diam aku berdoa untuknya. Kemudian aku menasihatinya agar sabar dan jangan menjauhi Tuhan.
Pertolongan Tuhan selalu tersedia untuk anak-anak-Nya. Juga kuberikan uang semampuku untuk biaya transport pulang ke rumahnya dan sekedar untuk membeli sedikit makanan. Lalu bersama-sama kami berdoa. Aku berdoa agar Tuhan mengirimkan pertolongan, memberikan pekerjaan untuk dia dan suaminya, memberinya harapan. Aku berjanji akan mendoakannya setiap hari. Kemudian ia mengucapkan terima kasih dan berjalan pulang. Setiap hari aku mendoakannya dengan sungguh-sungguh.

Dua minggu kemudian ia menelponku. Dengan suara gembira iamengucapkan terima kasih dan berkata bahwa ia sudah mendapat pekerjaan. Aku sungguh mengucap syukur pada Allah yang sudah mendengar doaku.

Namun, ada kata-katanya yang membuat aku tertegun. Kata-kata itu berbunyi: "Ci, pada waktu ketemu Enci, sebetulnya saya sudah pada  titik putus asa. Saya sudah berpikir untuk bunuh diri. Tapi, setelah didoakan dan bercakap-cakap, saya merasa Tuhan masih mengasihi saya dan saya tidak boleh bunuh diri."

Tak terasa air mata saya mengalir. Saya ini bukan apa-apa, hanya  seorang ibu yang sederhana, namun Tuhan mau memakai saya untuk memberi harapan pada anak-Nya. Dua minggu kemudian Ani menelpon lagi.

Katanya suaminya juga mendapat pekerjaan dan mereka mulai datang lagi ke gereja. Dia mengatakan bahwa ia dan keluarganya bertekad akan setia kepada Tuhan Yesus. Pertolongan Tuhan sungguh luar biasa.

Teringat aku akan firman Tuhan dalam Yesaya 50:4 "Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid."

Kita tidak tahu apa yang terjadi esok. Namun dengan segala kelemahan dan keterbatasan kita, setiap hari kita bisa melaksanakan firman Tuhan tersebut, yaitu memberi semamgat baru pada yang letih lesu. Kita bisa menjadi berkat pada setiap orang yang kita jumpai dengan segala keberadaan kita.

Apa yang akan terjadi besok kita tidak tahu. Namun, hari ini Tuhan memberi kesempatan kepada kita untuk menjadi terang-Nya di dunia yang kacau balau ini. ***

 Widya Suwarna

Ekor dan Kepala

“ Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama, dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri “ ( I Korintus 3:8 )

Suatu kali, Ekor Ular dan Kepala Ular bertengkar. “ Hei, Kepala ! kenapa kamu yang selalu ada di depan dan aku hanya mengikutimu selalu dari belakang? Ini tak adil ! protes Ekor Ular. “ Aku punya mata, tentu saja aku yang memimpin untuk maju,”kata Kepala Ular.” Jika bukan karena gerakanku, bagaimana kamu bisa maju? Tanpa aku, kamu tidak bisa apa-apa, bentak Ekor Ular.” Aku bisa pergi kemanapun aku suka. Kamu tidak dapat berbuat apa-apa,”lanjut Kepala Ular.
Ekor Ular pun marah, ia melilitkan dirinya pada sebuah pohon dengan erat,”Ayo, sekarang bergeraklah jika kamu bisa, ujar Ekor Ular.

“ Aku akan bergerak tanpa peduli apa yang kamu lakukan,”kata Kepala Ular yang terus bergerak. Kepala Ular menarik dan terus berusaha berjalan dengan kekuatannya. Namun tetap tidak dapat bergerak sedikitpun. Akhirnya ia menyerah.” Baiklah kamu menang ! Kamu boleh memimpin untuk maju.” Sejak itu, Ekor Ular bergerak memimpin. Namun Ekor Ular tidak punya mata, akibatnya badan ular menabrak apapun sehingga badannya berdarah-darah. “ Baiklah Kepala, aku menyerah . kamu saja yang di depan. Ternyata, kita memang punya tugas sendiri.

Dalam buku “Temukan Sweet Spot Anda”, Max Lucado menulis, “ Jangan kuatir aka keahlian-keahlian yang tidak Anda miliki ! Jangan mengiginkan kekuatan-kekuatan yang di miliki oranga lain. Anda hanya perlu mengembangkan keunikan Anda. Dan lakukanlah itu untuk membuatperkara besar bagi Allah”

Mungkin ada kalanya kita iri pada rekan kerja kita, yang selalu keluar kantor dengan mobil, bertemu dengan klien yang menarik, dan mendapatkan hasil yang luar biasa, sedangkan kita hanya di belakang meja. Kadangkala kita juga seringkali iri dengan pelayanan dari rekan kita yang lain, yang senantiasa di berkati dalam pelayanannya, seringkali di tekan, di cemooh, dihina , bahkan sampai di cekal, ia toh tidak membalas semuanya itu, dan ia senantiasa melaksanakan pelayanannya itu dengan baik, tanpa sedikitpun membawa batu sandungan bagi orang lain.

Kita yang sebagai mata, ingin menjadi ekor, tangan, kaki, kepala. Namun apakah kemampuan kita memadai untuk melakukan semuanya itu?
Seringkali tidak. Jadi lakukan saja panggilan kita dengan sebaik-baiknya. Asal kita dapat mencetak prestasi di posisi kita saat ini baik dalam pekerjaan dan pelayanan kita.

Tuhan memberkati



FT

Emas Murni

Amsal 17:3
Kui adalah untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, tetapi TUHANlah yang menguji hati.

Baca: Mazmur 57; Markus 7; Yesaya 65-66

Emas yang murni dan berharga lahir dari pemurnian dalam api. Perajin emas saat melebur emasnya di dalam api, tidak akan meninggalkan emas itu begitu saja. Karena jika ia melakukannya, maka emas itu akan rusak dan tidak bisa lagi dibentuk menjadi sebuah karya seni yang indah. Sebaliknya, perajin emas akan selalu berada di dekat api mengamati emasnya yang sedang terbakar di dalam api yang panas membara. Meskipun ia harus ikut merasakan panas dari proses peleburan itu.

Demikian juga dengan TUHAN kita. Sebagaimana perajin emas tidak pernah meninggalkan emas yang sedang dileburnya, BAPA juga tidak akan pernah meninggalkan kita. Meskipun untuk itu, BAPA harus turut merasakan setiap sakit yang kita rasakan. Yosua 1:5b berkata, “Seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”

Emas murni harus berada di dalam api cukup lama sampai semua kotoran dan ketidakmurnian yang terkandung di dalamnya terbakar habis. Darimana perajin emas tahu bahwa kotoran yang terkandung di dalamnya telah habis terbakar? Ketika ia bisa melihat bayangan dirinya pada emas yang sedang dileburnya itu. Demikian juga dengan hidup kita. Segala hal yang TUHAN ijinkan terjadi di dalam hidup kita hanyalah untuk memurnikan kita agar pada akhirnya Pribadi YESUS itu boleh nyata dan terpancar keluar melalui hidup kita.

Apakah Anda sedang merasa ‘terbakar’? Hal-hal ‘panas’ apakah yang sedang membakar hidup Anda saat ini? Ketahuilah BAPA Surgawi tidak akan meninggalkan Anda di dalam api satu menit lebih lama dari yang Anda butuhkan. Keinginan-Nya tidak untuk menyakiti Anda. Keinginan-Nya adalah untuk mengubah Anda menjadi sesuatu yang indah. Namun sebelum Ia bisa melakukannya, semua ‘kotoran’ di dalam hidup Anda harus dibakarnya sampai habis. Ketika ‘kotoran’ itu hilang, TUHAN pun akan melihat bayangan-Nya di dalam Anda. TUHAN hanya menginginkan yang terbaik untuk Anda. Terkadang, segala yang terbaik datang sebagai hasil dari pengujian.

Sepanjang kita hidup, ada masa kita akan merasa ‘panas’ dari waktu ke waktu. Tapi percayalah, Bapa telah menyiapkan yang terbaik bagi Anda. Meskipun Anda tidak dapat melihat kebaikan itu saat ini, namun tujuan-Nya hanyalah untuk membuat Anda menjadi pribadi yang indah dan cocok untuk dipersandingkan sebagai ahli waris Kerajaan Sorga. Ingatlah, bahwa di tengah-tengah ‘api’, Anda berada di tangan BAPA yang penuh kasih.

Tak ada emas murni tanpa melalui proses pembakaran. Tak ada pribadi YESUS dalam diri Anda tanpa melalui proses pemurnian hidup.

TUHAN YESUS memberkati Anda dan Keluarga….AMEN.

William Tjiia

Juice Buah dan Sayur



1. Juice Mangga

Obat asma, bronkhitis, sesak nafas, dan influensa berat Bahan: 200 g mangga masak pohon, 100 g air, 1/4 sendok makan jeruk nipis, 2sendok makan madu. Cara: Semua bahan dimasukkan ke dalam juicer.


2. Juice Kombinasi Buah

Melancarkan pencernaan, sembelit, dan kembung perut. Bahan: 100 g pepaya, 100 g apel, 100 g nenas, 2 sendok makan jeruk nipis, 2sendok makan madu, 200 cc air es. Cara: Semua bahandimasukkan ke dalam juicer.


3. Juice Melon

Membantu sistem pembuangan, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung dan stroke, dan mencegah penggumpalan darah. Bahan: 200 g melon, 2 sendok makan jeruk nipis, 2 sendok makan madu, 1 sendok makan sari jahe, 100 cc air es. Cara: Pembuatan sari jahe: jahe diparut, kemudian diperas untuk diambil sarinya. Semua bahan dimasukkan ke dalam juicer.


4. Juice Sirsak Nenas Pepaya

Memperlancar pencernaan makanan, anti sembelit, dan meningkatkan nafsu makan. Bahan: 250 g sirsak, 100 g nenas, 100 g pepaya, 2 sendok makan air jeruk nipis, 2 sendok makan madu, 100 cc air es. Cara: Sirsak dan air dibuat juice, diberi madu, dan air jeruk nipis. Nenas dan pepaya dipotong-potong berbentuk dadu kecil, campurkan potongan nenas dan pepaya dengan juice sirsak.


5. Wedang Melon dan Anggur

Membantu pembentukan darah, mencegah kerusakan gigi, dan menurunkan kolesterol. Bahan: 250 buah melon, 1/2 gelas air, 1/2 gelas gula pasir, 1/4 gelas sari jahe, 200 g anggur hijau. Cara: Melon dibuat bentuk bulat-bulat kecil, dinginkan dalam lemari es. Campurkan air, gula, dan sari jahe, didihkan hingga gula hancur. Setelah dingin masukkan ke dalam lemari es. Anggur dicuci bersih, lalu campurdengan melon dan larutan sari jahe.


6. Punch Asam Segar

Menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar kolesterol darah, memperlancar pencernaan, dan anti kanker. Bahan: 250 g belimbing masak, 2 sendok makan air jeruk lemon, 4 sendok makan madu, 300 ml sari jahe dingin, 250 ml air dingin, 1 buah jeruk manis, 200 ml es krim vanili. Cara: Potongan belimbing, sari jeruk lemon, dan madu diblender hingga halus; campurkan dengan sari jahe dan air dingin, kemudian diaduk hingga rata. Tuangkan dalam gelas-gelas saji dan diberi potongan jeruk manis serta es krim vanili.


7. Koktail Buah Berempah

Menurunkan tekanan darah tinggi, memperlancar pencernaan, menstabilkan kadar gula darah, dan mencegah penyakit jantung. Bahan: 1 l air, 150 cc madu, 50 g gula merah, 4 butir cengkeh, 10 cm kayu manis, 1/2 butir pala, 5 iris jahe (memarkan), 3 lembar daun pandan, 5 buah apel hijau, potong dadu, 150 g anggur hijau, 150 nanas, potong-potong kecil. Cara: Air dididihkan kemudian tambahkan madu, gula merah, cengkeh, kayu manis, pala, jahe, dan daun pandan. Campuran tersebut dimasak sampai mendidih dan gulanya larut. Selanjutnya adonan diangkat dan disaring. Masukkan potongan apel, nanas, dan anggur selagi larutan gula masih panas, kemudian ditutup. Sajikan dalam kondisi hangat.


8. Disko Apel

Mencegah dan menyembuhkan penyakit jantung, membantu sistem pencernaan, dan antikanker. Bahan: 400 ml juice apel, 200 ml juice melon, 200 ml juice jambu biji, 100 cc madu, potongan buah apel dan belimbing. Cara: Semua bahan dimasukkan dalam blender, kemudian diproses sampai halus. Hasilnya disimpan dalam lemari pendingin. Tuangkan ke dalam gelas saji.


9. Sari Bayam Alpukat

Antikanker, mencegah kurang darah, dan memelihara kesehatan kulit. Bahan: 200 g alpukat, 50g daun bayam, 400 ml air, 1 sendok makan madu. Cara: Bayam direbus dengan 400 ml air hingga sisa 200 ml.
Masukkan alpukat, bayam, dan air kemudian diblender bersama sampai halus. Selanjutnya disaring tanpa diberi madu terlebih dahulu. Masukkan ke dalam lemari es supaya dingin.

Sumber: Wirakusumah, Emma S. Buah dan Sayur untuk Terapi

Kebenaran Yang Dibukakan

Saya seorang pria berusia 27 tahun dari keluarga bukan Kristen. Sejak di bangku SMP, saya mulai tertarik dengan pelajaran agama, khususnya mengenai perbandingan agama. Saya juga aktif dalam kegiatan keagamaan di SMP. Saya menjadi lebih tertarik dengan ilmu perbandingan agama setelah saya nonton film tentang Yesus di TVRI bulan Desember 1988, menjelang Natal.
Saya dahulu tidak percaya dengan semua ajaran Kristen, baik itu Allah Tritunggal, dosa warisan, dan ajaran-ajaran Kristen yang lain, khususnya tentang penyaliban Yesus, yang katanya disalib untuk menebus dosa manusia. Ada beberapa pertanyaan yang janggal mengenai penyaliban Yesus, yaitu:
1. Benarkah Yesus disalib, sedangkan Ia sendiri adalah Tuhan? Bukanlah Tuhan itu maha perkasa? Mungkinkah Tuhan bisa mati di atas kayu salib?
2. Menurut ajaran agama saya, yang disalibkan adalah Yudas, karena ia telah mengkhianati Yesus dan Allah telah menolong Yesus naik ke langit. Benarkah Yesus disalib?
Saya mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Suatu kali, saya kembali menonton film Yesus yang disiarkan oleh RCTI pada perayaan Paskah. Setelah menonton film tersebut, saya mengirim surat ke sebuah yayasan penginjilan yang tertera di film tersebut dan mereka mengajak saya berdialog tentang ajaran-ajaran Kristen, baik itu tentang Allah Tritunggal, dosa warisan, dan penyaliban Yesus, kematian-Nya untuk menebus dosa kita. Roh Kudus bekerja dan memberikan saya pengertian tentang pertanyaan-pertanyaan saya.
Yesus bersabda, yang tercantum dalam injil Matius 20:17-19, yang berbunyi:
Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: 
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. 
Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." 
(Baca pula Markus 8:31, Lukas 18:31-34, Yohanes 12:20-36)
Dari keempat Injil tersebut telah menjawab pertanyaan-pertanyaan saya: Mengapa Yesus tidak berdaya waktu disalib? Mengapa Yesus tidak melawan dan diam saja padahal Ia adalah Tuhan? Ini jawabnya: karena Tuhan Yesus, di empat Injil sudah memberitahukan bahwa diri-Nya akan menderita, dan penderitaan Yesus itu untuk menggenapi segala yang telah dinubuatkan Allah melalui para nabi sebagaimana tercantum dalam kitab-kitab Perjanjian Lama.
Jika Tuhan melarikan diri, atau dengan kata lain ditolong oleh Allah naik ke langit dan Allah mengubah wajah Yudas menjadi Yesus, sehingga yang ditangkap dan disalib adalah Yudas, itu sama saja dengan Tuhan yang merusak rencana-Nya sendiri, karena Allah telah menubuatkan melalui para nabi, bahwa Anak Manusia akan menderita dan serahkan kepada orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Ini sama dengan orang yang telah membuat sebuah rencana matang, lalu di kemudian hari ia merusaknya sendiri. Allah adalah Allah yang membuat rencana dan rencana-Nya tidak akan dapat digagalkan oleh siapapun dan tidak mungkin diubah oleh-Nya, karena Ia maha yahu. Jika Allah yang telah membuat rencana, dan rencana-Nya kemudian diubah oleh-Nya oleh karena mungkin ada yang kurang baik dari rencana yang telah Ia buat, maka itu menunjukkan bahwa Allah yang demikian adalah Allah yang kurang maha tahu.
Lalu rencana matang apakah dengan kematian Yesus di atas kayu salib? Rencana matang itu adalah:
Kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib untuk menebus dosa kita, sebagaimana diterangkan dalam surat Roma 5: 
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. 
Juga tertera dalam 1 Korintus 15:3-6. Ini artinya, kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib adalah untuk menghapus dan menebus dosa-dosa kita. Ia adalah Tuhan, Juruselamat kita yang perkasa.
Dalam Lukas 18:31-34: 
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi. 
Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi, 
dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit." 
Akan tetapi mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu; arti perkataan itu tersembunyi bagi mereka dan mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan. 
Oleh karena pekerjaan Roh Kudus, maka saya boleh mengerti mengapa Tuhan Yesus harus mati di kayu salib. Itu bukan berarti bahwa Ia tidak mampu menolong diri-Nya sendiri, tetapi setiap dosa harus ada penebusan. Karena Allah adalah Allah Yang Maha Suci, sehingga tidak ada kemungkinan manusia yang sudah jatuh dalam dosa dapat menghampiri Allah. Kita dapat datang menghampiri Allah yang Maha Suci, apabila diri kita juga suci. Dan yang menyucikan kita adalah darah Yesus. Darah melambangkan hidup, oleh karena itu dalam Perjanjian Lama ada darah binatang yang dialirkan untuk berdamai dengan Allah dan penggenapannya adalah Darah Anak Allah sendiri, yaitu Yesus yang dialirkan untuk menebus dosa kita.
Dalam Matius 27:1-5, dijelaskan mengenai penyesalan Yudas yang telah menjual Yesus, bahwa ia mati bunuh diri. Ia menyesal, tetapi tidak bertobat. Sedangkan Petrus, yang telah menyangkal Yesus, menyesal dan bertobat. Kematian Yudas pun tertera dalam surat Kisah Para Rasul 1:18. 
Oleh karena pengertian yang telah diberikan, maka saya bertobat dan menerima Yesus yang adalah Tuhan, Juruselamat, dan Raja.
Ada satu keinginan saya setelah bertobat, bahwa saya ingin memberitakan kabar baik tentang Tuhan Yesus yang telah mati untuk menebus dosa dan telah bangkit dari kematian dan menang atas dosa. Saya terus mendalami akan iman Kristen dengan pemahaman teologia yang benar. 
Mengenai kesaksian ini yang dititikberatkan pada kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib adalah semata-mata untuk membuat kita paham mengenai rahasia yang telah Allah berikan kepada kita. Sebenarnya saya juga ingin mengulas tentang Allah Tritunggal, dosa warisan, namun biarlah tentang keduanya itu akan saya buat dalam bentuk buku.
Semua kesaksian mengenai iman saya kepada Kristus ini saya tulis bukan karena paksaan, tekanan, ataupun iming-iming, tetapi oleh karena kemurahan Tuhan yang rela memberikannya kepada saya ketika pencarian kebenaran selama 12 tahun.
Semoga kesaksian ini boleh menjadi berkat dan sebelum mengakhirinya saya ingin mengutip surat Roma 10:9:
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan
Tuhan Memberkati. AMIN
Budi S
sumber : www.pemudakristen.com

Keberadaan Yang Bermanfaat



Waktu saya masih kecil sering ikut ibu mencari dedaunan untuk jejamu. Ada daun tapak liman yang dapat dibuat menjadi minuman ringan yang dapat menderaskan ASI bagi wanita yang baru melahirkan. Daun dadap serep, setelah dipipis menjadi pilis untuk anak yang sakit panas. Daun sirih atau daun pace, dipanggang dengan minyak kelapa dapat dipakai sebagai obat bisul supaya cepat pecah. Daun pare dan bunga wijaya kusuma kering, sebagai obat asma; kembang sepatu sebagai param jika seseorang terkena penyakit eksim, dan masih banyak macam dedaunan lainnya.

Menurut ibu kami semua tanaman selalu punya khasiat yang berbeda satu dengan yang lain.

Pada suatu hari di musim kemarau panjang kami terpesona melihat mekarnya bunga-bunga bougenville dimana-mana. Ada yang merah, putih, kuning, ungu, jingga dan sebagainya. Semuanya bermekaran dengan sangat indah; tetapi hampir setiap orang yang kami tanya, tidak mengetahui khasiat bunga itu.

Tahukah anda, untuk apakah bunga bougenville itu diciptakan Tuhan? Walaupun mungkin kita tidak mengetahui, tetapi kita harus yakin bahwa semua tanaman yang Tuhan ciptakan selalu bermanfaat bagi kehidupan manusia. Karena kita belum menyelidikinya maka kita hanya menganggap sebagai tanaman hias belaka.

Marilah kita lebih dalam mengerti mengenai kepribadian kerabat kita, teman sekerja kita, tetangga kita, anggota gereja kita, bahkan anak, istri kita sekalipun. Keberadaan mereka akan sangat bermanfaat bagi kehidupan kita.

"Allah sudah memakai kuasa ilahiNya untuk memberikan kepada kita segala sesuatu yang diperlukan untuk hidup beribadat. Ia melakukan ini melalui apa yang kita ketahui tentang Yesus Kristus, yang telah memanggil kita untuk menikmati kebesaran dan kebaikanNya." 2 Petrus 1:3 (BIS). ***