“Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.” Lukas 8:6 Pekerjaan mena-bur benih mungkin merupakan pekerjaan yang mudah, namun bagaimana kita mempertahankan supaya benih yang ditabur itu terus tumbuh dan tidak mati adalah suatu perkara yang sangat sulit, apalagi bila benih yang ditabur jatuh di tanah yang berbatu-batu, kalau mungkin tumbuh pasti nanti akan menjadi kering dan akhirnya mati. Banyak orang Kristen yang suka sekali mendengarkan firman Tuhan, baik di gereja, persekutuan-persekutuan doa atau di acara-acara KKR. Di mana firman Tuhan ditabur, di situ pasti banyak orang hadir. Tetapi, mengapa firman itu tidak bisa bertumbuh dan berbuah dalam kehidupan kita? Bahkan seringkali kehidupan kita tidak mengalami perubahan sedikit pun alias sama saja, tidak ada bedanya dengan orang dunia. Padahal firmanNya dengan tegas mengingatkan, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2). Ternyata penyebabnya adalah tanah hati kita masih keras dan berbatu-batu, tidak mau menyerah kepada kehendak Tuhan, hidup menurut akal pikiran kita sendiri dan masih dikotori perkara-perkara duniawi, kedagingan kita belum 'mati'. Hati yang demikian perlu dibajak, dicangkul dan dibuang batunya agar menjadi lunak dan mudah dibentuk. Ini adalah suatu proses yang harus dialami untuk menghilangkan sifat keras hati, memberontak dan sombong. Adakalanya, Tuhan menggunakan 'masalah' sebagai cara untuk menegur, sehingga kita segera sadar dan mau mengoreksi diri. Tidak ada jalan lain bagi kita selain harus belajar merendahkan diri di hadapan Tuhan dan memiliki penyerahan penuh kepadaNya. Jadi, jangan hanya suka mendengar firman, tetapi kita harus juga mempraktekkan firman itu, “...sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.” (Yakobus 1:22b), supaya kita mengalami pertumbuhan iman karena firman yang kita dengar dan baca terus 'berakar' dari hari ke sehari. Dengan demikian, ketika berada dalam permasalahan berat, kita tidak lagi menjadi lemah, putus asa, apalagi sampai murtad.
Jika hati kita masih 'keras', maka proses yang kita alami semakin lama!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar