Di sebuah gereja kecil yang terletak di daerah pedesaan, setiap hari rabu sore diadakan persekutuan doa. Hal itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Persekutuan doa rabu sore itu biasanya hanya dihadiri lima sampai tujuh orang saja dan hal ini rupanya membuat para pimpinan gereja agak berkecil hati, sehingga dibuatlah sebuah keputusan untuk meniadakan saja persekutuan doa yang kelihatannya sukar untuk bertumbuh ini.
Tetapi apa yang terjadi? Seorang ibu tua yang senantiasa hadir dalom persekutuan doa tersebut selama bertahun-tahun sama sekali tidak setuju dengan keputusan tersebut. Ia menyatakan protes keras atas keputusan tersebut, oleh karena itu pada hari rabu berikutnya ia tetap hadir di ruang doa gereja tersebut untuk berdoa seorang diri saja.
Keesokan harinya ibu ini bertemu dengan seorang anggota jemaat yang menanyakan apakah ia tetap pergi berdoa dalam persekutuan doa rabu sore. Ibu ini dengan tegas berkata: :Ya, saya kemarin berdoa di sana." Lalu temannya itu melanjutkan pertanyaannya: "Berapa orang yang hadir dalam persekutuan itu?" Dengan tenang ibu ini menjawab: "Yang hadir cukup banyak." Temannya menjawab: "Ah, jangan mengada-ada Bu, kudengar yang hadir hanya satu orang, yaitu ibu sendiri." Dengan tenang ibu ini menjawab:"Engkau salah! Yang terlihat dengan mata jasmani memang hanya satu aku seorang diri, tetapi Allah Bapa, Tuhan Yesus, Roh Kudus dan malaikat-malaikat hadir, walau pun orang tak dapat melihatnya dengan mata biasa, dan kami sepakat bersekutu dalam hadirat yang kudus bersama-sama!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar