Keuangan dan Kesulitannya

Pengertian dan kemampuan menangani keuangan secara tepat, harus menjadi prioritas utama setiap orang. Banyak ketegangan, keretakan keluarga, perselisihan dan frustrasi disebabkan, langsung atau tidak langsung, oleh uang. Seringkali suami istri bercerai karena ketidaksetujuan dalam soal keuangan. Keluarga Kristen tidak luput. Jika suatu keluarga tidak dapat membayar bon-bon hutangnya, atau dibebani oleh masalah-masalah lain berkaitan dengan keuangan, ia menjadi suatu kesaksian yang buruk. Sedikit sekali gereja yang membina warganya soal pertanggungan jawab keuangan.

Sebab-sebab utama Masalah Keuangan:

 1.  Sikap salah terhadap uang. Ketamakan dan  keserakahan  segera  membawa pada berbagai jenis kejahatan (lihat 1Tim 6:10). Gejala ingin cepat kaya melalui penanaman uang secara spekulatif, sering membawa pada berbagai bencana.
   
2.  Hidup  melebihi  kemampuan  seseorang.  Kegagalan untuk memperhitungkan secara matang, menyebabkan kebiasaan membelanjakan uang berlebihan. (Luk 14:28-30). Beberapa orang sangat lemah pada iklan dan mudah takluk pada barang menarik dan kreditan yang nampaknya menguntungkan.  
  
3.   Beli secara kredit. Nasihat terbaik bagi mereka yang sedang menghadapi kesulitan keuangan ialah menjauh dari toko dan ruang pamer dan menyetop kebiasaan berhutang. 
   
4.   Kebiasaan hidup enak. Membeli barang-barang yang tidak perlu, penggunaan minuman keras, tembakau, atau jajan makanan-makanan tambahan, adalah bagian dari kebiasaan hidup enak. Sebagai contoh, suami-istri yang menjadi perokok berat bisa menghabiskan lebih dari setengah juta rupiah per tahunnya untuk rokok saja.
   
5.  Pemikiran salah bahwa bertambahnya benda milik akan menghasilkan kepuasan dan kebahagiaan hidup. "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Luk 12:15).
   
6.   Kurang penganggaran: memperkirakan dan mengendalikan pengeluaran. Pendapatan kita akan habis terpakai sesuai cara kita memperlakukannya. Berikut kami usulkan cara mengatur keuangan, ke dalam persentase masing-masing pos pengeluaran. (Anda dapat menyesuaikannya supaya lebih cocok dengan keadaan anda).          
                                       
      Rumah       30%          Rekreasi dan liburan  5%
      Makanan    14%          Pakaian                    5%
      Transport    13%          Kesehatan                5%
      Asuransi      4%          Tabungan                  5%
      Hutang        5%           Macam-macam         4%     
                                        Perpuluhan              10%

Prinsip Alkitab tentang cara mengelola keuangan:

 1.  Hakekat masalah ini bersifat rohani, karena itu pengertian tentang Ketuhanan Yesus Kristus sangat hakiki. Pengelolaan keuangan adalah  ungkapan dari keadaan penyerahan utuh kita kepada kehendak Allah dan sikap kita tentang masalah-masalah kekal.
       "Bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan." (1Kor 10:26). "Kamu bukan milik kamu sendiri. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar!" (1Kor 6:19-20).
   
"... persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup yang kudus dan yang berkenan kepada Allah . . . Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:1,2).    
   
2.   Adanya pengertian bahwa kita adalah penatalayan (pengelola) dari segala hal yang Allah percayakan untuk kita kelola, adalah sangat penting. Kita bukan pemilik! Hidup kita, waktu kita, dan semua harta milik kita adalah pemberian Allah. Kita bertanggung jawab kepada Allah tentang semua itu, dan Dia akan meminta pertanggungan jawab kita (lihat Mat 25:14-30).
   
3.  Allah ingin agar kita bergantung kepada-Nya, bukan kepada benda-benda milik kita. "Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati." (1Tim 6:17) (lihat juga Ams 3:5,6; Fili 4:19 dan Mazm 37:25).
   
  4. Adalah rencana Allah bahwa kita, sebagai penatalayan memberikan sebagian dari pendapatan kita untuk Dia dan pekerjaan-Nya. "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." (Mal 3:10) (lihat juga Luk 12:34 dan Ams 3:9)  
   
"Walaupun sebenarnya seluruh uang kita adalah milik Allah, Alkitab mengajarkan kita untuk sedikitnya memberikan sepersepuluhnya sebagai ungkapan syukur kita kepada Allah. Anda tidak bisa membalik prinsip Alkitab. Alkitab menjanjikan berkat materi dan rohani bagi mereka yang memberi persembahan kepada Allah. Anda tidak mungkin memberi lebih dari yang Allah buat. Cobalah dan buktikan sendiri."    *** 

Tidak ada komentar: