Refleksi 4



Membangun Hati Bapa
Oleh: Simon Gunawan
Maleakhi 4:6
"Maka Ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

Ditengah-tengah kerasnya situasi kondisi khususnya di Indonesia, semua orang membutuhkan sebuah perobahan besar (transformasi). Transformasi ini harus terlebih dahulu terjadi di dalam diri kita agar kita bisa mengimpartasikan atau memberikan teladan kepada yang lain sehingga transformasi ini menjalar di tengah-tengah keluarga kita, di tengah-tengah usaha kita, di tengah-tengah pendidikan, ditengah-tengah pelayanan dlsb.

Ada satu perobahan penting yang harus terjadi di dalam kehidupan setiap anak Tuhan. Yaitu, pemulihan demi pemulihan.

Karakter lama kita akan berubah jikalau terjadi pemulihan. tetapi untuk sampai kepada pemulihan dibutuhkan hal yang sangat penting yaitu "hati bapa". Tugas seorang bapa ialah bertanggung jawab terhadap kewajibannya, baik itu pekerjaannya, pendidikan anak-anaknya, rumah-tangga, dll.

Untuk memiliki hati bapa tidaklah mudah seperti halnya membalik telapak tangan. Kita harus mengerti, menghayati dan mengalami secara langsung dalam hidup yang nyata di tengah-tengah tantangan atau sirkulasi dunia ini.


Hati bapa itu seperti apa?

Hati yang lembut, yang suka memberi, yang tidak mengingat-ingat kesalahan orang lain, hati yang menerima semua orang dengan baik, hati yang berpengharapan kepada Bapa di surga.
Untuk dapat memiliki hati bapa kita harus mencapainya melalui proses.
Yang pertama kita harus memiliki dahulu :


"HATI ANAK"

"Hati anak" ialah hati yang tulus, murni, polos, jujur, dll. Jika memiliki hati seperti itu, maka kehidupan kita akan bertumbuh dan menghasilkan buah kebenaran. Hati seorang anak adalah hati yang menyenangkan Tuhan Yesus, hati yang membuat kita menjadi sahabat Bapa di surga.

"...........biarkan anak-anak itu datang kepadaKu, jangan menghalang- halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak  menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk kedalamnya." (Markus 10:14,15).

Hati seperti anak itu harus kita miliki, baru kita bisa menerima atau berada dalam Kerajaan Allah. Dan Kerajaan Allah itu sebenarnya tidak jauh dari kita, tetapi berada di tengah-tengah hidup kita, bahkan di dalam hidup kita.
Selanjutnya untuk membangun hati bapa diperlukan juga :


"HUBUNGAN"

Seluruh Firman Allah dari mulai Perjanjian Lama sampai dengan Perjanjian Baru intinya mengatur dua hal yaitu :
Yang pertama hubungan dengan Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus. Yang kedua, hubungan dengan sesama manusia.

Oleh karena itu untuk membangun kerohanian kita, diperlukan "hubungan"yang akrab dengan Bapa di surga sehingga terjadi pemulihan demi pemulihan dalam hidup ini.

Dalam membina hubungan yang akrab dengan Allah. Yang pertama, diperlukan adanya "kerinduan" yang dalam dari dasar hati kita. Rindu beribadah kepada Allah, rindu menyembahNya, rindu berdoa, rindu memuji Dia, mendengar FirmanNya, dll. Kerinduan inilah yang akan membuat  kerohanian kita makin hari makin naik dan bertumbuh.

Di dalam kerinduan itu diperlukan "kerendahan hati". Dengan kerendahan hati akan dicapai "take & give" dengan Allah. Lambat-laun hubungan akan terbina semakin akrab, intim, dan selanjutnya tercapailah persahabatan sejati yang menghasilkan saling percaya dan saling mengasihi.
"Seorang sahabat  menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara daalam kesukaran." (Amsal 17:17)

"Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara." (Amsal 18:24).

"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada  kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13).

Berikut dalam membangun hati bapa diperlukan juga :

IMAN & KASIH.

Kehidupan kekeristenan sebenarnya digambarkan seperti seseorang yang mendaki puncak bukit, dimana rintangan demi rintangan, halangan-demi halangan menghadangnya. Sekalipun demikian, ia harus tetap maju sehingga sampai kepuncaknya. Mungkin halangan itu berupa kerikil yang tajam, onak duri yang menyakitkan ataupun jalan yang licin, bahkan mungkin binatang buas, dlsb. Tetapi kita harus tetap melangkah dengan tegar agar mencapai garis akhir dengan baik.

Kekeristenan juga berarti harus meneladani kehidupan Kristus setiap waktu sehingga menjadi "sama" dengan Dia.

Untuk mencapai ke arah tersebut sangat diperlukan iman yang tetap kokoh dan kasih yang tulus.
Dengan iman yang teguh menghasilkan kuasa dan pertolongan Tuhan, sehingga kita dapat memenangkan langkah demi langkah perjalanan rohani kita.

Dengan kasih, memungkinkan komunkasi kita dengan Allah dan sesama terbina dengan baik dan tetap akrab. Tetapi untuk mencapai semua itu diperlukan :

1. Waktu.
Karena untuk menuju atau mencapai kesempurnaan dalam  kebenaran Firman Allah diperlukan proses.

2. Doa.
Dengan Berdoa akan dicapai  hubungan yang baik dengan Allah dan menjamin hidup kita mendapat pertolonganNya. Amin ***    

Tidak ada komentar: