“Laba-laba pelompat mengintai mangsanya, hingga,
seperti seekor harimau kecil, ia cukup dekat untuk melancarkan serangan….Ketika
seekor laba-laba pelompat bertemu dengan laba-laba pelompat lain, mereka menggoyangkan
kaki mereka satu sama lain, memperingatkan agar yang lainnya itu mundur. Di
sinilah terletak kisah bagaimana satu jenis lalat buah dapat mengakali sang
laba-laba. Tidak seperti kebanyakan lalat buah, jenis yang satu ini memiliki
garis-garis di sayapnya. Ketika ia menggoyangkan sayapnya di atas kepalanya, ia
terlihat seperti laba-laba peloncat yang sedang mendeklarasikan daerah
kekuasaannya. Para peneliti telah menemukan mengapa trik ini dapat bekerja
walaupun lalat tersebut tidak mirip seekor laba-laba. Respons sang laba-laba
terhadap pola tersebut sudah terprogram mati ke otaknya dan dipicu oleh sel-sel
tertentu di matanya. Sel-sel ini hanya teraktivasi oleh pola tertentu tersebut.
Laba-laba lalu secara otomatis bereaksi terhadap pola. Yang lalat itu harus
lakukan hanyalah memalsukan pola dan ia sudah aman! Strategi lalat buat
memerlukan pengetahuan yang kompleks tentang sistem saraf sang laba-laba dan
juga tingkah lakunya. Kita dapat menyimpulkan bahwa tidak ada lalat buah yang
dapat menciptakan strategi ini dengan sendirinya. Hal ini hanya mungkin dibuat
oleh Tuhan yang menciptakan keduanya.” ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar