Kalimat2 Motivasi



-> Orang melihat kesuksesan seseorang hanya satu persen, tapi mereka tidak pernah melihat 99 persen kegagalan yang pernah kita alami (Soichiro Honda)

-> Dunia membutuhkan pemimpi. Dunia juga memerlukan pelaku. Namun di atas itu semua, dunia membutuhkan pemimpi-pemimpi yang mewujudkan impiannya (Sarah Ban Breathnach)

-> Orang bijak bicara karena mereka mempunyai sesuatu untuk dikatakan, tapi orang dungu bicara karena mereka harus mengatakan sesuatu (Plato)

-> Anda tidak akan bisa menyeberangi lautan hanya dengan berdiri dan memandangi airnya saja (Rabindranath Tagore)

-> Siapa yang ingin sempurna dalam segala hal, ia tidak akan mendapatkan apa-apa (Eugene Delacroix)

-> Hidup itu cuma berpihak kepada mereka yang berani. Bukan yang cerdas, kuat, atau yang besar. Karena kecerdasan, kekuatan, atau apapun keunggulan dan potensi yang kita miliki tidak berarti apa-apa tanpa keberanian (Buya Hamka)

-> Pemenang membandingkan pretasinya dengan tujuan mereka, sedangkan seorang pecundang akan membandingkan prestasinya dengan apa yang telah dicapai orang lain (Nido Qubein)

-> Jika anda memutuskan untuk melakukan sesuatu, jangan sebut itu sebagai pengorbanan, karena sesungguhnya tidak ada orang yang memaksa anda untuk melakukannya (Aung San Suu Kyi)

-> Sebesar apa sukses anda diukur dari seberapa kuat keinginan anda, seberapa besar mimpi-mimpi anda,  serta bagaimana anda mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup anda (Robert T Kiyosaki)

-> Pengetahuan tidak akan memiliki makna jika anda tidak mempraktekkannya (Anton Chekhov)

-> Tujuan tanpa perencanaan hanyalah sebuah harapan (Larry Elder)

-> Jangan katakan hal-hal kecil dengan banyak kata-kata, tapi katakanlah sesuatu yang besar dengan sedikit kata (Pythagoras)

-> Anda mungkin kecewa jika anda gagal, tetapi anda akan hancur jika anda tidak pernah mencoba (Beverly Sills)

-> Yang membuat anda merasa berbahagia atau tidak berbahagia bukanlah 
    mengenai apa yang anda punya, siapa anda, dimana anda, atau apa yang 
    anda kerjakan. Namun tak lebih dari apa yang anda pikirkan (Dale Carnegie)

Kalimat Bijak Tokoh2 Dunia

“Kemenangan itu bak lingkaran gelombang di permukaan air, yang tak pernah berhenti melebarkan dirinya. Terus melebar hingga akhirnya hilang tak berwujud.”
William Shakespeare

“Menurut Anda, kapan kah manusia itu menjadi sosok paling tak berguna? Yaitu saat mereka tak bisa memerintah dan patuh pada perintah”
Goethe (1749-1832), sastrawan Jerman

“Kebahagiaan adalah momen keselarasan antara berpikir, bertutur kata, dan berperilaku”
Mahatma Gandhi (1869 – 1948)

“Memberi maaf sesama bukanlah suatu tindakan yang lahir situasional; namun merupakan suatu karakter yang tertanam”
Martin Luther King Jr (1929-1968)

“Di setiap kisah sukses, Anda akan menemukan seseorang yang membuat keputusan berani”
Peter Drucker Mahaguru Manajemen

“Pemimpin adalah sosok yang berkemampuan untuk membuat orang lain mengerjakan sesuatu yang tidak mereka inginkan, dan kemudian jadi menyukainya
Harry Truman

“Serangkaian kebiasaan seringkali terlalu ringan untuk kita rasakan, sampai akhirnya terlalu berat untuk bisa kita tinggalkan”
Warren Buffet Mahaguru Investasi

“Jika Anda tak pernah memutuskan berhenti, Anda tak akan pernah terkalahkan”
Ted Turner, Pendiri CNN

“Kedepankan sikap cermat untuk selalu tak terlihat. Kedepankan sikap misterius untuk selalu tak teraba. Maka Anda akan mampu mengontrol nasib kompetitor Anda”
Sun Tzu, Filsuf

“Jika Anda ’menguliti’ customer, pastikan Anda menyisakan kulit mereka agar tetap tumbuh. Sehingga Anda bisa terus ’menguliti’ mereka”
Nikita Khruschev, Mantan Pemimpin Sovi

“Sesaat saja Anda mulai berbicara tentang langkah apa yang harus dilakukan jika kalah, maka Anda sebenarnya telah kalah”
George Shultz, negarawan dan pebisnis

“Mereka yang mempunyai kesabaran akan mampu mewujudkan keinginannya.”
Benjamin Franklin, mantan presiden AS

“Komunikasi adalah aspek terpenting dalam marketing.”
Akio Morita mantan CEO Sony

”Suatu masalah penting yang kita hadapi tidak bisa diselesaikan dengan level pemikiran yang sama seperti kala kita memunculkan masalah itu.”
Albert Einstein, Ilmuwan

“Kehebatan sejati sebuah bangsa terbentuk dari prinsip-prinsip humanitas,”
Thomas Paine, Sastrawan

”Hidupkan imajinasi Anda, bukan pengalaman-pengalaman masa lalu.”
Stephen Covey, Mahaguru Leadership

”Kebotakan adalah cara Tuhan menunjukkan pada Anda bahwa Anda hanyalah manusia.”
Bruce Willis, Aktor Hollywood

”Masalah sebenarnya adalah soal apa yang akan Anda lakukan kepada penyelesai masalah setelah masalah itu terselesaikan.”
Gay Talese, Sastrawan

”Bukan apa yang Anda katakan. Namun bagaimana Anda mengatakannya.”
Louis Armstrong, Penyanyi

”Hidupkan imajinasi Anda, bukan pengalaman-pengalaman masa lalu.”
Stephen Covey, Mahaguru Leadership

“Lebih baik menjadi sosok yang ditakuti daripada dicintai, jika memang tidak bisa menjadi keduanya.”
Machiavelli, filsuf

“Dunia adalah negaraku, seluruh manusia adalah saudaraku, dan mengerjakan kebajikan adalah agamaku”
Thomas Paine (1737 – 1809), Patriot AS dan Filsuf

“Optimisme berkesinambungan adalah suatu pelipat ganda kekuatan.”
Collin Powell, Mantan Menlu AS

“Hidup yang tak terevaluasi adalah hal yang sia-sia.”
Socrates, Filsuf

“Saya tak tahu apa kunci sukses. Yang saya tahu, kunci kegagalan berpangkal pada perilaku menjilat semua orang.”
Bill Cosby, aktor

“Tak masalah jika seekor kucing itu berwarna hitam atau putih. Yang terpenting ia bisa menangkap tikus. “
Deng Xiaoping, Negarawan China

“Manusia berkembang jika melalui pengalaman hidup yang penuh kejujuran dan keberanian. Karena dari sanalah karakter tertempa.”
Eleanor Roosevelt (1884 – 1962)

”Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat.”
Soekarno (1901-1970)

“Persahabatan itu tidak sama dengan berbisnis. Karena ia tidak mendatangkan materi.”
Jane Austen, Penulis

“Integritas sejati adalah mengerjakan segala sesuatunya dengan benar, walaupun orang lain memperhatikan Anda atau tidak.”
Oprah Winfrey, Ratu Talk Show

“Jika kita tak dapat mengakhiri perbedaan yang ada. Paling tidak, marilah kita menciptakan dunia yang tentram dalam kondisi berbeda itu.”
John F. Kennedy, Mantan Presiden AS

Pengakuan Iman Rasuli

(Versi Protestan)

Aku percaya kepada Allah,
Bapa yang Mahakuasa,

Khalik langit dan bumi.

Dan kepada Yesus Kristus,

Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan kita

Yang dikandung dari Roh Kudus,

lahir dari anak dara Maria

Yang menderita sengsara

di bawah pemerintahan Pontius Pilatus,

disalibkan, mati dan dikuburkan,

turun ke dalam kerajaan maut

Pada hari yang ketiga bangkit pula

dari antara orang mati

Naik ke surga,

duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa,

Dan dari sana Ia akan datang

untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati

Aku percaya kepada Roh Kudus,

Gereja yang kudus dan am,

persekutuan orang kudus

pengampunan dosa

kebangkitan tubuh

dan hidup yang kekal. 

Amin

KESAKSIAN JIM CAVIEZEL, PEMERAN YESUS DALAM “THE PASSION OF THE CHRIST”

Jim Caviezel adalah aktor Hollywood yang memerankan Tuhan Yesus dalam Film “The Passion of the Christ”. Berikut refleksi atas perannya di film itu. Jim Caviezel adalah seorang aktor biasa dengan peran-peran kecil dalam film-film yang juga tidak besar. Pertan terbaik yang pernah dilakukannya (sebelum The Passion) adalah sebuah film perang yang berjudul “The Thin Red Line”. Itupun hanya salah satu peran dari bgitu banyak aktor besar yang berperan dal film kolosal itu. 

Dalam Thin Red Line, Jim berperan sebagai prajurit yang berkorban demi menolong teman-temannya yang terluka dan terkepung musuh, ia berlari memancing musuh kearah yang lain walaupun ia tahu ia akan mati, dan akhirnya musuhpun mengepung dan membunuhnya. Kharisma kebaikan, keramahan, dan rela berkorbannya ini menarik perhatian Mel Gibson, yang sedang mencari aktor yang tepat untuk memerankan konsep film yang sudah lama disimpannya, menunggu orang yang tepat untuk memerankannya. 

“Saya terkejut suatu hari dikirimkan naskah sebagai peran utama dalam sebuah film besar. Belum pernah saya bermain dalam film besar apalagi sebagai peran utama. Tapi yang membuat saya lebih terkejut lagi adalah ketika tahu peran yang harus saya mainkan. Ayolah…, Dia ini Tuhan, siapa yang bisa mengetahui apa yang ada dalam pikiran Tuhan dan memerankannya? Mereka pasti bercanda." demikian pikir Jim Caviezel. 

Besok paginya saya mendapat sebuah telepon, “Hallo ini, Mel”, kata suara dari telpon tersebut. “Mel siapa?”, tanya Jim bingung. Saya tidak menyangka kalau itu Mel Gibson, salah satu aktor dan sutradara Hollywood yang terbesar. Mel kemudian meminta kami bertemu, dan saya menyanggupinya. Saat kami bertemu, Mel kemudian menjelaskan panjang lebar tentang film yang akan dibuatnya. Film tentang Tuhan Yesus yang berbeda dari film-film lain yang pernah dibuat tentang Dia. Mel juga menyatakan bahwa akan sangat sulit dalam memerankan film ini, salah satunya saya harus belajar bahasa dan dialek alamik, bahasa yang digunakan pada masa itu. 

Dan Mel kemudian menatap tajam saya, dan mengatakan sebuah resiko terbesar yang mungkin akan saya hadapi. Katanya bila saya memerankan film ini, mungkin akan menjadi akhir dari karir saya sebagai aktor di Hollywood. Sebagai manusia biasa saya menjadi gentar dengan resiko tersebut. Memang biasanya aktor pemeran Yesus di Hollywood, tidak akan dipakai lagi dalam film-film lain. Ditambah kemungkinan film ini akan dibenci oleh sekelompok orang Yahudi yang berpengaruh besar dalam bisnis pertunjukan di Hollywood . Sehingga habislah seluruh karir saya dalam dunia perfilman.

Dalam kesenyapan menanti keputusan saya apakah jadi bermain dalam film itu, saya katakan padanya. “Mel apakah engkau memilihku karena inisial namaku juga sama dengan Jesus Christ (Jim Caviezel), dan umurku sekarang 33 tahun, sama dengan umur Yesus Kristus saat Ia disalibkan?” Mel menggeleng setengah terperengah, terkejut, menurutnya ini menjadi agak menakutkan. 

Dia tidak tahu akan hal itu, ataupun terluput dari perhatiannya. Dia memilih saya murni karena peran saya di “Thin Red Line”. "Baiklah Mel, aku rasa itu bukan sebuah kebetulan, ini tanda panggilanku, semua orang harus memikul salibnya. Bila ia tidak mau memikulnya maka ia akan hancur tertindih salib itu. Aku tanggung resikonya, mari kita buat film ini!" sahut Jim. 

Maka saya pun ikut terjun dalam proyek film tersebut. Dalam persiapan karakter selama berbulan-bulan saya terus bertanya-tanya, dapatkah saya melakukannya? Keraguan meliputi saya sepanjang waktu. Apa yang seorang Anak Tuhan pikirkan, rasakan, dan lakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membingungkan saya, karena begitu banyak referensi mengenai Dia dari sudut pandang berbeda-beda. 

Akhirnya hanya satu yang bisa saya lakukan, seperti yang Yesus banyak lakukan yaitu lebih banyak berdoa. Memohon tuntunan-Nya melakukan semua ini. Karena siapalah saya ini memerankan Dia yang begitu besar. Masa lalu saya bukan seorang yang dalam hubungan dengan-Nya. Saya memang lahir dari keluarga Katolik yang taat, kebiasaan-kebiasaan baik dalam keluarga memang terus mengikuti dan menjadi dasar yang baik dalam diri saya. 

Saya hanyalah seorang pemuda yang bermain bola basket dalam liga SMA dan kampus, yang bermimpi menjadi seorang pemain NBA yang besar. Namun cedera engkel menghentikan karir saya sebagai atlit bola basket. Saya sempat kecewa pada Tuhan, karena cedera itu, seperti hancur seluruh hidup saya. Saya kemudian mencoba peruntungan dalam casting-casting, sebuah peran sangat kecil membawa saya pada sebuah harapan bahwa seni peran mungkin menjadi jalan hidup saya. Kemudian saya mendalami seni peran dengan masuk dalam akademi seni peran, sambil sehari-hari saya terus mengejar casting.

Dan kini saya telah berada dipuncak peran saya. Benar Tuhan, Engkau yang telah merencanakan semuanya, dan membawaku sampai di sini. Engkau yang mengalihkanku dari karir di bola basket, menuntunku menjadi aktor, dan membuatku sampai pada titik ini. Karena Engkau yang telah memilihku, maka apa pun yang akan terjadi, terjadilah sesuai kehendak-Mu. 

Saya tidak membayangkan tantangan film ini jauh lebih sulit dari pada bayangan saya. Di make-up selama 8 jam setiap hari tanpa boleh bergerak dan tetap berdiri, saya adalah orang satu-satunya di lokasi syuting yang hampir tidak pernah duduk. Sungguh tersiksa menyaksikan kru yang lain duduk-duduk santai sambil minum kopi. Kostum kasar yang sangat tidak nyaman, menyebabkan gatal-gatal sepanjang hari syuting membuat saya sangat tertekan. 

Salib yang digunakan, diusahakan seasli mungkin seperti yang dipikul oleh Yesus saat itu. Saat mereka meletakkan salib itu dipundak saya, saya kaget dan berteriak kesakitan, mereka mengira itu akting yang sangat baik, padahal saya sungguh-sungguh terkejut. Salib itu terlalu berat, tidak mungkin orang biasa memikulnya, namun saya mencobanya dengan sekuat tenaga. 

Yang terjadi kemudian setelah dicoba berjalan, bahu saya copot, dan tubuh saya tertimpa salib yang sangat berat itu. Dan sayapun melolong kesakitan, minta pertolongan. Para kru mengira itu akting yang luar biasa, mereka tidak tahu kalau saya dalam kecelakaan sebenarnya. Saat saya memulai memaki, menyumpah dan hampir pingsan karena tidak tahan dengan sakitnya, maka merekapun terkejut, sadar apa yang sesungguhnya terjadi dan segera memberikan saya perawatan medis. 

Sungguh saya merasa seperti setan karena memaki dan menyumpah seperti itu, namun saya hanya manusia biasa yang tidak biasa menahannya. Saat dalam pemulihan dan penyembuhan, Mel datang pada saya. 

Ia bertanya apakah saya ingin melanjutkan film ini, ia berkata ia sangat mengerti kalau saya menolak untuk melanjutkan film itu. Saya bekata pada Mel, saya tidak tahu kalau salib yang dipikul Tuhan Yesus seberat dan semenyakitkan seperti itu. Tapi kalau Tuhan Yesus mau memikul salib itu bagi saya, maka saya akan sangat malu kalau tidak memikulnya walau sebagian kecil saja.

Mari kita teruskan film ini. Maka mereka mengganti salib itu dengan ukuran yang lebih kecil dan dengan bahan yang lebih ringan, agar bahu saya tidak terlepas lagi, dan mengulang seluruh adegan pemikulan salib itu. Jadi yang penonton lihat didalam film itu merupakan salib yang lebih kecil dari aslinya. 

Bagian syuting selanjutnya adalah bagian yang mungkin paling mengerikan, baik bagi penonton dan juga bagi saya, yaitu syuting penyambukan Yesus. Saya gemetar menghadapi adegan itu, Karena cambuk yang digunakan itu sungguhan. Sementara punggung saya hanya dilindungi papan setebal 3 cm. Suatu waktu para pemeran prajurit Roma itu mencambuk dan mengenai bagian sisi tubuh saya yang tidak terlindungi papan. Saya tersengat, berteriak kesakitan, bergulingan di tanah sambil memaki orang yang mencambuk saya. Semua kru kaget dan segera mengerubungi saya untuk memberi pertolongan. 

Tapi bagian paling sulit, bahkan hampir gagal dibuat yaitu pada bagian penyaliban. Lokasi syuting di Italia sangat dingin, sedingin musim salju, para kru dan figuran harus manggunakan mantel yang sangat tebal untuk menahan dingin. Sementara saya harus telanjang dan tergantung diatas kayu salib, diatas bukit yang tertinggi disitu. Angin dari bukit itu bertiup seperti ribuan pisau menghujam tubuh saya. Saya terkena hypothermia (penyakit kedinginan yang biasa mematikan), seluruh tubuh saya lumpuh tak bisa bergerak, mulut saya gemetar bergoncang tak terkendalikan. Mereka harus menghentikan syuting, karena nyawa saya jadi taruhannya.

Semua tekanan, tantangan, kecelakaan dan penyakit membawa saya sungguh depresi. Adegan-adegan tersebut telah membawa saya kepada batas kemanusiaan saya. Dari adegan-keadegan lain semua kru hanya menonton dan menunggu saya sampai pada batas kemanusiaan saya, saat saya tidak mampu lagi baru mereka menghentikan adegan itu. Ini semua membawa saya pada batas-batas fisik dan jiwa saya sebagai manusia. 

Saya sungguh hampir gila dan tidak tahan dengan semua itu, sehingga sering kali saya harus lari jauh dari tempat syuting untuk berdoa. Hanya untuk berdoa, berseru pada Tuhan kalau saya tidak mampu lagi, memohon Dia agar memberi kekuatan bagi saya untuk melanjutkan semuanya ini. Saya tidak bisa, masih tidak bisa membayangkan bagaimana Yesus sendiri melalui semua itu, bagaimana menderitanya Dia. Dia bukan sekadar mati, tetapi mengalami penderitaan luar biasa yang panjang dan sangat menyakitkan, bagi fisik maupun jiwa-Nya. 

Dan peristiwa terakhir yang merupakan mujizat dalam pembuatan film itu adalah saat saya ada diatas kayu salib. Saat itu tempat syuting mendung gelap karena badai akan datang, kilat sambung menyambung diatas kami. Tapi Mel tidak menghentikan pengambilan gambar, karena memang cuaca saat itu sedang ideal sama seperti yang seharusnya terjadi seperti yang diceritakan. 

Saya ketakutan tergantung diatas kayu salib itu, disamping kami ada dibukit yang tinggi, saya adalah objek yang paling tinggi, untuk dapat dihantam oleh halilintar. Baru saja saya berpikir ingin segera turun karena takut pada petir, sebuah sakit yang luar biasa menghantam saya beserta cahaya silau dan suara menggelegar sangat kencang (setan tidak senang dengan adanya pembuatan film seperti ini). Dan sayapun tidak sadarkan diri. 

Yang saya tahu kemudian banyak orang yang memanggil-manggil meneriakkan nama saya, saat saya membuka mata semua kru telah berkumpul disekeliling saya, sambil berteriak-teriak “dia sadar! dia sadar!” (dalam kondisi seperti ini mustahil bagi manusia untuk bisa selamat dari hamtaman petir yang berkekuatan berjuta-juta volt kekuatan listrik, tapi perlindungan Tuhan terjadi di sini).

“Apa yang telah terjadi?” tanya saya. Mereka bercerita bahwa sebuah halilintar telah menghantam saya diatas salib itu, sehingga mereka segera menurunkan saya dari situ. Tubuh saya menghitam karena hangus, dan rambut saya berasap, berubah menjadi model Don King. Sungguh sebuah mujizat kalau saya selamat dari peristiwa itu. 

Melihat dan merenungkan semua itu sering kali saya bertanya, “Tuhan, apakah Engkau menginginkan film ini dibuat? Mengapa semua kesulitan ini terjadi, apakah Engkau menginginkan film ini untuk dihentikan”? Namun saya terus berjalan, kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan. Selama itu benar, kita harus terus melangkah. Semuanya itu adalah ujian terhadap iman kita, agar kita tetap dekat pada-Nya, supaya iman kita tetap kuat dalam ujian. 

Orang-orang bertanya bagaimana perasaan saya saat ditempat syuting itu memerankan Yesus. Oh… itu sangat luar biasa… mengagumkan… tidak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata. Selama syuting film itu ada sebuah hadirat Tuhan yang kuat melingkupi kami semua, seakan-akan Tuhan sendiri berada di situ, menjadi sutradara atau merasuki saya memerankan diri-Nya sendiri. 

Itu adalah pengalaman yang tak terkatakan. Semua yang ikut terlibat dalam film itu mengalami lawatan Tuhan dan perubahan dalam hidupnya, tidak ada yang terkecuali. Pemeran salah satu prajurit Roma yang mencambuki saya itu adalah seorang muslim, setelah adegan tersebut, ia menangis dan menerima Yesus sebagai Tuhannya. Adegan itu begitu menyentuhnya. Itu sungguh luar biasa. Padahal awalnya mereka datang hanya karena untuk panggilan profesi dan pekerjaan saja, demi uang. Namun pengalaman dalam film itu mengubahkan kami semua, pengalaman yang tidak akan terlupakan. 

Dan Tuhan sungguh baik, walaupun memang film itu menjadi kontroversi. Tapi ternyata ramalan bahwa karir saya berhenti tidak terbukti. Berkat Tuhan tetap mengalir dalam pekerjaan saya sebagai aktor. Walaupun saya harus memilah-milah dan membatasi tawaran peran sejak saya memerankan film ini. 

Saya harap mereka yang menonton The Passion of Jesus Christ, tidak melihat saya sebagai aktornya. Saya hanyalah manusia biasa yang bekerja sebagai aktor, jangan kemudian melihat saya dalam sebuah film lain kemudian mengaitkannya dengan peran saya dalam The Passion dan menjadi kecewa.

Tetap pandang hanya pada Yesus saja, dan jangan lihat yang lain. Sejak banyak bergumul berdoa dalam film itu, berdoa menjadi kebiasaan yang tak terpisahkan dalam hidup saya. Film itu telah menyentuh dan mengubah hidup saya, saya berharap juga hal yang sama terjadi pada hidup anda. Amin. 

LORD Jesus bless you and me, now and forever. Amen.*** (sityb.wordpress.com)

Tiga Kata Ajaib

Di zaman modern ini sudah banyak orang yang sudah melupakan 3 kata ajaib ini, padahal 3 kata ajaib ini mampu menjadi jembatan dan membuka jalur komunikasi yang telah tertutup selama ini. TIDAK PERCAYA ?? AYO KITA BUKTIKAN !!
3 kata ajaib itu adalah: MAAF, TOLONG, TERIMA KASIH

MAAF

MATIUS 6:12, “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”

Memaafkan mengandung 4 macam arti : berdamai, melepaskan, mengampuni dan melupakan.

a. BERDAMAI

Ketika kita memaafkan seseorang atau meminta maaf atau kesalahan kita, sebenarnya kita sedang menaikkan bendera putih, meruntuhkan tembok pemisah dan membangun jembatan penghubung untuk memperdamaikan kedua belah pihak.

b. MELEPASKAN

Ketika kita menyakiti seseorang atau disakiti orang lain baik melalui perbuatan/perkataan , kita sebenarnya sedang menciptakan sebuah ikatan atau belenggu yang mengikatkan diri kalian berdua (si pembuat dan korban). Dan ketika kita memilih untuk tidak mengampuni dan melepaskan pengampunan, kita sedang mengikatkan diri dengan orang itu, dan otomatis persatuan terjadi yaitu persatuan dosa. Kita akan menjadi sama dengan orang yang terikat pada kita baik si pelaku dan korban. Permintaan maaf dengan disertai pengampunan akan membuka belenggu-belenggu dosa dan memberikan kemerdekaan yang seutuhnya.

c. MENGAMPUNI DAN MELUPAKAN

Ketika kita mengampuni sebenarnya kita sedang mematikan “sengat” yang ditimbulkan akibat luka-luka oleh perkataan atau perbuatan. Apa yang ditimbulkan akibat dari perbuatan orang itu memang tidak dapat dilupakan, namun kenangan akan perbuatan itu sudah tidak berpengaruh terhadap diri kita lagi. Kita akan memiliki cara pandang yang baru dalam menilai masalah itu, dan ketika menceritakannya kepada orang lain, kita tidak merasa sakit hati lagi karena kita menjadi manusia yang berbeda.


TOLONG

Galatia 6:2, “Bertolong-tolonganl ah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus

TUHAN menciptakan manusia sebagai mahluk social dan hidup dalam satu komunitas yang membutuhkan dan ada ketergantungan satu sama lain. Tidak ada manusia super di muka bumi ini, dan TUHAN memakai orang lain untuk melengkapi kekurangan dan kelemahan kita sebagai manusia.

Hidup tolong menolong menggambarkan sikap saling mengasihi dan peduli akan orang lain.

Banyak orang merasa takut melakukan hal ini, karena takut diperalat dan takut gengsinya turun. Menolong orang lain dan meminta pertolongan orang lain tidak akan menjatuhkan harga diri kita, malahan akan semakin meningkatkan harga diri kita karena kita akan dinilai sebagai orang yang rendah hati dan bermurah hati. Dan itulah yang TUHAN ingin kita lakukan sebagai anak-anak-NYA.


TERIMA KASIH

1 TESALONIKA 5:18, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”

Matius 22:39, “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

TERIMA KASIH menunjukkan 2 macam arti : Mengucap syukur, penghormatan dan penghargaan

a. MENGUCAP SYUKUR

Mengucap syukur adalah tanda kita berterima kasih atas pertolongan dan keterlibatan TUHAN secara adikodrati di dalam hidup kita.

b. PENGHORMATAN DAN PENGHARGAAN

Ketika kita menempatkan seseorang di atas kita, misal : pasangan, pemimpin, ketua. Respon kita kepada mereka akan berbeda dibandingkan dengan respon kita kepada orang yang dibawah kita, misal pembantu. Ketika orang-orang yang di atas kita memberikan pertolongan/ bantuan, dengan mudah kita memberikan ucapan terima kasih berkali-kali bahkan sampai membungkukkan badan. Tapi bandingkan takkala pembantu atau bawahan kita yang melakukannya, sangat jarang kita mendengar ucapan terima kasih ini.

FIRMAN TUHAN katakan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, siapa pun dia entah dia pembantu, tukang sampah, bahkan gelandangan sekalipun, ketika mereka memberikan pertolongan atau bantuan sudah menjadi tugas kita untuk berterima kasih. Dengan kita melakukan hal ini, itu berarti kita telah menghargai dan menghormati mereka sebagai ciptaan TUHAN.

Mari kita praktekkan 3 kata ajaib ini dalam keseharian kita. Dan anda akan melihat, dunia menjadi lebih indah dari sebelumnya. ***

Apakah Yang Dibicarakan Dalam Doktrin Eskatologi?

Definisi

Istilah eskatologi berasal dari kata "eskatos" yang berarti hal-hal yang terakhir (the last thing), maka eskatologi merupakan suatu bagian dari pelajaran teologi yang mempelajari tentang akhir zaman.

Intisari eskatologi adalah proses kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali serta kerajaan-Nya. Menurut Daniel 12:9, hal-hal ini "akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman." Tetapi melalui Kitab Wahyu, misteri ini telah dinyatakan (apokalupsis), sebab "waktunya sudah dekat" (Wahy 22:10).

Tujuan

Dengan mempelajari eskatologi, kita akan mengetahui bahwa pada suatu hari kelak akan terjadi kemenangan Tuhan yang sempurna atas dosa dan maut, serta akhir cerita yang mulia bagi mereka yang percaya kepada Tuhan. Hal-hal ini sangat berfaedah bagi kehidupan orang Kristen:

1. Meneguhkan iman kepercayaan kita
2. Meyakinkan pengharapan kita
3. Menggairahkan kasih dan pelayanan kita

Garis Besar

1. Tentang tanda-tanda akhir zaman. Tanda-tanda itu mengenai:

a. Situasi dunia
-   Kesengsaraan dan peperangan (Mat 24:4-8)

b. Bangsa Israel
-   Bangsa Israel kembali ke Palestina untuk mendirikan negaranya (Mat 24:32; Yeh 37:1-28)

c. Gereja
-   Bermunculan bidat-bidat dan kemurtadan (2Tes 2:3)

2. Tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali

a. Pengangkatan gereja (the rapture, the parousia or pressence)
    (1Tes 4:16-17; 1Kor 15:51-52)

b. Masa kesengsaraan (tribulition)

-   Munculnya Anti-Kristus (Wahy 13:2,13-14)
-   Peperangan di Harmagedon di mana negara-negara bersekutu di bawah komando Anti-Kristus untuk menyerang Israel dan melawan Tuhan (Wahy 16:12-16).

c. Tuhan datang dengan orang-orang kudusnya (Yud 1:14). Tuhan menghancurkan kuasa Anti-Kristus, dan mendirikan kerajaan-Nya.

3. Tentang kerajaan 1000 tahun (Millenium)

-   Kristus sebagai Raja (Wahy 13:2, 13-14)
-   Indah dan harmonis (Yes 35:1-7; 11:6-8; 65:25)

4. Tentang pengadilan terakhir

-   Tuhan mendirikan takhta putih yang besar (Wahy 20:11)
-   Lautan api: Nama lain untuk neraka atau jahanam yaitu tempat
hukuman iblis dan pengikutnya, serta orang jahat atau orang-orang yang tak beriman kepada Tuhan (Wahy 20:10,13-15)

5. Yerusalem baru

Ibukota bagi ciptaan Allah yang baru; tempat abadi bagi
orang-orang yang beriman kepada Tuhan (Wahy 21:2)

6. Hidup yang kekal
    (Wahy 22:5; Yes 66:22)

Kesimpulan

Dengan demikian, genaplah rencana Allah yang agung dan kekal untuk umat manusia dan alam semesta ini. Sebagai ciptaan Tuhan yang sudah diselamatkan dan berpengharapan yang kekal, kita hanya dapat mengatakan: "Oh, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah!" (Rom 11:33).***