Matius 7:15-20
Khotbah oleh Pastor Eric Chang
Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar
seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari
buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari
semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik
menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah
yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak
baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap
pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke
dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Perikop yang
sejajar dengan ini ada di Lukas 6:43-45.
Nabi-nabi palsu ada di tengah jemaat
Yesus
berkata kepada para murid-Nya, "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu."
Orang-orang itu akan masuk ke tengah jemaat dengan memakai bulu domba. Namun di
balik jubah domba itu, jauh di dalam hati mereka, mereka itu ganas dan kejam.
Mereka ganas dan serakah sama seperti serigala.
Dari luarnya
para nabi palsu itu akan terlihat persis seperti domba. Jika Anda mengamati
mereka di tengah kawanan domba, Anda tidak akan dapat membedakan mana domba dan
mana serigala. Inilah hal yang menakutkan karena Anda tidak tahu bahwa di bawah
jubah domba itu, mereka sebenarnya adalah serigala yang ganas. Seperti contoh
klasik dari Yunani, mereka itu seperti kuda Troya yang berhasil menyusup ke
dalam kota musuh. Dari luar, yang terlihat adalah sebuah patung kuda yang
sangat besar dan tidak berbahaya. Penduduk kota menemukan kuda ini di luar
pintu gerbang kota lalu membawanya masuk tanpa mengetahui bahwa di dalam patung
itu bersembunyi pasukan musuh yang bersenjata lengkap. Demikianlah kota Troya
akhirnya jatuh ke tangan musuh.
Yesus telah
mengingatkan kita bahwa, "Tidak semua yang terlihat seperti domba adalah
domba." Alkitab menggambarkan orang Kristen sebagai domba. Jadi, jika
Yesus berkata bahwa mereka terlihat seperti domba, itu berarti bahwa mereka
terlihat benar-benar seperti orang Kristen. Yang paling menyedihkan adalah
bukan hanya orang non-Kristen, tetapi orang Kristen sekalipun tidak dapat
membedakan mereka. Karena itu, ketika domba palsu ini mengeluarkan taring
serigala mereka dan mulai memangsa domba-domba yang lain, maka orang
non-Kristen akan berkata, "Lihat apa yang dilakukan oleh kalian
orang-orang Kristen." Bagaimana Anda dapat berkata kepada mereka,
"Yang ini bukan orang Kristen tapi serigala"?
Dari
peringatan Yesus ini, kita dapat melihat bahwa musuh yang berada di luar itu
tidak seberapa berbahaya dibandingkan dengan musuh yang berada di dalam jemaat.
Terhadap serigala yang berada di luar, si gembala bisa bersiaga dan melindungi
kawanan dombanya. Namun, biasanya, serigala yang berada di tengah kumpulan
domba baru ketahuan setelah terlambat. Pada saat ketahuan, mereka sudah menelan
beberapa domba.
Siapakah
orang-orang Kristen palsu dan juga nabi-nabi palsu itu? Bagaimana kita dapat
mengenal mereka sebelum terlambat atau sebelum terjadi kerusakan yang terlalu
parah? Dan jika kita berhasil menemukan mereka, apa yang dapat dilakukan?
Setiap orang yang terlibat di dalam pekerjaan Allah di dalam waktu yang cukup
lama, pasti akan tahu bahwa memang ada serigala di tengah gereja saat ini.
Jalan yang lebar vs jalan yang sempit
Namun,
terlebih dahulu, kita perlu bertanya, "Apa hubungan antara firman ini
dengan pembahasan tentang dua macam jalan yang kita bahas sebelum ini?"
Ada jalan
yang sempit dan ada jalan yang lebar. Dan Yesus berkata, "Jika kamu ingin
masuk ke dalam hidup, maka jalan yang menuju hidup itu adalah jalan yang
sempit, akan tetapi, jalan yang menuju pada kebinasaan itu adalah jalan yang
lebar." Jalan yang sempit itu adalah jalan menuju hidup yang kekal. Jalan
yang sukar untuk dilalui. Karena itu Yesus memperingatkan kita bahwa untuk
menjadi orang Kristen yang sejati bukanlah perkara yang mudah. Dia juga
memperingatkan kita bahwa jika Anda menjalani kehidupan Kristen yang sangat
mudah itu menunjukkan bahwa Anda telah salah jalur. Anda tidak sedang melangkah
di jalan menuju hidup yang kekal. Jalan yang lebar adalah jalan menuju
kebinasaan, dan jalan menuju kebinasaan itu sangatlah nyaman. Itulah sebabnya,
jika Anda menjalani kehidupan sebagai orang Kristen di jalur yang sangat
nyaman, waspadalah! Yesus telah memperingatkan kita bahwa, kemungkinan besar,
kita sedang salah jalur. Jika Anda tidak menghadapi masalah yang harus digumuli
di dalam kehidupan rohani Anda, jika Anda merasa bahwa segala sesuatunya itu
mudah dan santai, waspadalah!
Menjadi
seorang Kristen sama seperti menjadi seorang prajurit yang dikirim menuju
peperangan rohani. Kita diutus oleh Allah untuk masuk ke dalam peperangan
rohani yang sedang berlangsung di dunia ini. Kita terlibat dalam peperangan
ini. Menjadi seorang Kristen bukanlah jalan pelarian dari persoalan hidup.
Menjadi orang Kristen berarti menghadapi secara langsung persoalan-persoalan
tersebut, bertempur dan menang. Setiap orang yang berkata bahwa Injil itu
semacam candu bagi masyarakat adalah orang yang tidak tahu apa isi Injil itu.
Namun
sayangnya, Injil sering diberitakan dengan cara yang membuat orang-orang
membayangkan bahwa menjadi seorang Kristen itu berarti memperoleh dukungan
moral untuk melarikan diri dari persoalan hidup. Jadi, kita tidak dapat
menyalahkan orang non-Kristen jika dia salah paham tentang isi Injil, atau
ketika orang-orang Kristen itu sendiri ternyata tidak mengerti juga. Seorang
Kristen yang sejati adalah orang yang tidak takut menghadapi persoalan. Dia
bukan orang yang mundur di saat keadaan menjadi berat. Dia adalah jenis orang
yang mampu berkata seperti Paulus, "Segala perkara dapat kutanggung di
dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." [Fil 4:13]. Orang Kristen
sejati tidak pernah dikalahkan karena dia adalah prajurit sejati. Itu sebabnya
dia tidak takut melewati jalan yang sempit dan mendaki menuju ke kota Allah.
Dia tahu bahwa kuasa Allah atau kasih karunia Allah, tersedia baginya. Dan dia
tahu bahwa Allah adalah Allah yang hidup.
Jadi, orang
Kristen yang sejati adalah orang yang tak terkalahkan. Dia tidak akan dapat
ditakhlukkan. Itu sebabnya Paulus berkata bahwa dia dapat dijatuhkan, akan
tetapi dia tidak dapat dikalahkan. Anda bisa menjatuhkan dia, akan tetapi itu
belum merupakan akhir dari pertarungan. Dia masih akan bangkit. Dia dijatuhkan,
akan tetapi dia tidak dikalahkan. Dan setelah dia dijatuhkan, dia akan bangun
untuk memenangkan ronde terakhir.
Namun
kebanyakan orang tidak mau menempuh jalan yang sukar ini. Mereka gentar
menghadapi tantangan dan kesukaran-kesukaran di dalam kehidupan Kristen. Mereka
ingin datang ke gereja untuk mendengarkan kata-kata yang melegakan. Mereka
datang untuk ditepuk pundaknya. Itulah sebabnya Yesus melanjutkan dengan
berkata di dalam Matius 7:14, "Karena sesaklah pintu dan sempitlah
jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
Dengan kata
lain, orang-orang Kristen yang sejati akan menjadi minoritas dan yang lainnya
itu akan menjadi mayoritas. Mungkin Anda akan berkata, "Wah, kalau begitu
kita berada di pihak yang merugi. Kita akan menjadi minoritas jika menjadi
orang Kristen yang sejati." Ketahuilah bahwa di dalam sejarah, prestasi
besar selalu diraih oleh minoritas. Penemuan-penemuan besar selalu dibuat oleh
sedikit orang saja, bahkan oleh perorangan. Amatilah setiap situasi, dan Anda
akan tahu bahwa kaum minoritaslah yang selalu memimpin dunia. Anda hanya perlu
melihat sejarah untuk memahaminya.
Kaum minoritaslah yang menentukan arah sejarah
Bagi mereka
yang berasal dari China tentunya tahu persis sejarah modern di sana. Dari
seluruh bangsa China, hanya ada sekitar 2 juta anggota partai komunis. Dua juta
orang inilah yang membawa China, dengan penduduk 800 juta orang, di bawah
kendali mereka. Mereka yang 2 juta itulah yang memerintah mayoritas. Nah,
silakan Anda hitung persentase 2 juta dari 800 juta orang, berapa angka persen
yang Anda dapatkan? Kurang dari 1 persen orang yang mengendalikan segenap
negeri. Dan yang 2 juta orang itu dikendalikan oleh beberapa orang saja. Jadi,
pada akhirnya yang ada adalah sekumpulan kecil orang yang mengendalikan segenap
negeri, menentukan nasib dan masa depan dari segenap bangsa China buat jangka
waktu yang agak lama. Akan tetapi memang demikianlah kenyataan di sepanjang
sejarah. Dan tentunya dari sejarah kita menyadari bahwa seluruh gerakan
ini pada dasarnya hanya bergantung pada satu pribadi yaitu Ketua Mao.
Hal yang
sama ditemukan juga di kekaisaran Roma, kerajaan yang paling berkuasa di zaman
itu. Tetapi bagaimana cara mereka menangani orang-orang Kristen? Dengan
memasukkan orang Kristen ke penjara. Menjadikan mereka makanan bagi
singa-singa. Orang-orang Kristen, pada awalnya, adalah kemompok minoritas yang
sangat kecil. Namun jemaat kemudian semakin bertumbuh. Di dalam kurun waktu 200
tahun, suatu masa yang singkat dalam sejarah dunia, kerajaan Roma yang perkasa
akhirnya berlutut di hadapan gereja. Kekaisaran yang tidak terkalahkan oleh
bangsa-bangsa lain itu, menyerah kepada gereja. Tepat seperti yang dikatakan oleh
Yesus, "Dan alam maut tidak akan menguasainya." [Mat 16:18].
Hal yang
sangat menyolok adalah bahwa gereja dapat memenangkan setiap peperangan tanpa
harus menghunus pedang dan bahkan dapat menaklukkan bangsa-bangsa yang kuat
secara militer, seperti Roma yang merupakan pasukan yang terkuat pada zaman
itu. Jadi, sekalipun mereka yang menemukan jalan sempit itu sedikit saja
jumlahnya, tetapi mereka yang sedikit jumlahnya itulah yang menentukan arah
sejarah.
Itulah
sebabnya Kitab Suci berkata, "Sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk
menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang." [1
Sam 14:6]. Dan kita akan diselamatkan cukup dengan jumlah yang sedikit itu.
Itulah
sebabnya mengapa di dalam peperangan dahsyat melawan orang Midian, Allah
berkata kepada Gideon, "Pasukanmu terlalu banyak! Kamu hanya perlu 300
orang untuk berangkat menghadapi ratusan ribu pasukan musuh itu."
[Hakim-hakim pasal 7]. Dan ketiga ratus orang itu bahkan tidak perlu menghunus
pedang mereka. Ini adalah sejarah militer yang sangat unik. Jadi, janganlah
khawatir! Banyak orang Kristen, saat mereka datang kepada Tuhan, menjadi
khawatir, "Jumlah kita sangat sedikit." Jangan khawatir, Anda tinggal
lihat nanti apa yang dapat Allah kerjakan dengan jumlah orang yang sedikit
itu. Sungguh luar biasa apa yang dapat Allah kerjakan. Melalui satu orang,
Martin Luther, Dia mengubah sejarah Eropa. Melalui perubahan sejarah di Eropa,
terjadi perubahan sejarah dunia. Semuanya ini hanya melalui satu manusia Allah!
Luar biasa, bukankah demikian? Dan Martin Luther bahkan tidak pernah menghunus
senjata!
Jadi,
sekarang kita melihat adanya dua jalan di hadapan kita: jalan yang lebar dan
yang sempit. Jalan yang mana yang akan Anda tempuh? Apakah Anda akan pergi
bersama dengan orang banyak, atau mengikuti yang sedikit itu menuju hidup yang
kekal? Mentalitas kita selalu mengikuti kerumunan orang banyak. Akan tetapi
Yesus berkata, "Mari, ikutlah Aku." Namun pesan semacam itu tidak
akan disampaikan oleh nabi-nabi palsu. Di sinilah Anda dapat melihat hubungan
antara kedua perikop itu.
Pesan yang
akan disampaikan oleh nabi-nabi pasu adalah: "Mari kita masuk ke jalan
yang lebar." Di sepanjang isi Kitab Suci, Anda akan melihat bahwa inilah
ciri dari nabi palsu. Mereka adalah penganjur kesenangan dan merupakan penghibur
bagi mayoritas orang. Mereka adalah orang-orang yang hanya membuai kesenangan
dan perasaan Anda saja. Dengan kata lain, mereka tidak menyampaikan khotbah
yang berpusat kepada Allah. Namun mereka akan menyampaikan khotbah yang sekadar
menghibur telinga Anda saja. Mereka adalah jenis orang yang akan mengatakan
betapa baiknya Anda, betapa hebatnya Anda.
Saya selalu
khawatir pada pengkhotbah yang memulai dengan kata-kata, "Kalian umat yang
hebat!" Mereka adalah nabi-nabi palsu. Semua orang senang mendengar
ungkapan, "Aku hebat." Nabi-nabi palsu pandai menggelitik telinga
Anda. Mereka membuai Anda. Inilah ciri nabi-nabi palsu di dalam Perjanjian
Lama. Secara khusus saya akan mengutipkan 1 Raja-raja pasal 22, yaitu tentang
nabi Mikha, sebagai contoh tentang nabi yang sejati dan nabi yang palsu.
Ujian bagi nabi sejati
Mari kita
baca di 1 Raja-raja pasal 22. Catatan tentang hal ini mencakup seluruh pasal
tersebut. Kita akan masuk ke bagian yang khusus ini, yang dicatat sampai dua
kali di dalam Perjanjian Lama. Catatan yang kedua ada dapat dibaca di 2
Tawarikh pasal 18. Ini menunjukkan pentingnya peringatan tentang siapa itu nabi
palsu dan nabi yang sejati. Di sepanjang sejarah, masyarakat sangat menghargai
para nabi. Namun sayangnya, nabi-nabi yang akhirnya ketahuan palsu ini
memanfaatkan penghormatan yang diberikan oleh masyarakat kepada mereka. Hal
apakah yang dapat kita lihat di dalam catatan di pasal 22 ini?
Terdapat dua
raja, yaitu raja dari kerajaan utara dan selatan, atau raja Israel dan raja
Yehuda. Raja selatan bernama Yosafat. Yosafat adalah orang yang baik, namun
bukan orang yang cukup kuat. Raja utara adalah orang yang jahat dan bernama
Ahab. Ahab ingin memerangi orang Aram. Mereka lalu sepakat untuk maju
berperang, lalu Yosafat, berniat untuk bertanya kepada para nabi. Demikianlah,
sekumpulan besar nabi dipanggil untuk memberikan nasehat mereka. Namun para nabi ini tahu apa yang ingin didengar oleh
kedua raja itu. Mereka tahu bahwa kedua raja itu ingin maju berperang, jadi
mereka menyampaikan hal-hal yang memang ingin didengarkan oleh kedua raja itu.
Mereka berkata kepada raja, "Majulah dan kamu akan menang."
"Majulah dan Allah akan menyertaimu." Dengan enteng mereka
memanfaatkan nama Allah. Akan tetapi, entah mengapa, raja selatan tidak
terkesan dengan ucapan nabi-nabi dari utara ini. Tampaknya dia bisa membedakan
bahwa mereka itu hanyalah 'orang-orang yang mencari nafkah sebagai nabi [rice
prophets]'. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti dorongan perutnya saja.
Lalu ia berkata kepada raja utara, "Tidak adakah nabi lain lagi di
kerajaanmu?" Raja utara berkata, "Ya ada, ada satu lagi nabi yang
bernama Mikha, tetapi nabi yang ini selalu menyampaikan hal yang tidak ingin
kudengarkan. Dia selalu mengecewakanku. Dia selalu saja menegurku. Aku tidak mau
dengar nabi yang ini." Namun raja selatan itu berkata, "Bawalah dia
kemari dan mari kita dengarkan apa yang akan dia sampaikan."
Lalu
dikirimlah seorang utusan kepada nabi ini. Utusan itu, jelas sudah
diperintahkan untuk berkata kepada sang nabi, "Nah, janganlah mengucapkan
hal-hal yang menjengkelkan raja. Kau tahu bahwa dia ingin maju berperang."
Mikha menjawab, "Aku akan mengatakan apa yang disampaikan oleh
Allah." Ini adalah hal yang berbahaya karena ada juga nabi yang dipenggal
kepalanya karena menyampaikan kebenaran!
Lalu,
sampailah nabi Mikha di hadapan kedua raja itu. Ahab, raja utara, berkata,
"Nah, apa yang akan kau sampaikan? Haruskah kami maju berperang?"
Mikha berkata, "Majulah! Pergilah berperang!" Sang raja, tentu saja,
berkata, "Tidak! Aku mau mendengar hal yang sesungguhnya dari kamu. Aku
mau dengar kebenarannya." Orang ini ingin mendengar kebenaran, akan tetapi
tidak mau melakukannya. Sama seperti begitu banyak orang Kristen! Bahkan orang
non-Kristen juga ingin mendengar kebenaran, asal mereka tidak harus
menjalankannya.
Lalu
berkatalah Mikha, "Jika kamu maju berperang, maka Israel akan kehilangan
kepalanya," artinya, "kamu akan terbunuh." Ahab berkata,
"Lalu mengapa sekian banyak nabi ini berkata bahwa Allah akan menyertaiku
saat aku maju berperang nanti? Kamu hanya satu suara sedangkan mereka banyak.
Yang mayoritas selalu benar."
Banyak orang
yang berkata, "Bagaimana mungkin kamu berkata seperti itu? Aku belum
pernah dengar ada orang lain yang berkata seperti itu. Mana mungkin semua orang
itu salah dan hanya kamu yang benar?" Kita memiliki pemikiran bahwa suara
mayoritas itu selalu benar, bukankah begitu? Tampaknya sang raja berkata,
"Mereka itu juga nabi, bukankah begitu?" "Benar, mereka adalah
nabi-nabi Allah." Mikha tidak menyangkal hal tersebut. Lalu, bagaimana
Mikha membuktikan kebenaran kata-katanya? Dia tidak punya cara untuk
membuktikan bahwa dia benar, kecuali setelah peristiwa itu terjadi.
Dari buahnya kamu akan mengenal mereka
Lalu dia
berkata kepada raja, "Dari takhta-Nya, Allah berkata, 'Siapakah yang akan
membujuk Ahab untuk maju berperang?'" Membujuk berarti membuat dia ingin
maju berperang. "Lalu, tampillah roh dusta, roh penipu yang masuk ke dalam
mulut para nabi palsu." Sampai dengan titik itu, orang-orang masih belum tahu
bahwa mereka itu palsu. "Dan mereka akan berkata kepada Ahab, 'Majulah
berperang dan kamu akan menang.' Dengan demikian, ia akan mendapatkan
keberanian, [karena] mereka semua berkata seperti itu."
Lalu, salah
satu dari para nabi itu tampil mendatangi Mikha dan menampar pipinya. Amatilah
perilaku Mikha: dia tidak mengutuk; dia tidak memukul balik; dia tidak berkata
apa-apa. "Dari buahnya" - ini berarti kita harus memerhatikan
perilaku mereka yang memberitakan Injil. Amati cara mereka berperilaku. Amati sikap
mereka. Nah, jika Ahab memiliki mata untuk melihat, dia seharusnya
mempertanyakan orang yang maju menampar pipi Mikha ini, "Mungkinkah orang
ini nabi Allah?" Jadi, kita tidak dibiarkan berada dalam keadaan tanpa
bukti. Sebagaimana yang telah saya katakan, Mikha tidak membalas dengan cara
apapun. Kita harus mengamati kehidupan dan perilaku mereka yang memberitakan
Injil, untuk melihat adakah kebusukan yang muncul.
Lalu Mikha
berkata kepada raja, "Jika kamu kembali hidup-hidup hari ini, maka aku
bukanlah nabi Allah." Perhatikanlah: nabi yang sejati mempertaruhkan hidup
dan nama baiknya pada kata-katanya. Hal yang sama kita temuakan di dalam diri
Yesus, Dia tidak berkhotbah secara kabur. Ucapan-Nya dapat Anda uji. Jika Yesus
berbicara, ucapan yang disampaikan itu jelas, tepat dan dapat diuji. Kata-kata
Mikha dapat dibuktikan. Dia berkata bahwa raja akan mati jika dia berangkat
perang. Tentu saja, jika raja ternyata tidak mati, maka akan terbukti bahwa
Mikha salah dan nyawanya berada di tangan sang raja.
Demikianlah,
sang raja lalu berangkat berperang, namun dia memenjarakan dulu nabi Mikha. Dia
telah salah memenjarakan orang. Yang seharusnya dia penjarakan adalah kumpulan
nabi palsu itu, karena merekalah yang telah mengirim dia menjemput maut dengan
berkata, "Majulah dan Allah akan menyertaimu." Padahal, kenyataannya,
keberangkatannya itu berarti kebinasaannya.
Maka
berangkatlah Ahab berperang. Dia mengira bahwa dia dapat mengakali Allah. Dia
menyuruh raja Yosafat memakai kereta perang dan baju tempurnya, supaya pasukan
musuh, saat melihat raja selatan ini, mengira, "Orang ini sangat mirip
Ahab, raja utara itu." Ahab menempatkan raja selatan di dalam keadaan yang
bahaya untuk melindungi dirinya sendiri. Hal ini menunjukkan seorang yang egois
dan mementingkan diri sendiri. Ciri-ciri seorang yang buta secara rohani. Dia
mengira bahwa dia dapat mengakali Allah, sehingga para pemanah musuh akan
keliru menembak orang. Akan tetapi Anda tidak dapat menipu Allah, dan Anda juga
tidak dapat membuat agar firman-Nya terbukti salah.
Lalu, apakah
yang terjadi? Seperti yang diharapkan oleh Ahab, pemanah musuh memang mengira
bahwa Yosafat adalah Ahab, lalu mereka mengarahkan semua tembakan mereka ke
Yosafat yang malang. Ajaibnya, sekalipun semua panah diarahkan kepada Yosafat,
tak satupun yang mengenai dia. Walau tak ada orang yang menembaki Ahab, ada
anak panah yang mengenai dan membunuhnya. Tepat seperti yang dikatakan oleh
nabi Allah, malam itu juga dia mati.
Jadi, dari
keseluruhan gambaran ini, Anda dapat melihat perbedaan antara nabi palsu dengan
nabi sejati. Nabi palsu adalah mereka yang selalu berkata, "Damai
sejahtera, damai sejahtera," padahal tidak ada damai sejahtera. Ini
berarti, nabi palsu selalu mengabarkan hal-hal yang membuai perasaan dan
khotbah-khotbah yang membuat Anda selalu merasa nyaman, yang sama sekali
berbeda dengan jenis khotbah yang saya sampaikan. Khtobah saya membuat orang
merasa tidak enak. Pernah ada orang yang berkata kepada saya, "Khotbah
Anda tadi membuat saya sangat tidak enak, jadi, sebaiknya lain kali Anda
menyampaikan khotbah yang menyenangkan untuk mengimbangi yang tadi." Namun
ini tidak berarti bahwa seseorang yang selalu menyampaikan hal-hal yang tidak
enak itu adalah nabi sejati. Tetapi nabi sejati adalah orang yang tidak pernah
menyampaikan kata-kata hiburan jika tidak diperintahkan, apa lagi jika situasi
menuntut mereka untuk menyampaikan teguran. Gereja sekarang tidak membutuhkan
kata-kata hiburan; yang dibutuhkan adalah kata-kata peringatan.
Cara-cara membedakan nabi palsu
Selanjutnya,
perhatikan juga hal berikut yang diajarkan oleh Kitab Suci mengenai nabi-nabi
palsu. Kata 'nabi palsu' dipakai sebanyak sebelas kali di dalam Perjanjian
Baru. Jadi, dengan menempatkan semua ayat itu bersama-sama, kita memperoleh
gambaran yang bagus tentang pekerjaan para nabi palsu. Mari kita lihat satu
bagian bacaan di 2 Pet 2:1-3
Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah,
demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan
pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal
Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera
mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. Banyak orang akan mengikuti cara
hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan
dihujat. Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung
dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan
mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
Dari
ayat-ayat yang sangat penting ini, kita belajar tiga hal tentang nabi-nabi
palsu. Kita melihat bahwa ajaran mereka, pada intinya, menyangkal Sang
Penguasa, menyangkal Kristus. Itulah poin yang pertama. Dan mereka memasukkan
ajaran ini secara diam-diam. Apa artinya? Artinya adalah bahwa ajaran itu
dimasukkan oleh mereka dengan cara yang sedemikian rupa sehingga sukar bagi
Anda untuk memastikan bahwa ajaran tersebut menyangkal Kristus. Dengan kata
lain, tidaklah mudah bagi Anda untuk mengetahui bahwa dia adalah seorang nabi
palsu. Tepat seperti yang dikatakan oleh Yesus, "Mereka datang kepadamu
dengan menyamar seperti domba." Mereka terlihat sama seperti orang Kristen
yang lain. Perhatikan bahwa mereka adalah guru dan seorang nabi adalah seorang
guru. Dan mereka menyampaikan doktrin semacam ini sedemikian rupa sehingga Anda
akan mengira bahwa mereka menyampaikan kebenaran, padahal mereka sedang
menyampaikan dusta.
Bagaimana
cara mereka melakukan ini? Dengan banyak cara! Pertama-tama, dengan selalu
mengutip Kitab Suci. Kitab Suci adalah 'bulu domba' yang menyembunyikan ajaran
sesat mereka. Segera setelah Anda menyampaikan sesuatu dan mengutip referensi
Alkitab, kebanyakan orang akan berpikir, "Ah! Ada referensi ayat yang
mendukung ucapan itu. Baiklah. Tentunya ucapan itu benar." Jangan
tergesa-gesa! Periksalah dengan teliti referensi yang diajukan untuk melihat
apakah kutipan dari Kitab Suci ini memang benar-benar bermakna seperti yang
dimaksudkan oleh orang tersebut.
Saya sering
berurusan dengan orang-orang dari berbagai sekte dan Anda akan melihat bahwa
mereka gemar mengutip ayat-ayat. Nah, tentu saja, itu berarti bahwa jika Anda
tidak menguasai Kitab Suci, maka Anda akan berada dalam kesulitan, karena Anda
tidak tahu apakah ayat-ayat tersebut memang bermakna seperti yang dia
maksudkan. Namun setidaknya, yang dapat Anda lakukan adalah untuk tidak mudah
terpesona pada orang yang menenteng Alkitab dan mengutipkan berbagai ayat buat
Anda. Guru-guru palsu juga berkeliling dengan menenteng Alkitab di tangannya. Dan
apabila Anda melihat tulisan 'Alkitab' di sampulnya, akan muncul semacam rasa
lega di hati Anda, dan Anda berkata, "Ah! Ia pasti orang baik!"
Setiap orang bisa saja membeli Alkitab dan membawa Alkitab tidak membuktikan
apa-apa tentang seseorang. Dan kenyataan bahwa dia bisa mengutip beberapa ayat
juga tidak membuktikan apa-apa. Tehnik mereka adalah berusaha membutakan Anda
dengan pengetahuan.
Bagaimana
mereka membutakan Anda dengan pengetahuan? Dengan mengutipkan banyak referensi
Alkitab! Dia berkata, "Matius 7:16, Matius 8:16 ..." demikianlah
seterusnya. Dan Anda akan berkata, "Aku tidak bisa mengimbanginya. Dia
sangat memahami isi Alkitab." Sebenarnya, Anda akan mendapati bahwa
kebanyakan guru palsu ini tidak pernah menghapal seluruh ayat Alkitab. Kebanyakan
hanya itu-itu saja ayat yang mereka ketahui. Jika Anda ingin membuktikannya,
ambillah pena dan kertas, dan Anda catat ayat-ayat yang mereka sampaikan. Saat
ia memberikan Anda satu ayat referensi, katakanlah, "Mari kita cari
referensi berikutnya." Jika dia menyebutkan ayat lain lagi, katakan,
"Mari kita cari yang berikutnya lagi." Anda akan mendapati bahwa
begitu dia mencapai referensi yang kesepuluh, dia sudah kehabisan bahan.
Sebenarnya jika ia dapat memberi Anda sepuluh ayat, itu sudah cukup baik.
Saya
mendapati hal ini berdasarkan pengalaman langsung. Saya pernah diajak untuk
ikut serta dalam sebuah debat terbuka di Skotlandia. Saya tidak menyukai debat
terbuka. Namun karena hal itu merupakan permintaan untuk mewakili orang-orang
yang merasa kebingungan dan mereka ingin mendengarkan pandangan dari sisi yang
lain [maka saya ikut serta dalam debat itu]. Lalu, orang ini mulai melontarkan
berbagai ayat Alkitab. Saya meminta dia untuk terus mengajukan ayat-ayat
rujukan berikutnya. Tidak butuh waktu lama bagi dia untuk segera kehabisan
bahan referensi, dan selanjutnya adalah giliran saya untuk mengajukan ayat-ayat
referensi. Kelihatannya dia tidak tahu kalau ayat-ayat tersebut memang ada di
dalam Alkitab. Demikianlah, kita mendapati bahwa jika Anda berurusan dengan
nabi-nabi dan guru-guru palsu, saya katakan sekali lagi, janganlah terpesona
hanya karena dia memegang Alkitab dan karena dia mengutipkan banyak ayat dari
Alkitab. Bahkan setan juga mengutip dari ayat Alkitab.
Suatu hal
yang harus diperhatikan untuk tidak ditipu adalah pemakaian kata-kata. Mereka
mungkin akan memakai kata-kata dan istilah-istilah yang sama dengan yang Anda
gunakan, tetapi dengan makna yang berbeda. Hal ini lazim ditemui jika Anda
berurusan dengan para teolog, terutama para teolog liberal. Para teolog liberal
ini menggunakan istilah-istilah yang sama persis dengan yang kita gunakan, akan
tetapi mereka mempunyai makna yang berbeda. Jadi, mereka bisa berbicara sama
seperti Anda mengenai kebangkitan Kristus, akan tetapi ayat-ayat itu tidak
mereka artikan bahwa Yesus hidup. Mereka tidak berkata bahwa Yesus adalah
Juruselamat yang hidup secara jasmani. Mereka tidak bermaksud mengatakan bahwa
Yesus, secara harafiah, telah bangkit secara jasmani dari antara orang mati.
Yang mereka maksudkan saat mengkhotbahkan kebangkitan Kristus adalah bahwa
ajaran Yesus diteruskan sampai ke gereja zaman sekarang, dan karena itu Yesus
hidup di tengah jemaat sekarang ini. Itulah yang mereka maksudkan dengan arti
kebangkitan Kristus.
Akan tetapi
jika Anda tidak tahu akan hal itu, Anda akan berkata, "Oh! Dia berbicara
tentang kebangkitan; dia sangat alkitabiah." Demikianlah, sekarang Anda
dapat lihat betapa berbahaya dan gawatnya guru-guru palsu di tengah gereja.
Banyak dari antara mereka yang merupakan lulusan Sekolah Theologia. Mereka
memahami isi Alkitab lebih baik dari Anda. Itulah sebabnya mereka disebut nabi
dan guru palsu.
Mungkin saat
Anda mendengarkan hal-hal yang membingungkan Anda, Anda mulai membatin,
"Apa yang harus saya lakukan? Bagaimana saya bisa tahu bahwa dia sedang
bermaksud mengatakan sesuatu yang berbeda walaupun kata-kata yang digunakan itu
sama? Bagaimana saya bisa menanganinya jika pengetahuan Alkitabnya jauh
melebihi saya?" Tidak heran jika sebagian domba terjerat dalam ajaran palsu.
Benar-benar keadaan yang sangat berbahaya! Karena itulah Yesus memperingatkan
bahwa keselamatan kita terancam. Akan tetapi, kita boleh bersyukur kepada Allah
karena ada hal yang dapat kita
lakukan.
Hal kedua
untuk mendeteksi nabi-nabi palsu dapat ditemukan di dalam 2 Petrus. Dikatakan
di situ bahwa orang-orang itu cara hidupnya dikuasai hawa nafsu. Hal ini dapat
dilihat dari perilaku mereka. Kata 'dikuasai hawa nafsu' ini pada dasarnya
bermakna sensual (tertarik pada hal-hal yang lahiriah, dalam pengertian yang
buruk). Artinya, segala sesuatu yang bersifat kedagingan akan sangat menarik
minat orang ini. Kadang kala Anda akan dapat melihat bahwa di dalam perilaku
dan kebiasaannya akan muncul sifat-sifat kedagingan. Sebagai contoh, mereka
cenderung bergaul sangat bebas dengan perempuan. Orang-orang seperti ini harus
kita waspadai. Kalimat 'dikuasai hawa nafsu' itu di dalam bahasa aslinya
menekankan pada masalah berahi. Jadi, guru-guru palsu itu adalah orang-orang
yang kelakuannya akan membongkar kedok mereka sendiri. Akan tetapi pada
awalnya, tentu saja, mereka akan sangat berhati-hati dalam bertindak. Namun,
sejalan dengan waktu, perilaku mereka menunjukkan bahwa mereka termasuk jenis
orang yang oleh rasul Petrus disebut sebagai orang yang membuat Jalan Kebenaran
dihujat dan dipermalukan.
Hal ketiga
yang kita lihat di dalam ayat-ayat tentang nabi palsu ini adalah keserakahan
dan kerakusan mereka. Mereka adalah orang-orang yang ingin memeras Anda. Mereka
adalah jenis orang yang sangat berminat pada uang. Jika Anda bertemu dengan
pendeta atau pengkhotbah yang sangat berminat pada uang, waspadalah! Besar
kemungkinan bahwa dia itu nabi palsu. Nah, tentu saja, setiap orang perlu uang
untuk hidup, akan tetapi yang sedang kita bahas di sini adalah tentang sikap
hati, tentang keterikatan dan kecintaan pada uang. Oleh karena itu, waspadailah tanda-tanda yang menjadi
ciri nabi palsu tersebut. "Dari buahnya, kamu akan mengenali mereka."
Akan tetapi situasi yang kita hadapi tidak sesederhana itu, Anda akan mendapati
bahwa ini adalah hal yang sangat memusingkan jika Anda tidak berpengalaman di
dalam peperangan rohani. Poin yang perlu Anda pahami di sini adalah: kuasa
setan bekerja melalui nabi-nabi palsu ini, sehingga mereka bisa mengerjakan
berbagai mukjizat.
Jadi poin
keempat yang bisa kita pelajari dari Kitab Suci mengenai nabi-nabi palsu adalah
ini: mereka (sebagian dari mereka, tidak semuanya) akan memperlihatkan
tanda-tanda dan mukjizat, dan ini adalah perkara yang paling susah untuk
ditangani. Kemampuan ini ada pada mereka karena mereka bekerja dengan kuasa
setan. Hal ini dapat kita lihat dari ayat 24:24, atau di dalam Why 19:20.
Dengan kuasa
iblis, mereka ini mampu melakukan hal-hal yang ajaib. Mereka dapat mengerjakan
mukjizat. Mereka bisa berbahasa roh. Mereka bahkan dapat mengerjakan hal-hal
yang tidak mampu dilakukan oleh orang Kristen rata-rata. Jadi, kita perlu
menambahkan satu lagi peringatan atas peringatan yang sudah ada sebelumnya.
Bukan sekadar, "Jangan terpesona pada orang yang membawa-bawa Alkitab
sambil mengutipkan ayat buat Anda," akan tetapi ditambah dengan,
"Jangan terpesona pada orang yang bisa berbahasa roh."
Saya pernah
kenal dengan orang jahat yang bisa berbahasa roh. Jangan terpesona pada
orang-orang yang dapat mengerjakan mukjizat! Yesus sudah memperingatkan kita
bahwa nabi-nabi palsu akan mengerjakan mukjizat juga, dan mereka akan
menyesatkan banyak orang, seperti yang kita lihat di dalam 2 Petrus ini. Mereka
bisa menyesatkan Anda jika Anda tidak meneliti dan mempelajari prinsip-prinsip
penting yang sedang kita bahas hari ini.
Kesaksian seorang pengikut setan yang diselamatkan oleh kuasa Allah
Banyak orang
yang tidak mengerti bahwa setan juga punya kuasa sampai pada tingkatan
tertentu. Saya ingin mendorong Anda semua untuk membaca buku berjudulFrom
Witchcraft to Christ (Dari
Sihir ke Kristus). Buku ini ditulis oleh seseorang yang tadinya adalah pengikut
setan. Tahukah Anda bahwa di dunia ini ada pengikut setan, yaitu para penyembah
setan? Mereka melakukan hal ini, tentu saja, untuk mendapatkan keuntungan
duniawi. Mereka juga kadang-kadang, seperti serigala, akan pergi ke gereja
untuk menjalankan pekerjaan maut mereka.
Nah,
perempuan ini berbicara berdasarkan pengalaman pribadinya tentang hal-hal yang
bisa dilakukan oleh kuasa setan. Dia bahkan terpilih sebagai ratu penyihir
aliran hitam di Inggris, di Bournemouth. Untuk bisa dipilih sebagai ratu sihir
aliran hitam, dia harus menunjukkan kekuatan yang dahsyat. Demikianlah, ratusan
calon akan berkumpul di bagian barat Inggris dan mereka akan berguguran satu
persatu, dan mereka yang memiliki kekuatan yang unggul akan disaring lagi
hingga tinggal beberapa peserta saja di babak final. Beberapa perserta babak
final ini harus berjalan melewati api. Kobaran api itu tingginya mencapai dua
meter lebih dan bisa terlihat dari jarak yang sangat jauh. Setiap peserta babak
final harus melangkah secara perlahan melewati api yang tingginya lebih dari
dua meter itu. Api itu sungguh-sungguh besar. Ratu sihir hitam akan dipilih
sendiri oleh setan. Dia akan menyatakan pilihannya dengan cara muncul di dalam
kobaran api itu; dia akan tampil terlihat oleh ribuan penyihir yang hadir di
sana. Pada saat itu, perempuan inilah, yaitu Doreen Irvine, yang terpilih
menjadi ratu. Belakangan hari, oleh kuasa Allah, dia diselamatkan dan
diubahkan. Banyak setan yang diusir keluar dari dirinya. Sekarang ini dia
berkeliling memberi kesaksian tentang kuasa Kristus. Dia mengalami perubahan
dari ratu sihir hitam menjadi anak Tuhan. Saat saya masih tinggal di Liverpool,
dia pernah datang ke Liverpool memberikan kesaksian.
Jadi, Iblis
juga punya kuasa. Pernahkah Anda mendengar ada orang yang berjalan menembus api
setinggi dua meter lebih? Hal ini mengingatkan kita dengan hal yang pernah
terjadi pada tiga orang yang dimasukkan ke dalam api oleh Nebukadnezar. Begitu
juga dengan apa yang terjadi di Mesir kuno, banyak dari mukjizat yang
dikerjakan oleh Musa bisa ditiru oleh para ahli sihir. Jadi, janganlah
terpesona pada mukjizat. Ingatlah selalu bahwa mukjizat bukanlah bukti keaslian
seorang manusia Allah. Namun, tentu saja, memang sangat mudah untuk terpesona
pada mukjizat dan melupakan apa yang telah Anda pelajari hari ini. Perlu saya
sampaikan juga bahwa setelah mereka berjalan menembus api itu, para penyihir
tersebut keluar tanpa adanya bau terbakar di pakaian mereka, persis seperti
yang terjadi di dalam kitab Daniel.
Bagaimana menangani nabi-nabi dan guru-guru palsu
Saudara-saudari
yang kekasih, sadarilah bahwa kita ini terjepit di tengah-tengah peperangan
rohani, dan pihak-pihak yang melawan kita itu sangat besar kuasanya. Walaupun
demikian, kita akan selalu menang di dalam setiap pertempuran itu. Saya sendiri
sering terlibat di dalam konflik dengan kuasa jahat dan berhadapan langsung
dengan Iblis. Saya telah melihat kuasa yang dipercayakan kepada kita, sekalipun
kita ini tidak ada apa-apanya. Walaupun kuasa setan itu sangat besar, kuasa di
dalam diri kita jauh lebih besar daripada kuasa setan, asal kita tahu bahwa
kita memiliki kuasa itu. Tepat seperti yang dikatakan oleh Yesus di dalam Lukas
pasal 10 [ayat 19], "Aku memberikan kamu kuasa yang mengatasi kuasa
musuh." Saya telah membuktikan hal itu. Kita memiliki segala kuasa untuk
mengatasi kuasa musuh.
Oleh karena
itu, apakah posisi kita sekadar bertahan? Apakah posisi kita sekadar bertahan karena
serigala-serigala itu yang datang ke tengah jemaat? Tidak sama sekali! Kita
memiliki kuasa yang besar. Masalahnya adalah kita harus temukan dulu mereka
sebelum kita dapat menangani mereka. Banyak guru palsu yang masuk ke gereja,
dan saat kedok mereka terungkap gereja sudah berada dalam keadaan yang sangat
parah. Saya sudah sering melihat serigala-serigala itu datang dari waktu ke
waktu ke tengah jemaat. Jadi, apa yang akan terjadi jika guru-guru palsu itu
datang ke gereja? Apa yang akan kita lakukan pada mereka saat kita menemukan
mereka?
Apa yang
tertulis di sini? Dikatakan, Dia akan memotong setiap pohon yang tidak
menghasilkan buah yang baik. Pohon itu akan ditebang dan dibuang ke dalam api.
Yang menarik adalah bahwa kalimat ini ditulis bukan dalam bentuk yang akan
datang (future tense), melainkan dalam bentuk sekarang (present tense). Kalimat
ini menyatakan prinsip tentang hukuman atas perbuatan. Kalimat ini mencerminkan
apa yang ada di dalam kitab Ulangan di Perjanjian Lama, misalnya di dalam Ulangan
13:1-5, bahwa nabi palsu akan menerima hukuman mati. Ini bukan berarti bahwa
kita, sebagai jemaat, akan menendangnya keluar gereja dan menempatkannya di
depan regu tembak. Maksudnya adalah bahwa kuasa Allah akan bekerja
mengakibatkan kebinasaan pada dagingnya. Sangatlah mengerikan jika jatuh ke
tangan Allah yang hidup.
Ini berarti,
jika kita menemukan nabi palsu di tengah gereja, kita harus menyerahkannya pada
kebinasan tubuh. Seperti yang dikatakan oleh rasul Petrus di dalam 2 Petrus di
bagian yang sedang kita bahas ini, "kebinasaan atas diri mereka segera
datang." Ini adalah salah satu aspek dari kuasa Allah di tengah jemaat
yang sekarang ini jarang dipahami oleh banyak orang Kristen. Namun saya percaya
bahwa pada waktunya nanti, Anda semua akan mengerti karena Allah melindungi
umat-Nya. Dia memelihara gereja-Nya. Allah adalah Allah yang hidup. Jadi,
peringatan ini diberikan bukan karena Allah tidak bisa melindungi
domba-domba-Nya tetapi Ia mau agar kita berwaspada. Jika tidak, maka Anda akan
pergi mengikuti nabi palsu atas kehendak Anda sendiri. Jadi ingatlah, dari
buahnya Anda akan mengenali mereka.
Penghakiman diadakan terhadap setiap pohon
Di dalam
[Mat 7] ayat 19, dikatakan bahwa setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang
baik akan ditebang. Dengan kata lain, Yesus tidak membatasi hal penghakiman ini
hanya pada nabi-nabi palsu saja. Penghakiman akan datang kepada semua pohon,
bukan hanya kepada nabi-nabi palsu. Maksudnya adalah: Jangan menyibukkan diri
mencari-cari nabi palsu lantas lupa bahwa melalui buah Anda sendiri, Anda juga
akan dikenali oleh orang lain. Karena jika Anda tidak menghasilkan buah yang
baik, maka Anda juga akan ditebang. Janganlah berkata, "Aku ini orang
Kristen; aku percaya kepada Yesus dan aku sudah dibaptis." Berapa banyak
orang yang mengira bahwa dia orang Kristen hanya karena alasan tersebut? Anda
adalah seorang Kristen jika Anda menghasilkan buah yang baik. Itulah hal yang
disampaikan oleh Yesus di sini. Pohon macam apakah yang tidak ditebang? Apakah
pohon-pohon yang berkata bahwa mereka telah dibaptis, atau yang berkata,
"Aku percaya kepada Yesus"? Bukan! Hanya pohon yang berbuah baik!
Apa artinya
menghasilkan buah? Artinya adalah perilaku yang muncul dari hidup Anda. Yaitu
cara Anda berperilaku dan sikap Anda terhadap orang lain. Itulah hal-hal yang
Allah perhatikan. Sebagai seorang anak Allah, kita harus tahu bahwa jika kita
menghasilkan buah yang buruk, maka itu berarti kita bukan Kristen sama sekali.
Karena di dalam Matius 7:18 dikatakan, "Tidak mungkin pohon yang baik
itu menghasilkan buah yang tidak baik," tepat seperti yang dikatakan
oleh rasul Yohanes dalam 1 Yoh [5:18], "setiap orang yang lahir dari
Allah, tidak berbuat dosa," artinya, tidak terus menerus berbuat dosa.
Jadi, janganlah berkata, "Tak peduli bagaimanapun caraku menjalani
kehidupan ini, yang penting aku orang Kristen." Tak heran jika orang
non-Kristen berkata, "Aku tidak dapat melihat di mana letak perbedaan
antara seorang Kristen dengan yang non-Kristen." Seharusnya ada perbedaan
yang mencolok antara keduanya. Jika hidup Anda tidak berbeda dari hidup orang
non-kristen, maka besar kemungkinan Anda ini bukan orang Kristen sama sekali.
Harus ada perbedaan yang nyata antara buah yang baik dengan buah yang tidak
baik. Hal tentang arti buah itu sendiri bisa kita lihat di dalam Galatia pasal
5. Di sana kita diberitahu tentang buah dari daging, yang digambarkan sebagai
perbuatan daging.
Perbuatan
dan buah adalah hal yang sama di dalam Kitab Suci. Banyak ahli kitab, di dalam
niat luhur mereka untuk memisahkan makna keduanya, telah melangkah keluar dari
jalur. Sebenarnya, jika Anda periksa semua referensi yang ada, istilah buah dan
perbuatan adalah kata yang sinonim (punya arti yang sama). Dengan demikian, di
dalam kehidupan seorang Kristen yang sejati, Anda akan melihat adanya kasih,
sukacita yang tertib, damai sejahtera, kelemah lembutan, kerendahan hati -
semua yang diuraikan di Galatia 5. Hal-hal ini akan membuat orang yang
bersangkutan tampil berbeda dari yang lain. Bisa terlihat dari semua hal-hal
kecil yang dia lakukan. Sungguh indah jika Anda melihat seorang Kristen yang
sikapnya sangat menyenangkan!
Ada sebagian
orang Kristen yang selalu berpikir untuk mengerjakan sesuatu hal yang besar
bagi Allah. Saya rasa kita bisa memulai dengan menjadi orang yang lebih ramah
dari biasanya. Jika kita dapat menjadi orang yang sedikit lebih ceria, itu saja
sudah luar biasa. Akan tetapi mereka ingin melakukan perkara yang besar,
padahal perkara yang kecil saja belum mereka jalankan. Seharusnya mereka
memulai dari yang kecil-kecil dulu, umpamanya dengan bersikap lebih bertimbang
rasa.
Saya
teringat seorang saudara seiman yang pernah tinggal bersama kami di Inggris.
Setiap kali mandi, dia mengubah lantai kamar mandi kami menjadi kolam renang.
Dia meninggalkan bak mandi dengan sisa busa sabun di mana-mana. Inilah yang
disebut dengan buah yang tidak baik. Setelah mandi, dia langsung keluar,
mungkin berharap agar ada orang lain yang akan membuang limpahan air itu dan
membersihkan bak mandi. Menjadi seorang Kristen mencakup hal yang sangat
praktis. Artinya, bersihkanlah bak mandi dan buanglah limpahan air itu. Saya
mendapati bahwa sebagian orang Kristen yang ingin melakukan pekerjaan yang
besar bagi Allah seharusnya bisa memulai cukup dengan membersihkan bak mandi.
Biarlah terlihat bahwa di dalam hidup ini kita menghasilkan jenis buah yang
memuliakan Allah.
Marilah kita
semua menguji buah kita sendiri dan mencari tahu apakah kita sedang berada di
jalan sempit yang menuju hidup kekal atau tidak.
sumber: www.cahayapengharapan.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar