Hentikan sejenak aktifitas dan lihatlah sekeliling ... dunia kita benar-benar sakit. Di awal tahun 1986, PBB mencanangkan tahun itu sebagai "tahun perdamaian dunia".
Namun di khir tahun itu, tercatat ada lebih dari seratus kali peperangan.
Belum lagi lingkungan fisik yang makin parah, lapisan ozon yang menganga, virus-virus aneh yang mematikan seperti Lassa, Hanta, Ebola, Maburg, Machupa dan segudang nama aneh lainnya. Sementara itu, hampir seratus juta penduduk Indonesia hidup mendekati garis kemiskinan. Empat puluh juta kekurangan pangan. Di tahun 1998 saja, ada 15 juta pengangguran dan 8 juta anak putus sekolah.
Demikian banyak yang kurang gizi. Jumlah anak jalanan naik tiga kali lipat ... sistim moneter amburadul .... krisis ... dan penderitaan semakin parah.
Tidak heran, istilah "depresi" jadi populer. Apa sih sebenarnya Depresi itu?
Perasaan yang sama sekali tak bahagia, kesepian yang mendalam, perasaan tertolak, yang mengakibatkan kita malas beraktifitas ................."
Para ahli mengemukakan beberapa penyebab depresi :
1. Kehilangan orang atau benda yang sangat disayang.
2. Perasaan tak berdaya.
3. Pandangan yang sangat jelek tentang diri sendiri.
4. Pengalaman buruk (seperti musibah/kecelakaan) yang beruntun.
5. Gagal .... melulu.
Anehnya, mereka yang sedang sukses juga bisa mengalami depresi. Contohnya, ada negara adi daya yang rakyatnya sangat makmur, ternyata hampir 1/3 penduduknya rentan depresi.
Para ahli pun berusaha memberikan jalan keluarnya. Kata mereka :
1. Konsultasikan masalahmu dengan orang yang mau mengerti.
2. Paksa dirimu melakukan kegiatan-kegiatan yang kamu suka.
3. Berpikir dan bersikaplah positif.
4. Evaluasi tujuan hidup dan cita-cita yang ingin kamu capai.
Repotnya, para ahli tersebut kemudian berbicara dengan suara pelan, "Mudah-mudahan" ya .... hal-hal ini bisa mengurangi depresimu. Sedangkan untuk lepas sama sekali ... yah rasanya susah, sih ..." Astaga !!
"Didalam lubuk hati manusia ada kekosongan yang tak 'kan pernah dipuaskan dengan apapun juga kecuali oleh Penciptanya." Ungkapan semacam ini pernah dilontarkan oleh Pascal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar