Artikel ini adalah teguran sekaligus
pengingat bagi diri saya sendiri dan mungkin bagi anda. Seberapa sering bagi
kita (terutama saya sendiri) mengatakan ini dalam hati, "Saya pasti akan
memberikan santunan dan sumbangan apabila saya adalah orang mampu dan
berkecukupan".
Namun melihat kejadian ini sontak menghancurkan paradigma
saya dalam mengartikan makna "memberi dan berbagi". Bagaimana tidak,
inilah bukti bahwa kekurangan secara fisik bukan berarti tidak bisa mempunyai
"jiwa yang kaya"!.
Jika anak ini bisa membantu, mengapa “kita yang lebih baik”
tidak?
Ia berjalan merangkak di depan meja yang bertuliskan
"donasi",
Orang-orang berpikir: "ia akan lewat…" dan
sebagian lagi berpikir bahwa anak ini akan diberikan sumbangan.
Tapi selanjutnya merupakan kejadian yang
tak terduga!
“Saya ingin menyumbang!”, ucapnya.
Ia pun menuang koin dari mangkuknya. Para petugas
mengulurkan tangan ingin membantu, tapi dia ingin melakukannya dengan tangannya
sendiri.
Mereka semua tak bisa berkata-kata
karena ia memberikan semua yang diperolehnya kepada Lembaga Amal dengan
usahanya dan dengan tangannya sendiri.
“Saya masih punya uang lagi.” Ia berkata
dengan antusias sambil merogoh saku celananya.
Ia mengambil beberapa lembar uang 10
dollar dan kemudian menyumbang...lagi!.
Melihat kenyataan ini seketika saya
langsung "merasa miskin dan malu". Semoga kita semua dapat mengambil
pelajaran dari hal ini karena
Orang Bijak Mengatakan,
” Sesungguhnya jika kita berbuat kebaikan, Kita BUKAN hanya
sedang membantu orang atau mahkluk lain, Namun sesungguhnya kita sedang
membantu diri kita sendiri agar menjadi lebih bahagia. Temukanlah kebahagiaan
dengan memberi “.
sumber:vivaforum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar