“Kita tahu sekarang, bahwa Allah
turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Roma 8:28
Fokus kita akan menentukan reaksi kita. Kita tidak boleh
terus menerus memfokuskan diri kepada kekurangan dan kelemahan kita. Kita harus
memahami bahwa kita adalah seorang yang lebih dari pada pemenang [Roma 8:37].
Ketika kita memfokuskan diri kepada kekurangan dan kelemahan
maka kita akan mengucapkan perkataan yang sia-sia. Perkataan yang sia-sia akan
menyesatkan pikiran kita [Titus 1:10], dan pikiran yang sesat akhirnya akan
menyesatkan perbuatan kita [Roma 1:28].
Namun, bilamana kita berfokus kepada ‘Janji Tuhan’ maka kita
akan tetap bertahan di tengah ketidakpastian badai kehidupan dunia ini, bahkan
kita akan keluar sebagai pemenang.
Berikut beberapa contoh mereka yang memfokuskan dirinya
kepada janji Tuhan.
Tuhan Yesus Kristus dapat tidur nyenyak di tengah badai. [Markus 4:35-41]
Tuhan Yesus Kristus memfokuskan diri-Nya kepada ‘Janji Bapa.’
Tuhan Yesus Kristus dapat tidur nyenyak di tengah badai. [Markus 4:35-41]
Tuhan Yesus Kristus memfokuskan diri-Nya kepada ‘Janji Bapa.’
Ketika Ia menghadapi badai yang sedang mengamuk bersama
para murid-murid di dalam perahu. Sementara para murid sedang ketakutan, Tuhan
Yesus sedang tertidur.
Bagaimana mungkin Ia dapat tertidur di tengah badai? Saya
percaya bahwa Yesus memegang Janji Bapa, yaitu Ia akan mati melalui proses
penyaliban, bukan dengan cara tenggelam dalam laut.
Janji inilah yang membuat diri-Nya tetap tenang, kuat, dan
penuh damai sejahtera.
Petrus tertidur nyenyak ketika ia sedang menantikan hukuman
eksekusi mati. [Kisah 12:5-9]
Rasul Petrus, seorang yang memfokuskan dirinya kepada ‘Janji Tuhan’ sekalipun ia sedang menantikan eksekusi mati dari dalam penjara dengan tangan terbelenggu rantai, ia masih dapat tertidur nyenyak.
Rasul Petrus, seorang yang memfokuskan dirinya kepada ‘Janji Tuhan’ sekalipun ia sedang menantikan eksekusi mati dari dalam penjara dengan tangan terbelenggu rantai, ia masih dapat tertidur nyenyak.
Mengapa Petrus begitu tenang dalam menghadapi kenyataan
yang begitu pahit, sulit dan sudah pasti tidak mungkin dapat bebas?
Karena ia memegang janji Tuhan yang diterima ketika ia
berjumpa dengan Tuhan di tepi Danau Tiberias setelah kebangkitan-Nya. [Yohanes
21:18]
Ketika Petrus di dalam penjara usianya masih muda [seusia
Tuhan Yesus saat itu]. Ia tahu bahwa ia tidak akan mati sampai ia sudah menjadi
tua. Inilah yang membuatnya tetap tenang, sehingga ia dapat tertidur dengan
begitu nyenyak.
Abraham, seorang yang memfokuskan dirinya kepada Janji
Tuhan [Roma 4:18-21]
Kitab Roma 4:18, menulis, “Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”
Kitab Roma 4:18, menulis, “Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”
Kata ‘terhadap janji Allah’ menggambarkan bahwa Abraham
memfokuskan dirinya kepada janji Allah.
Inilah yang membuat imannya semakin diperkuat dan ia dapat
terus memuliakan Allah, sambil menantikan penggenapan janji-janji tersebut
sekalipun fakta yang dialaminya lebih condong kepada suatu kemustahilan.
Bagaimanakah Caranya memfokuskan diri kepada Janji Tuhan?
Pertama, Kita harus mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh [Hosea 6:3]
Kitab Hosea 6:3, menegaskan bahwa orang yang berusaha
sungguh-sungguh mengenal Tuhan maka ia akan melihat janji Tuhan itu seperti
Fajar atau Hujan yang terjadi dalam kehidupannya.
Kita dapat mengenal Tuhan dengan jalan membaca Alkitab,
mendengar kotbah, berdoa, bersekutu dengan orang-orang yang diurapi, setia dan
intim dengan Tuhan, membaca buku-buku yang diurapi.
Kita pun dapat mengenal Tuhan melalui peristiwa-peristiwa,
pengalaman-pengalaman hidup bersama Tuhan.
Kita dapat mengenal Allah Penyembuh [Yehova Rapha], bilamana
mengalami kesembuhan atas penyakit kita. Kita dapat mengenal Allah Sumber Damai
Sejahtera [Yehova Shalom] ketika mengalami kelepasan dari ketakutan.
Ketika kita mengenal Tuhan lebih dekat maka kita dapat
mengetahui bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,…” [Roma 8:28].
Kedua, Kita harus menanti-nantikan Tuhan [Yesaya 40:31]
Nabi Yesaya berkata bahwa bagi mereka yang menanti-nantikan
Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru. Kata ‘menanti’ berarti mengharapkan,
mencari dan menaruh pengharapan dalam Dia.
Jika kita yakin dan percaya kepada Tuhan, kita akan
mendapatkan kekuatan baru. Kata “mendapat” berarti “menukar.” Kita akan menukar
kelemahan kita dengan kekuatan Allah.
Setiap hari, kita memerlukan pertukaran kekuatan ilahi atau
pertukaran hati. Pertukaran kekuatan ilahi [hati] terjadi ketika kita mulai
berlutut untuk berdoa dan mulai menyembah Dia sampai hadirat-Nya memenuhi hati
kita.
Di hadirat-Nya, orang-orang lemah akan mendapat kekuatan
baru – Dan kekuatan ilahi inilah yang memberikan kepada kita kemampuan untuk
terus memegang janji Tuhan sampai janji itu terlaksana dalam kehidupan kita.
Ketiga, Kita harus melakukan investasi [menabur]
lebih banyak daripada melakukan konsumsi untuk diri kita
sendiri [2 Korintus 9:6,10]
Allah telah memberikan kepada kita segala sesuatu yang baik
berupa: kesempatan, waktu, talenta, kesehatan, keuangan dan sebagainya.
Ada bagian yang berupa roti untuk dimakan dan ada bagian
yang berupa benih untuk ditabur.
Bilamana ‘pemberian’ itu sebagian besarnya hanya
dipergunakan untuk dimakan bagi diri sendiri atau kegiatan konsumsi maka
‘pemberian’ itu tidak pernah mengalami pelipatgandaan.
Namun sebaliknya, bilamana ‘pemberian’ itu sebagian
besarnya dipergunakan untuk investasi [menabur] maka ‘pemberian’ itu akan
mengalami pelipatgandaan.
Sebagai contoh: Ishak melakukan kegiatan investasi
[menabur] ketika terjadi bencana kelaparan [kesulitan] – Kejadian 26:12-13
Ishak memegang janji Tuhan yang menyatakan bahwa, “Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat.” [Kejadian 26:4].
Ishak tidak berpangku tangan dan menjadi putus asa sebagai
orang yang sedang mengalami kesengsaraan akibat bencana kelaparan, sebaliknya
demi menunggu janji Tuhan, Ishak menabur [melakukan investasi] di negeri itu.
Ada usaha dan tindakan yang dilakukan Ishak yang pada
akhirnya membuat dia menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya sehingga ia
menjadi sangat kaya; sebab ia diberkati Tuhan.
Penutup:
Fokus kita akan menentukan reaksi kita. Badai kehidupan yang datang menerjang merupakan cara yang dapat menyatakan apa fokus kita.
Fokus kita akan menentukan reaksi kita. Badai kehidupan yang datang menerjang merupakan cara yang dapat menyatakan apa fokus kita.
Bilamana reaksi kita tetap tenang, kuat dan penuh damai
sejahtera maka sebenarnya kita adalah orang-orang yang sedang memfokuskan diri
kepada janji-janji Tuhan.
Seseorang dapat memegang janji Tuhan sampai janji itu
terlaksanakan dalam hidupnya, bilamana ia mengenal Tuhan yang berkuasa untuk
melaksanakan apa yang dijanjikan-Nya; suka menanti-nantikan Tuhan dalam doa
pujian dan penyembahan; dan suka menabur [menginvestasikan] sumber daya yang
dimilikinya.
sumber: bukitkasih.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar