40 Prajurit Setia



Pada waktu kaisar Nero memerintah kerajan Roma, ada sekelompok prajurit elit pendukung Kaisar yang diberi nama "Para Pembela Kaisar" . Mereka adalah orang-orang pilihan yang gagah perkasa dan diberi pengarahan untuk senantiasa membela dan mendukung kaisar Roma yang berkuasa. Pasukan ini sangat terkenal karena keperkasaan dan juga kesetiaannya kepada kaisar. Di medan pertempuran terlihat bahwa pasukan elit ini selalu bertempur dengan penuh keberanian, lebih dari prajurit-prajurit yang lain.

Pada suatu hari sampailah berita ke telinga kasisar Nero bahwa banyak anggota pasukan khusus ini menjadi orang Kristen. Maka ia segera mengeluarkan sebuah perintah kepada Vespasianus komandan pasukan elit tersebut untuk menghukum mati anggotanya yang menjadi Kristen.

Vespasianus merasa sedih sekali menerima perintah ini, sebab ia mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan anak buahnya. Dengan hati berat ia mengumpulkan pasukannya di sebuah tanah lapang di tepi danau yang membeku di musim dingin, dan bertanya kepada siapa saja diantara merteka yang sudah menjadi orang Kristen.

Ternyata ada empat puluh prajurit dengan gagah berani maju ke depan dan menyatakan dirinya sebagai orang Kristen. Vespasianus terkejut melihat jumlah yang cukup banyak itu, lalu ia memberikan kesempatan kepada mereka untuk segera menyangkal iman mereka dan kembali kepada penyembahan berhala yang dianut orang-orang Roma. Tetapi tidak ada seorang pun yang mau menyangkal iman mereka kepada Kristus.

Melihat kenyataan itu, Vespasianus berkata : "Perintah sang kaisar harus di taati, yang mengaku Kristen harus dihukum mati. Tetapi aku ingin tidak ada setetes darah pun tertumpah di tempat ini. Jadi, sekarang aku perintahkan kepadamu bagi yang tetap ingin menjadi, Kristen untuk membuka pakaiannya dan berjalan ketengah danau yang membeku ini dan tetap berada disitu sepanjang malam. Tetapi siapa diantara kamu yang mau menyangkali imanmu. Boleh segera datang ke tepi danau ini dimana teman-temanmu menunggu di tengah kehangatan api yang menyala dan makanan yang lezat. Siapa yang bertahan kepada imannya, harus tetap berdiri di tengah danau yang membeku itu!."imannya

Demikianlah empat puluh prajurit itu dengan setengah telanjang berjalan ke tengah danau yang membeku sambil menyanyikan pujian rohani : "Empat puluh prajurit, berjuang bagiMu ya Kristus, untuk meraih kemenangan yaitu mahkota kehidupan bagi kemuliaanMu!"

Empat puluh prajurit itu terus bernyanyi berjam-jam lamanya di tengah cuaca yang dingin membeku, sedangkan teman-temannya menyaksikan semuanya itu di tepi danau.

Makin lama suara nyanyian itu makin melemah seiring berlalunya waktu dan semakin dinginnya cuaca yang membeku di tengah malam. Menjelang pagi hari, seorang dari empat puluh prajurit itu merasa tidak tahan menjalani siksaan itu dan berjalan dengan susah payah ke tepi danau. Ia sudah menyangkali imannya dan meninggalkan tiga puluh sembilan temannya yang sedang berusaha untuk bertahan sampai akhir hayat mereka.

Vespasianus melihat prajurit yang seorang ini mendekati api yang menyala untuk menghangatkan badannya. Namun, ketika melihat ke tengah danau, ia melihat bukan hanya 39 prajurit yang sedang hampir mati karena kedinginan sepanjang malam tanpa pakaian dan makanan, ia juga melihat sebuah pemandangan luar biasa! Ia melihat pasukan malaikat berada di atas prajurit-prajurit yang setia itu dengan membawa mahkota gemerlapan, siap untuk dipakaikan kepada tiga puluh sembilan prajurit yang setia itu!

Dengan tidak ragu sedikit pun, Vespasianus melangkahkan kakinya ke tengah danau seraya menanggalkan pakaiannya dan bergabunbg dengan 39 prajuritnya. Melihat hal ini ke 39 prajurit itu kembali timbul semangatnya dan dengan sisa-sisa kekuatannya mereka menyanyikan pujian : "Empat puluh prajurit, berjuang bagiMu, ya Kristus, untuk meraih kemenangan yaitu mahkota kehidupan bagi kemuliaanMu ya Kristus!".

Demikianlah akhirnya empat puluh prajurit itu mati sebagai martir. Mereka telah terbukti setia sampai mati dan sesuai janji Tuhan Yesus mereka menerima mahkota kehidupan (Wahyu 2:10).

Tidak ada komentar: