HATI-HATI !! PERSELINGKUHAN Tak Selalu Berarti KONTAK SEKSUAL

Perselingkuhan bisa menimpa siapa saja. Ternyata, menangkal pernik-pernik perselingkuhan tidak semudah yang kita duga, karena godaan cukup besar.
Pertama-tama, marilah kita lihat definisi perselingkuhan. Perselingkuhan adalah hubungan pribadi di luar nikah,yang melibatkan sekurangnya satu orang yang berstatus nikah, dan didasari oleh tiga unsur:

1) saling ketertarikan
2) saling ketergantungan
3) saling memenuhi secara emosional dan seksual.

Perselingkuhan tidak selalu berarti hubungan yang melibatkan kontak seksual. Sekalipun tidak ada kontak seksual, tetapi kalau sudah ada saling ketertarikan, saling ketergantungan, dan saling memenuhi diluar pernikahan, hubungan semacam itu sudah bisa kita kategorikan sebagai perselingkuhan.

Ada beberapa tahapan perselingkuhan, yaitu :

Tahapan ketertarikan, yang terdiri dari ketertarikan secara fisik atau pun emosional. Karena tertarik pada seseorang, mulailah kita bercakap-cakap dan menjalin hubungan dengannya.

Setelah itu, kita mulai merasa tergantung dengannya. Kita merasa membutuhkan dia. Saat dia tidak hadir, kita merasa tidak nyaman,sehingga kita mulai menanti-nantikan dia.

Setelah rasa ketergantungan, mulailah proses saling memenuhi. Kita dengan dia merasa saling memenuhi kebutuhan emosional masing-masing. Misalnya, yang satu punya problem dengan keluarganya, lalu diceritakan kepada rekan yang dapat memenuhi kebutuhan emosionalnya, dan terus berlanjut. Biasanya, kalau ada unsur-unsur ini, hanya tinggal masalah waktu untuk terjadinya hubungan seksual antara kedua orang tersebut.

Perselingkuhan secara garis besar ada 2 macam.

Pertama, yang terjadi secara temporer, yaitu yang disebut orang Jakarta sebagai “jajan” atau “main-main perempuan / main-main lelaki”. Perselingkuhan jenis ini tidak melibatkan unsur-unsur di atas.

Kedua, yang lebih umum,yaitu perselingkuhan yang terjadi secara permanen, dalam pengertian sudah ada jalinan atau kontak batin, ada saling bagi emosi satu sama lain. Perselingkuhan jenis ini tidak mudah diputuskan, karena pasangan selingkuh tersebut dicintai. Mereka benar-benar sudah menjalin hubungan yang intim dan akrab, sehingga untuk memutuskannya terasa sangat sulit sekali.

Memulihkan Hubungan Yang Rusak Akibat Perselingkuhan :


Perselingkuhan memang sulit untuk diputuskan. Menurut pendapat saya, hanya jika perselingkuhan itu sendiri yang retak (artinya, pasangan selingkuh itu memang tidak cocok), barulah perselingkuhan itu bias putus dan si suami atau si istri kembali kepada pasangannya. Jarang saya melihat seorang pria yang sudah menjalin hubungan di luar nikah mau melepaskan hubungannya dengan pasangan selingkuhnya dan kembali kepada istrinya. Jadi, yang biasa terjadi adalah timbul keretakan antara hubungan selingkuh yang dijalin, dan mereka putus.

Perselingkuhan sulit diputuskan karena biasanya perselingkuhan dimulai dengan pernikahan yang sudah retak: ada masalah dalam pernikahan itu, ada kebutuhan yang tak terpenuhi, ada kekecewaan karena harapan yang tidak bisa dipenuhi. Keretakan itu mengakibatkan kerawanan terhadap masuknya orang lain dalam pernikahan kita. Sebab itulah, perselingkuhan tidak mudah diputuskan. Biasanya perselingkuhan retak dulu, baru yang bersangkutan bisa kembali kepada pasangan nikahnya. Sekalipun mau kembali, hubungan dengan pasangan nikah sering susah dipulihkan, karena pernikahan itu sendiri sudah tidak harmonis lagi. Jadi, untuk memulihkan hubungan yang sudah retak karena perselingkuhan, memerlukan dua tahap penyelesaian :

1) Memutuskan hubungan suami istri / suami dengan orang lain.

2) Mengharmoniskan hubungan suami istri.

Kedua tahap penyelesaian tersebut bisa memerlukan waktu panjang. Yang saya lihat, sejak seseorang bertekad untuk putus dan berjanji kembali pada istrinya sampai benar-benar putus bisa memakan waktu berbulan- bulan, bahkan bisa lebih dari setahun. Apalagi, bila yang bersangkutan belum yakin sepenuh hati untuk memutuskan hubungan dengan pasangan di luar nikahnya, waktu yang diperlukan akan lebih lama. Jadi persoalan semacam ini sangat kompleks. Sebab itu, langkah terbaik adalah pencegahan. Jangan memulai terlebih dahulu. Kalau sudah mulai, pemulihannya susah. Jadi, langkah pertama adalah jangan mencobanya.


Pernikahan yang bisa menjadi yang rawan terhadap perselingkuhan?

 Ada beberapa kategori pernikahan yang rawan terhadap perselingkuhan:
Pernikahan yang sudah lama bermasalah.  Pernikahan yang sudah lama kering kasih sayang dan cinta. Pernikahan bermasalah bila kebutuhan emosional dan seksual sudah tak terpenuhi dengan baik atau terganggu. Kebutuhan yang tak terpenuhi membuat kita secara tak sadar dan alamiah mencoba mencari pemenuhannya. Jika pemenuhannya tak terpenuhi di rumah, dicarilah pemenuhan di luar rumah. Pernikahan semacam ini sudah tidak memiliki cinta kasih. Yang ada hanya hubungan formal sebagai suami istri yang diikat oleh pernikahan dan anak-anak. “Malu kalau bercerai, apa kata orang luar?” Sebenarnya kasih adalah pengikat pernikahan yang sangat kuat. Kalau kasih sudah luntur, ikatan pernikahan mudah lepas. Pernikahan bermasalah membuat suami istri frustrasi sehingga menimbulkan kemarahan, percekcokan tiada henti, perbuatan melukai hati pasangan dan koreksi (kritik) yang terus-menerus. Dalam keadaan semacam ini, pasangan tersebut membutuhkan kelegaan, bagaikan tanah kering membutuhkan air yang sejuk. Waktu ada yang menyediakan dan meneteskan air yang sejuk itu, kita akan menyedot air itu dengan lahap. Jadi, kesimpulannya: kandidat pertama adalah orang yang lapar dan dahaga, rindu dan haus akan pemenuhan kasih.


Pernikahan yang tanpa tanggung jawab moral di dalamnya. Gaya hidup yang hampa pertanggungjawaban waktu dan tempat. Jika istri bertanya, “Jam berapa akan pulang”, dijawab, “Jangan banyak tanya”. Bila ditanya, “Mau pergi ke mana”, dijawab, “bukan urusanmu”. Sikap semacam ini adalah sikap tidak mau memberi pertanggungjawaban. Tipe ini mencakup tipe tidak ada pertanggungjawaban finansial, yaitu kita tidak tahu pendapatan suami atau istri kita. Suami istri harus saling tahu pendapatan masing-masing. Jadi, jika sebagian pendapatan keluar untuk perselingkuhan, pasangan akan tahu. Awalnya, mungkin tidak ada rencana berselingkuh saat dia tidak mau memberitahu gajinya. Namun, sistem seperti itu memudahkan dirinya berselingkuh. Tidak adanya pertanggungjawaban perilaku juga salah satu penyebab perselingkuhan.


Orang yang mempunyai perilaku seksual yang bebas sebelum menikah,seperti menggemari pornografi (termasuk membaca buku porno atau nonton film porno) dan pergi ke pelacur. Orang semacam ini pernah merasakan dan merekam banyak hal dari luar, dan akan menuntut hal yang sama dari istrinya. Karena istrinya tidak sama dengan orang lain atau tidak melakukan adegan yang pernah dilakukannya dulu, timbul ketidakpuasan yang menyebabkan dia bertanya-tanya “kapan saya dipuaskan?” Akibatnya, dia mencari kesempatan untuk dipuaskan. Siapa tahu dengan si ini, saya bisa dipuaskan. Karena itu, latar belakang yang tidak baik harus dikubur dan jangan pernah dibuka-buka kembali. Orang yang pernah menjadi alkoholik, tidak boleh mengatakan, ” I am recovered alcoholic” (saya pernah disembuhkan dari alkoholik), tapi seharusnya “I am recovering alcoholic” (saya masih terus disembuhkan dari alkoholik). Demikian juga dengan pornografi yang terus disembuhkan. Monster dalam diri kita tidak pernah mati, namun hanya sedikit lemas dan akan bangkit dengan kekuatan yang jauh lebih besar.


Orang yang masa kecilnya bermasalah, misalnya merasa tidak berharga, namun sekarang berharga karena sudah berhasil. Dulu tak dipandang, sekarang dipandang karena status ekonomi yang tinggi. Pemikiran semacam itu membuat kita haus penghargaan. Akibatnya, kita mudah tertarik dengan orang yang mengagumi dan menghargai kita. Apalagi, jika kita tidak dihargai di rumah. Latar belakang seperti ini membuat kita ingin menolong orang lain tanpa batas dan tanpa mengenal keterbatasan kita. Kita harus hati-hati terhadap dorongan yang terlalu besar untuk menolong orang, karena dorongan ini dapat membuat kita intim dengan seseorang. Keintiman membuat kita terus memikirkan dia dan problemnya setiap hari. Kita tidak lagi memikirkan istri, tetapi orang itu. Karena itu, dengarlah teguran istri, karena dialah yang bisa melihat kita kalau kita melewati batas. Kesimpulannya, orang ini pincang secara emosional dan tidak bias berjalan dengan tegap. Saat ada orang yang mengaguminya dalam kepincangannya, dia akan merasa dekat dengan orang itu.


Orang yang mengalami perubahan drastis dalam kehidupannya,misalnya kejatuhan ekonomi atau kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang dikasihi.Ia merasa Tuhan tidak menghiraukannya, dan akhirnya berlaku gila-gilaan seperti mabuk-mabukan. Saat-saat seperti ini sangat rawan. Sebaliknya, orang yang status ekonominya meningkat dengan cepat, juga termasuk dalam tipe ini, karena bisa kebablasan (tidak bisa mengendalikan diri). Orang yang mengalami perubahan drastis bagaikan orang yang tersesat, bingung dan kehilangan pegangan.


Pernikahan tanpa adanya kekuatan agama/iman kepada Tuhan, didalamnya. Lika liku naik-turunnya kehidupan, seperti orang yang mengalami perubahan drastis dalam kehidupannya, misalnya kejatuhan ekonomi atau kehilangan pekerjaan dan kehilangan orang yang dikasihi ataupun popularitas dan kekayaan yang datang mendadak, apabila tidak ada kekuatan iman di dalamnya, akan dapat dengan mudah sekali tergoda rayuan perselingkuhan. Perselingkuhan bisa menimpa siapa saja. Dan ternyata, menangkal pernik-pernik perselingkuhan tidak semudah yang kita duga, karena godaan yang cukup besar. Hanya iman kepada Tuhan, cinta dan kasih sayang terhadap pasangan dan keluarga, serta rasa sadar dirilah yang dapat menyelamatkan kita dari godaan 'Selingan Indah tapi Keluarga Tetap Utuh' ini:). ***

Tidak ada komentar: