Seorang teman saya, namanya Len, mengorganisir sebuah team musik yang
terdiri dari anak-anak muda untuk mengadakan persembahan di beberapa negara di
Timur Tengah. Dengan sedikit rasa gentar mereka menerima undangan untuk
melanjutkan perjalanan ke Afghanistan untuk mengadakan konser di Kabul.
Len membuat setiap anggota teamnya menuliskan setiap kata yang akan mereka
ucapkan di atas pentas, sesuai dengan persetujuannya. "Pemerintah di sini
sangat ketat," Len memperingatkan anggota teamnya. "Jika Anda
mengucapkan hal yang salah, Anda bisa saja berakhir di penjara dan membahayakan
nyawa umat percaya yang lain di negara ini. Hafal semua yang sudah ditulis, dan
jangan berani untuk menyimpang dari apa yang sudah disetujui saat Anda membuat
persembahan." Anak-anak belia itu mendengar dengan saksama saat dia
menggambarkan konsekuensi dari suatu langkah yang salah.
Sebelum malam konser resmi, team itu mengadakan persembahan musik kecil di
sebuah sekolah dan setelah itu di restoran, mereka menyanyikan lagu-lagu rakyat
serta tentang kasih dari Allah. Anak-anak muda itu dengan setia menuruti setiap
pedoman yang ditetapkan oleh Len, tidak ada yang improvisasi.
Di malam konser resmi di kota Kabul, hampir 1,000 orang Afghan mengisi
ruangan konser. Semuanya berjalan lancar sampai seorang anggota team yang muda
mulai menyimpang dari naskah asli.
Anak belia ini berkata, "Saya ingin memberitahu Anda tentang teman
baik saya, namanya Yesus, dan saya mau memberitahu Anda apa yang telah dia
kerjakan dalam hidup saya." Len yang berdiri di bawah pentas, mulai panik
dan memberi isyarat meminta anak itu berhenti. Tapi anak itu mengabaikan dia
dan melanjutkan untuk membagikan dengan terperinci bagaimana hidupnya diubah
setelah dia mengenal Allah yang hidup melalui Yesus.
Len berkata, 'Saya panik dan saya duduk di situ dengan kepala tertunduk
seolah-olah menanti pedang yang akan dijatuhkan.' Namun hal yang ajaib terjadi.
Setelah anak itu selesai, Menteri Kebudayaan Afghanistan berdiri dan berjalan
di atas pentas.
Dia berkata, "Kita telah melihat banyak anak-anak muda Amerika
melewati negara ini. Kebanyakan dari mereka datang ke sini mencari ganja, dan
mereka terlihat sangat kacau. Kami tidak pernah mendengar dari anak-anak muda
seperti Anda. Pesan tentang kasih Allah adalah pesan yang dibutuhkan oleh
negara ini. Saya sangat senang sekali mendengarkan Anda! Anda semua merupakan
teladan yang perlu dipanuti oleh anak-anak muda di negara ini. Saya ingin
mengundang Anda untuk memperpanjang kunjungan agar Anda dan team dapat
mengunjungi setiap kolej dan fakultas dan juga memberikan pesan yang sama di
Radio Kabul. Saya akan memfasilitasi semuanya."
Len tercengang mendengarnya.
Mereka mengganti tiket dan memperpanjang perjalanan mereka di Afghanistan.
Len berkata kepada anak-anak itu, 'Anda telah mendengar apa yang dikatakan oleh
Pak Menteri itu. Pak Mentari ingin kita menyampaikan pesan yang sama, jadi
jangan coba-coba mengganti sepatah pun!"
Selama lima hari, team musik itu mengadakan persembahan. Dan setelah setiap
persembahan selesai, anak-anak muda Aghan mengelilingi team itu dan
mengemukakan banyak pertanyaan.
"Beritahu lebih banyak pada kami tentang Yesus - kami mengenalnya
lewat Koran. Anda membicarakan tentang hubungan pribadi dengan Allah, dapatkah
Anda menggambarkannya? Bagaimana iman Anda mengubah Anda?
Sangat ajaib bagaimana Allah bisa bekerja lewat
siapapun, tidak kira apa usia kita! Yang penting kita siap untuk
mendengarkannya dan melangkah sesuai dengan apa yang Tuhan mau kita kerjakan.
(Cuplikan kesaksian dikutip
dari buku What good is God oleh Philp Yancey)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar