Sebagai seorang penemu komputer pribadi, iPod, iPhone,
dan iPad, sebagai seorang yang berpengaruh di bisnis fantasi Hollywood (sebagai
pemilik Pixar dan juga bekerja sama dengan Disney), dan sebagai seorang pionir
di bidang buku digital, Steve Jobs memiliki pengaruh yang sangat besar pada
masyarakat modern. Menurut saudarinya, kata-kata terakhir Jobs adalah “Oh wow;
oh wow; oh wow.” Banyak komentator yang berusaha mencari tahu arti dibalik
kata-kata yang aneh ini. Bisa saja kata-kata ini muncul karena dia sedang dalam
pengaruh obat-obat penenang, atau bahwa dia sedang mendapatkan penglihatan akan
kehidupan setelah kematian yang indah, atau bahwa dia menyadari bahwa pada
akhirnya dia harus memberikan pertanggungan jawab kepada Allah yang kudus tanpa
seorang Juruselamat. Alkitab adalah satu-satunya kitab yang memungkinkan kita
melihat ke kehidupan selanjutnya, dan jelas dinyatakan ahwa kematian adalah
suatu perjalanan dan hanya ada dua tujuan, Surga atau Neraka. Tujuan akhir seseorang
ditentukan oleh hubungannya dengan satu-satunya Tuhan dan Juruselamat, Yesus
Kristus. Yesus dengan berani bersaksi, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh.
14:6). Alkitab mengatakan tentang Dia, “Dan keselamatan tidak ada di dalam
siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada
nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”
(Kis. 4:12). Menurut biografi resmi yang ditulis oleh Walter Isaacson, yang
memiliki akses penuh terhadap Jobs, dia menolak Alkitab pada masa mudanya.
Orang tuanya membawa dia ke sebuah gereja Lutheran, tetapi sebagai seorang
pemuda dia memberitahu gembala sidang bahwa dia tidak mau ada urusan dengan
Allah yang membiarkan orang-orang tidak bersalah menderita, dan dia tidak
pernah kembali ke gereja (Walaupun mayoritas manusia menolak Allah dalam
Alkitab, mereka punya kepongahan untuk menuntut bahwa Allah mengintervensi
dalam urusan manusia dan bertindak sesuai dengan pola pikir manusia). Jobs
mempelajari agama-agama Timur selama sisa hidupnya, membaca bukunya Paramahansa
Yogananda,The Autobiography of a Yogi, sekali setahu hingga waktu
kematiannya (Isaacson, Steve Jobs, hal. 527). Jobs juga
dipengaruhi secara mendalam oleh obat-obat halusinogenik. Dia berkata,
“mengkonsumsi LSD adalah pengamalan yang sangat mendalam, salah satu hal
terpenting dalam hidup saya” (hal. 41) dan bahwa orang-orang yang tidak pernah
minum acid tidak dapat mengerti dia sepenuhnya (hal. 384). Lahir enam tahun
sebelum Jobs, saya [Daivd Cloud] tersapu oleh kekuatan sosial/rohani yang kuat
yang sama pada tahun 60 dan 70an. Saya mengikuti agama-agama Timur, sangat
senang dengan The Autobiography of a Yogi, dan mengikuti Masyarakat Perkumpulan
Realisasi-Diri Yogananda, mengonsumsi acid dan obat-obat halusinogenik lainnya,
dan membenamkan diri dalam gaya hidup rock. Saya mengerti Steve Jobs dan zaman
dia, dan saya mengucap syukur kepada Tuhan karena belas kasihanNya dalam
menyingkapkan kebutaan rohani dari mata saya dan membebaskan saya dari
perbudakan kepada ilah dunia ini dan memberikan saya kebebasan kekal dalam
Kristus Yesus.
sumber:
graphe-ministry.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar