Oleh: Dr. Steven
Orang-orang
yang tidak percaya sudah sejak lama menggunakan fakta bahwa Israel
menghancurkan bangsa-bangsa penyembah berhala di Kanaan sebagai bukti bahwa
Allah Perjanjian Lama tidaklah adil dan kejam (Ul. 7:2). Tetapi mereka telah
menolak untuk memperhatikan beberapa fakta berikut: Pertama, Allah menanti
selama 400 tahun sebelum menghakimi bangsa-bangsa yang jahat ini, yang
mengingatkan kita bahwa Dia sangatlah panjang sabar terhadap manusia (Kejadian
15:13-16). Kedua, bangsa-bangsa yang dimaksudkan ini sepenuhnya mempraktekkan
segala jenis penyimpangan moral, termasuk inces dan pembakaran anak-anak mereka
sendiri. Tidaklah salah secara moral bagi Allah yang kudus, sang pemberi Hukum,
untuk menghukum mereka yang dengan sengaja, dan dengan sikap menantang tanpa
pertobatan, melanggar hukum-hukumNya. Mereka yang mau menuduh Allah melakukan
ketidakadilan atau kekejaman karena Ia menghukum bangsa-bangsa yang jahat
sebenarnya bertindak sangat munafik, karena mereka sendiri percaya kepada hukum
dan keteraturan, dan mereka mendukung bahwa orang-orang yang melakukan
kejahatan seperti pemerkosaan dan penganiayaan seksual terhadap anak dan
pembunuhan, pantas untuk dihukum. Ketiga, Allah memberikan belas kasihan kepada
orang-orang seperti Rahab yang percaya (Yosua 2). Seluruh Kitab Suci
mengajarkan bahwa Allah sangat menyukai belas kasihan lebih daripada
penghukuman. Dia “sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada
yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (2 Pet. 3:9).
Dia ingin semua manusia diselamatkan (1 Tim. 2:4). Keempat, adalah perlu bahwa
bangsa-bangsa itu dihancurkan agar Israel dapat berdiri di tanah itu sebagai
terang bagi dunia. Kalau bangsa-bangsa itu dibiarkan, Israel akan menjadi korup
secara moral dan rohani dalam waktu yang sangat dekat (Ul. 7:2-6). Penghancuran
bangsa-bangsa itu sebenarnya adalah tindakan Allah yang penuh belas kasihan.
Bangsa-bangsa kafir yang hancur mendapatkan apa yang mereka pantas dapatkan,
dan dengan melaksanakan penghakimanNya yang adil atas mereka pada waktu itu,
Allah memberikan berkat kepada seluruh dunia. Melalui Israel Allah memberikan
kepada dunia wahyuNya yang ilahi dalam Alkitab, dan melalui Israel Dia membawa
Juruselamat ke dalam dunia untuk menyediakan keselamatan. “Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16). Mereka yang menuduh Allah tidak adil dan
kejam, mengabaikan fakta bahwa Allah sendiri membayar harga yang dituntut oleh
HukumNya yang tegas agar manusia bisa diselamatkan. Hati Allah nyata dalam
kata-kata luar biasa yang Yesus ucapkan dari kayu salib mengenai orang-orang
yang secara sangat tidak adil menyiksa Dia: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab
mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34). Allah yang dinyatakan
dalam Alkitab adalah Pribadi yang paling penuh kasih di alam semesta ini.
Faktanya, Dia adalah sumber segala kasih dan belas kasih, tetapi Dia juga
adalah Allah yang kudus, kudus, kudus, pemberi Hukum, dan Dia tidak dapat
dihakimi oleh standar manusia yang inkonsisten dan tidak berarti. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar