Bocah-bocah
penjaja cobek di sekitar Kota Bandung kebanyakan berasal dari Kecamatan
Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Jarak dari kecamatan tersebut ke pusat Kota
Bandung bisa ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 sampai 2 jam. Hari-hari biasa,
mereka berangkat dari Padalarang ke Bandung setelah pulang sekolah atau siang
hari. Sementara jika waktu libur, sejak pagi mereka sudah berangkat.
Satu lagi sebuah kisah yang sangat
mengharukan dari Negeri Tirai Bambu, seorang anak kecil di Dajiyuan, menghidupi
ayahnya yang lumpuh dengan menjadi seorang pemulung. Karena ayahnya lumpuh
bertahun-tahun, anak yang baru berumur 6 tahun ini terpaksa memikul tanggung
jawab rumah tangga. Selain setiap hari mencuci muka ayahnya, memijat dan
memberi makan, dia masih bersama ibunya mengambil botol air mineral bekas
sebagai tambahan pendapatan keluarga. Cerita Tse Tse ini banyak menyentuh hati
teman di internet, hanya beberapa jam, sudah puluhan ribu orang yang mengkliknya.
Adegan yang mengharukan
Begitu sampai di rumah, Tse Tse langsung
sibuk menyiapkan seember air, lantas dengan tangannya yang mungil ia memeras
selembar handuk yang besar, karena handuk terlalu besar buat dia, Tse Tse
membutuhkan 3 sampai 4 menit baru bisa mengeringkannya, kemudian dengan handuk
itu dia menyeka wajah ayahnya dengan lap itu. Dia sangat teliti melapnya,
sepertinya khawatir kurang bersih. Setelah selesai, Tse Tse kemudian berjingkat
melap punggung ayahnya, di belakang, selesai semua, dengan puas dia tersenyum
ke ayahnya.
Tse Tse tahun ini berumur 6 tahun, baru
kelas 1 SD, tinggal di jalan Baoan, desa Nantong, papanya Xiong Chun pada 5
tahun lalu tiba-tiba menderita otot menyusut, di bawah leher semua lumpuh,
untuk mengobati penyakitnya dia telah menghabiskan semua tabungannya. Sekarang,
keluarga yang beranggotakan 3 orang ini hanya mengandalkan ibunya yang bekerja
di pabrik, dengan penghasilan kecil itulah mereka bertahan hidup.
Di sekolah Houde, anak yang seumur
dengannya dengan ceria bergandeng tangan dengan orang tuanya sambil berjalan,
namun Tse Tse malah harus sekuat tenaga mendorong ayahnya pulang. Ketika mau
menyeberang jalan, dia akan berhenti sejenak, menoleh kendaraan yang lalu
lalang, setelah aman dia baru menyeberang. Setiap ketemu tempat yang tidak
rata, Tse Tse harus mengeluarkan tenaga ekstra menaikkan roda depan, menarik
kursi roda itu dari belakang, wajahnya yang mungil sampai terlihat kemerahan.
Dari sekolah sampai rumah jaraknya sekitar 1.500 meter, harus ditempuh selama 20
menit.
Satu keluarga 3 orang menempati rumah 8 m2
Rumah Tse Tse adalah sebuah rumah dengan
kamar kecil seukuran 8m2, hanya besi seng menutupi atap yang menghalangi cahaya
masuk ke kamar, di atap tergantung sebuah lampu energi kecil. Dalam rumah penuh
debu, yang paling mencolok adalah penghargaan Tse Tse yang tergantung di
dinding. Terhadap sekeluarga yang pendapatan bulanannya hanya sekitar 1.000 RMB
(Rp. 1,5 juta) bisa dikatakan, sebuah TV 21″ sudah merupakan barang mewah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar