8T dalam bekerja, sudahkah Anda terapkan



Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata bekerja. Jika saya boleh menjawab, hanya ada dua hal, yaitu bekerja adalah sebuah proses dan bekerja adalah hasil. Anda termasuk yang mana, silahkan renungkan.
Dalam sebuah kesempatan di kelas training karyawan pernah saya lemparkan sebuah pertanyaan kepada peserta, apa yang terlintas dalam benak Anda tentang hakekat bekerja. Jawabannya, bisa ditebak, hampir seluruh peserta mengatakan bekerja adalah untuk mendapatkan income (hasil) yang dapat diaktualisasikan sebagai rencana masa depan. 
Sebuah jawaban yang mungkin bisa mewakili kita dalam memandang hakekat bekerja. 
Bekerja adalah sebuah proses dan orientasi hasil 
Tuhan menciptakan manusia berbeda – beda baik bentuk, ciri – ciri maupun karakteristiknya sehingga adalah hal yang lumrah jika masing – masing individu memiliki pemahaman karakteristik yang berbeda – beda dalam memandang sebuah persoalan. Termasuk juga erat kaitannya dengan memandang hakekat bekerja. 
Jika saya adalah seorang pembuat roti maka saya akan berusaha menciptakan sebuah roti yang enak, lezat, murah sehingga disukai banyak orang. Pertanyaannya adalah bagaimana saya dapat membuat roti yang enak, lezat, murah dan disukai banyak orang itu? Jawabannya, saya harus menemukan metode yang tepat dalam proses pembuatan roti tersebut sehingga dapat menghasilkan roti yang berkualitas. 
Telah dikatakan di atas bahwa masing-masing individu memiliki pandangan yang berbeda dalam memahami hakekat bekerja. Ada yang bekerja dengan memprioritaskan dirinya pada sebuah metode ataupun proses dan ada pula yang bekerja lebih pada prioritas hasil yang akan diperoleh. Tak perlu banyak berdebat tentang dualisme ini yang terpenting jika kita petik benang merah adalah bahwa dalam setiap pekerjaan tak lepas dari adanya sebuah proses atau metode yang tepat agar kita mendapatkan hasil yang telah kita targetkan. 

8T dalam bekerja 
Kita sepakat bahwa dalam bekerja kita memerlukan sebuah metode yang tepat agar kita mendapatkan hasil yang kita inginkan. Dalam sebuah ruang lingkup perusahaan di mana di dalamnya terdapat sebuah skema struktur organisasi di mana masing – masing unsur dalam organisasi tersebut memiliki tanggung jawab masing – masing dari level bawah sekelas office boy atau cleaning service hingga level direktur atau komisaris. Persoalannya yang sering timbul adalah bagaimana memadukan semua unsur yang ada dalam struktur tersebut hingga bisa sejalan seirama sehingga semua unsur tersebut ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan. 
Sebuah komunikasi intensif diperlukan untuk merealisasikannya. Dari perspektif pengembangan sumber daya manusia setidaknya ada 8 metode yang bisa dilakukan dalam rangka meningkatkan kemajuan perusahaan yang disebut 8T, antara lain: 

Target 
Adalah sebuah patokan atau pijakan yang dijadikan tolak ukur sebuah keberhasilan. Kita mesti menyadari bahwa karyawan adalah subyek dari target tersebut, artinya bahwa target yang diberikan perusahaan merupakan manifestasi dari keyakinan perusahaan akan kemampuan atau kapasitas karyawan. Maka perusahaan yang maju adalah perusahaan yang yakin akan kemampuan karyawannya sehingga mampu memposisikan target yang akan ditentukan.Artinya perusahaan mesti memiliki target yang terukur (measurable) yang merupakan manifestasi dari kemampuan karyawan.\ 

Tools 
Merupakan sebuah hal yang lumrah jika saat ini telah banyak perusahaan yang menyadari bahwa seperangkat alat bantu (tools) dalam bekerja merupakan sebuah bagian yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan perusahaan. Alat bantu (tools) dapat berupa hard tools dan soft tools. Hard tools mengarah pada seperangkat alat bantu yang dapat dirasakan bentuknya dan keberadaannya secara fisik. Sedangkan soft tools merupakan alat bantu yang berbentuk sebuah metode kerja yang termanifestasi dalam format sistem prosedur. Perusahaan harus menyadari akan pentingnya keberadaan sebuah tools sebagai unsur penunjang pencapaian perusahaan. 

Training 
Semakin menjamurnya lembaga atau konsultan yang menawarkan jasa training pengembangan sumber daya manusia adalah sebuah indikasi akan pentingnya pembelajaran secara kontiyu dan berkesinambungan dalam ruang lingkup pekerjaan. Perusahaan perlu menyadari bahwa kompetisi serta persaingan usaha semakin hari semakin ketat, maka jika tidak ditopang oleh kualitas sumber daya manusia yang mumpuni, kelak lambat laun perusahaan akan tertinggal oleh perusahaan lain. Selain bersifat edukatif, training juga memiliki unsur komunikatif serta korektif. Dalam training kerap ada interaksi antar karyawan dalam menghadapi permasalahan pekerjaan yang pada kesimpulannya akan ditarik sebuah tindakan korektif dan nantinya tindakan korektif tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi agar karyawan berpikir pada arah preventif. 

Time 
Payung akan sangat berguna di saat kondisi hujan, air minum akan sangat bermanfaat saat kita merasa haus. Kata – kata di atas merupakan sebuah penegasan bahwa kita harus pandai – pandai memanfaatkan waktu yang kita punya. Dalam ruang lingkup pekerjaan yang harus kita perhatikan adalah kita harus bisa memanfaatkan waktu yang sedemikian cepat dengan hal – hal yang produktif. Maka tanamkanlah pada karyawan Anda bahwa waktu kita tidak banyak maka bergegaslah memanfaatkan waktu yang tidak banyak itu dengan hal – hal yang bermanfaat banyak. 

Truth & Trust 
Alangkah nyamannya bila dalam hubungan pekerjaan antara karyawan satu dengan yang lainnya dilandasi rasa saling jujur satu sama lain. Kejujuran dalam bekerja adalah modal berharga dalam membangun fondasi bernama kepercayaan. Dalam pekerjaan, kejujuran kita dapat dilihat dari seberapa transparan kita di saat menghadapi persoalan pekerjaan. Sikap transparan kita merupakan bukti tanggung jawab kita kepada perusahaan. Bila kejujuran dan kepercayaan sudah terpatri dalam sanubari setiap karyawan, niscaya kemajuan perusahaan bukanlah sebuah mimpi. 

Tracking 
Monitoring atau pengontrolan adalah hal yang harus diperhatikan dalam sebuah perusahaan. Pengontrolan berfungsi untuk memastikan apakah jalannya roda perusahaan sudah sesuai dengan koridor yang telah ditentukan guna mencapai tujuan perusahaan. Pada dasarnya pengontrolan yang baik adalah bagaimana masing – masing individu berusaha menjadi pengendali kontrol bagi dirinya sendiri, sebab hanya individu itulah yang memahami persis akan kekurangan dirinya. Internal kontrol ini akan efektif bila setiap karyawan memahami bahwa kontrol adalah sebuah kebutuhan bukan mencari kesalahan. 

Touch 
Karyawan meruapakan salah satu aset perusahaan. Keberadaannya merupakan unsur yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Rentetan tanggung jawab pekerjaan, kejaran waktu yang demikian cepat dan rutinitas kegiatan yang berputar terus – menerus tak ayal kerap membuat karyawan mencapai titik kejenuhan dalam bekerja. Perhatian atau sentuhan lebih dengan mencoba bertanya tentang hal – hal di luar pekerjaan seperti soal hobi, keluarga dan lain – lain setidaknya mampu menciptakan kenyamanan bagi karyawan. Perhatian semacam ini setidaknya mampu menciptakan suasana yang hangat antar karyawan sehingga akan berpengaruh pada suasana kerja. 

Mari kita renungkan bersama, sudahkah hal – hal di atas kita terapkan dengan benar.

sumber:Michael Kho

Tidak ada komentar: