Meskipun sudah menonton film ini berulang2, entah kenapa setiap kali saya menyaksikan film ini lagi ada suatu hikmah baru yg Tuhan berikan. Selalu ada hal lain dari setiap sudut gambar yang terpampang di layar kaca yang berbicara secara pribadi. The Passion of the Christ (POC) sendiri sejak rilis tahun 2004 silam, sudah mendapatkan apreasiasi dari masyarakat dunia secara luar biasa. Situs www.the-numbers.com, yg khusus mencatat grafik pencapaian setiap film yang beredar di AS dan seluruh dunia mencatat beberapa fakta menarik (data per April 2011), sbb:
POC menempati ranking 15 film dengan pemasukan terbesar di AS (skt $300jt US)
POC menempati ranking 55 film dengan pemasukan terbesar di seluruh dunia (skt $600jt US), mengalahkan film2 besar lainnya spt Iron Man, Armageddon, Star Wars ep. IV & V, maupun Ghost yang sangat fenomenal itu
Saya sendiri menganggap film ini sangat sempurna karena:
Dibuat dengan mendekati fakta sejarah dengan melalui observasi dan survey yang sangat detail
Menggunakan bahasa Aramic, Latin, dan Ibrani, yang melibatkan ahli2 bahasa untuk menterjemahkannya secara detail terhadap naskah yang ditulis oleh Mel Gibson dan Benedict Fitzgerald
Saya tidak habis pikir, bagaimana caranya Mel Gibson, sang sutradara yang berdarah Australia, bisa me-manage sedemikian banyak orang dan kru, dan yang luar biasa bahwa film yg ia sutradarai menggunakan bahasa yang sangat berbeda dengan biasa ia pergunakan ketika ia menyutradarai film lain. Dari sini saya berkesimpulan bahwa Mel Gibson tidak hanya sutradara dan penulis skenario yang hebat, tapi ia juga piawai dalam strategi manajemen sehingga menghasilkan suatu karya seni yang bukan saja luar biasa dahsyat tapi juga membawa BERKAT bagi banyak orang, membawa kesadaran kita semua bagaimana penderitaan KRISTUS di kayu salib.
Saya Stanley G. Lasut, dan inilah film yang PALING saya respek dari semua film yang pernah saya saksikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar