“Seorang pria bukanlah tentang tempat di mana ia hidup,
tetapi tempat di mana ia mencintai.” (Pepatah Latin)
John
sering bekerja lembur, menyediakan uang untuk keluarganya. Ia yakin bahwa hal
itu merupakan tugasnya sebagai seorang suami. Karena jarang berada di rumah, ia
tidak menyadari dampak dari kesibukannya terhadap fondasi keluarga yang ia
bangun. Sebelum ia menyadari, isterinya telah meninggalkannya. Dengan bingung
ia bertanya dalam hatinya mengapa isterinya meninggalkan dirinya. Tanda-tanda
sebenarnya sudah ada, tetapi John terlalu sibuk untuk menyadarinya. Faktanya,
ia sudah mengembangkan satu pola pikir yang tidak seimbang mengenai peran
sebagai seorang pria dan suami bertahun-tahun sebelum menikah dengan Susan isterinya.
Waktu
John muda, ia melihat ayahnya bekerja hingga malam. John percaya bahwa
identitas dan tingkat kesuksesan bergantung pada bagaimana orang lain melihat
keberhasilan yang ia capai. Kebutuhan akan dipuji membuatnya terobsesi dengan
pekerjaan.
“Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan,
demikian pula percakapan bodoh oleh banyak perkataan.” (Pengkhotbah
5:2)
John
bergumul agar bisa mengasihi dan menerima dirinya sendiri dan berusaha mendapat
pujian orang lain dengan bekerja ekstra keras, melebihi jam kantornya. Tetapi
ia mengabaikan keluarganya dengan anggapan bahwa membangun pernikahan yang kuat
tidak akan mendapat banyak pujian. Apakah arti menjadi seorang suami? John
pikir ia sudah tahu, ternyata belum. Anda tidak perlumebuat kesalahan yang
sama.
Berikut
sejumlah kualitas untuk membantu Anda memperoleh definisi yang benar menjadi
seorang suami dan hal-hal yang dilakukan suami.
1.Cinta ditunjukkan lewat pengorbanan dan komitmen.
Cinta
seorang suami berarti tidak mementingkan diri sendiri. Hal itu tidak selalu
berhubungan dengan keinginan seksual, di mana kegiatan itu biasanya hanya untuk
mencari kepuasan diri sendiri.
2.Kepemimpinan dan keberanian.
Seseorang
pemimpin harus terlebih dahulu belajar bagaimana melayani, kemudian baru ia
bisa memimpin melalui teladannya. Seorang suami butuh keberanian untuk mengakui
kesalahannya dan berpartisipasi dalam proses pertumbuhan kedewasaannya sendiri.
3.Prioritaskan isteri Anda.
Seorang
suami harus belajar mendahulukan kebutuhan isterinya, meletakkannya di atas
kebutuhannya sendiri, serta memberikan tanggapan, baik fisik maupun emosional.
Hal yang paling berharga jauh di atas aplaus orang banyak, penghargaan, uang,
kesuksesan dan perhatian adalah mencintai pasangan Anda sampai titik dimana
Anda rela memberikan hidup Anda untuknya. Sebagaimana teladan Tuhan Yesus
begitu mengasihi dunia ini sehingga ia rela mati di atas kayu salib.
4.Komunikasi dan ungkapan terima kasih.
Suami
harus terus-menerus belajar mengenal isterinya dan selalu berkomunikasi.
Pernikahan Anda “tidak sehat” bila Anda hanya percaya pada diri sendiri.
5.Kesatuan.
Perjanjian
pernikahan melambangkan kesatuan terbesar yang dapat dimiliki seorang pria.
Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menegaskan bahwa suami dan
isteri akan menjadi “satu daging.” Ada kesatuan dalam pernikahan yang lebih
bernilai dari sekedar kesatuan fisik. Jadi apakah arti menjadi seorang suami?
Ada banyak langkah yang harus diambil pria dalam pernikahannya, tetapi yang
pertama dan mungkin yang terpenting adalah komitmen pada diri sendiri untuk
memenuhi panggilan Tuhan sebagai pemimpin dan teladan bagi isteri dan
anak-anaknya.
–Daniel Huerta
sumber: www.gsjarantepao.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar