Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam kebudayaan Timur kita, keterbukaan pada hal-hal batin membuat masyarakat sangat terbuka pada pengaruh occultisme. Gejala ini tanpa terkecuali melanda peradaban kota dan kalangan intelektual atas. Kekosongan rohani yang tidak terisi oleh kemajuan zaman, membuat kecenderungan balik pada occultisme menjadi makin kuat. Occultisme merupakan gejala kemerosotan suatu peradaban.
Istilah "occult" sendiri sangat samar, mencakup secara luas hal-hal yang dianggap rahasia, tersembunyi, mistik dan metafisik dan sering dianggap menyangkut perkara-perkara di luar indra biasa. Pada umumnya, hal-hal berikut
Ini dianggap tercakup dalam occultisme:
Spiritisme: Kepercayaan bahwa manusia dapat berhubungan dengan orang mati dalam rangka mencari wahyu dari dunia seberang sana.
Clairvoyance: Kepercayaan bahwa orang tertentu memiliki kemampuan ekstra indra, yang membuatnya sanggup melihat yang tidak nampak jelas.
Peramal nasib: Meramalkan nasib atau masa depan dengan melihat telapak tangan, kartu, daun teh, dan sebagainya.
Astrologi: Kepercayaan bahwa masa depan dapat dibaca dengan mempelajari letak dan hubungan matahari, bulan, bintang-bintang dan planet-planet.
Horoskop: Perkembangan astrologi yang meramal berdasarkan peta zodiac. Nasehat-nasehat diberikan (biasanya dalam majalah dan surat kabar) berdasarkan ramalan peristiwa-peristiwa masa depan.
Pedukunan: Sistem agama sesat ini berakar pada kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan kuno. Dukun-dukun dengan suasana, upacara, alat, mantera dan syarat tertentu, berdasarkan kitab-kitab gaibnya, menyatakan diri sanggup berhubungan dan mengendalikan kekuatan-kekuatan gaib.
Alkitab melarang keterlibatan dalam Occult:
"Di antaramu janganlah didapati seorang pun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi Tuhan, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah Tuhan, Allahmu, menghalau mereka dari hadapan Tuhan, Allahmu." (Ul 18:10-12).
"Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap Tuhan, oleh karena ia tidak berpegang pada firman Tuhan, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah, dan tidak meminta petunjuk Tuhan. Sebab itu Tuhan membunuh dia dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai." (1Taw 10:13,14). Wahyu 21:8 menghakimi mereka yang melakukan kebiasaan magis. Dalam ucapan hukumannya terhadap Babil di Yesaya 47:11-15, Tuhan menyebut suatu daftar panjang kebiasaan-kebiasaan occult bangsa itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar