Sewaktu kita duduk di taman kanak-kanak,
kita berpikir kalau seorang teman yang baik adalah teman yang meminjamkan
krayon warna merah ketika yang ada hanyalah krayon warna hitam.
Di sekolah dasar, kita lalu menemukan bahwa
seorang teman yang baik adalah teman yang mau menemani kita ke toilet,
menggandeng tangan kita sepanjang koridor menuju kelas, membagi makan siangnya
dengan kita ketika kita lupa membawanya.
Di sekolah lanjutan pertama, kita punya ide kalau
seorang teman yang baik adalah teman yang mau menyontekkan PR-nya pada kita,
pergi bersama ke pesta dan menemani kita makan siang.
Di SMA, kita merasa kalau seorang teman yang baik
adalah teman yang mengajak kita mengendarai mobil barunya, meyakinkan orang tua
kita kalau kita boleh pulang malam sedikit, mau mendengar kisah sedih saat kita
putus dari pacar.
Di masa berikutnya, kita melihat kalau seorang
teman yang baik adalah teman yang selalu ada terutama di saat-saat sulit kita,
membuat kita merasa aman melalui masa-masa seperti apapun, meyakinkan kita
kalau kita akan lulus dalam ujian sidang sarjana kita.
Dan seiring berjalannya waktu kehidupan, kita
menemukan kalau seorang teman yang baik adalah teman yang selalu memberi kita
dua pilihan yang baik, merangkul kita ketika kita menghadapi masalah yang
menakutkan, membantu kita bertahan menghadapi orang-orang yang hanya mau
mengambil keuntungan dari kita, menegur ketika kita melalaikan sesuatu,
mengingatkan ketika kita lupa, membantu meningkatkan percaya diri kita,
menolong kita untuk menjadi seseorang yang lebih baik, dan terlebih lagi...
menerima diri kita apa adanya.
Tetapi jangan lupa pula bahwa Yesus sudah membuka
diriNya sebagai seorang sahabat bagi kita semua sejak semula. Yesus bukanlah
sembarang teman, tetapi Dia adalah sahabat terdekat dan paling setia yang
pernah dan bisa kita miliki.
Sahabat terdekat dan paling setia? Ya, itu akan
kita amini apabila kita melihat langsung apa yang dimaksud Yesus ketika
menyatakan diriNya sebagai sahabat kepada murid-muridNya.
Jika kita lihat Yohanes 15, maka kita akan melihat
rincian jelas mengenai apa saja yang akan diberikan Yesus sebagai seorang
sahabat yang akan membuat kita takjub dan terharu jika kita merenungkannya satu
persatu dengan sungguh-sungguh.
Mari kita lihat apa saja yang dijanjikan Yesus
sebagai sahabat.
1. "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam
kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia
tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu
tidak tinggal di dalam Aku." (ay 4). Dia menyediakan diriNya sendiri untuk
bersatu dengan kita dan dengan demikian kita bisa berbuah banyak. Itu juga
berarti bahwa Yesus berjanji untuk selalu ada disamping kita.
2. "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan
firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan
kamu akan menerimanya." (ay 7). Sebagai sahabat, Yesus siap mendengar
segala keluh kesah atau permintaan kita dan akan menjawab itu semua.
3. "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan,
yaitu jika kamu berbuah banyak.." (ay . Bukan
hanya kita yang akan senang ketika kita bisa berbuah lebat, tetapi seperti
halnya sahabat yang baik akan bersukacita ketika sahabatnya sukses, demikian
pula Yesus. Bahkan Allah pun akan dipermuliakan, dalam bahasa Inggrisnya
dikatakan "honored and glorified" ketika kita menghasilkan buah yang
banyak.
4. "Seperti Bapa telah mengasihi Aku,
demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku
itu." (ay 9). Sahabat yang baik adalah sahabat yang mengasihi tanpa pamrih
setiap waktu. Dan Yesus mengasihi kita sedemikian besar seperti halnya Bapa
mengasihiNya.
4. "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya
sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh." (ay 11).
Yesus siap membuat kita semua bersukacita secara penuh hingga berlimpah (full
measure, complete and overflowing). Dan itu akan membuatNya bersukacita pula.
5. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari
pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (ay
13). Lihatlah sebuah tingkatan tertinggi dari arti seorang sahabat. Seorang
sahabat akan mengasihi sebegitu besar bahkan siap memberikan nyawanya sendiri.
Dan itu sudah dibuktikan langsung oleh Yesus dengan karya pengorbananNya di
atas kayu salib demi menyelamatkan kita semua.
6. "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab
hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu
sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah
Kudengar dari Bapa-Ku." (ay 15). Seorang sahabat sejati tidak akan
menyimpan rahasia dari sahabatnya. Mereka akan merasa nyaman untuk membuka
rahasia apapun kepada orang-orang yang sudah dianggap sebagai sahabat terdekat.
Yesus tidak menyimpan apapun dari kita mengenai segala yang Dia dengar dari
Bapa. Prinsip-prinsip Kerajaan Allah tidak lagi menjadi sesuatu yang tertutup,
dan kita mendengar semuanya dengan jelas lewat Yesus.
Kita mengenal pribadi Bapa lewat Yesus, dan kita
tahu apa yang harus kita perbuat. Kita diperdamaikan dan dianugerahi
keselamatan, semua itu menjadi nyata dengan hadirnya Yesus sebagai seorang
sahabat sejati.
Firman Tuhan berkata "TUHAN bergaul karib
dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada
mereka." (Mazmur 25:14). Dan Yesus pun memberikan kunci bagaimana agar
kita bisa menjadi sahabatnya. "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu
berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu." (ay 14).Dan perintahNya pun
singkat: "Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang
lain." (ay 17). The world might be the lonely planet for millions of
people, mungkin bagi kita juga pada saat-saat tertentu.
Yesus adalah sahabat sejati dan paling setia yang
pernah kita miliki. Amin.~
"Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu
berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu." (Yohanes 15:14).
Kristus
Jawaban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar