Belenggu Kemalasan

Si Rudi ingin latihan angkat beban. Remaja ini memang kegemukan. Ketika ia bersama ayahnya melewati toko perlengkapan olahraga, Rudi minta dibelikan barbel seberat sepuluh kilogram. Ayahnya tahu anaknya pemalas, maka ia bertanya, 
"Kalau ayah belikan, apa kamu nanti akan memakainya tiap hari?" 
Rudi menjawab, "O, tentu! Aku janji dech." 
Sang ayah lalu membayar di kasir dan menyuruh Rudi membawa barbel itu ke mobil. Baru beberapa detik, si Rudi sudah mengeluh, 
"Tolong bawakan dong, yah! Ini berat sekali!"

Kemalasan adalah rasa segan untuk bekerja atau berjuang. Para pemalas tidak mau bersusah payah mengeluarkan tenaga maupun pikirannya. Jika diperhadapkan dengan perkara sulit, ia suka menunda-nunda. 
"Besok saja! Nanti sja!" Seorang pemalas bisa saja bercita-cita tinggi, tetapi ia ingin mencapainya dengan cara yang mudah, nyaman, dan tanpa memeras keringat. Tentu saja ini mustahil!
Kemalasan yang dibiarkan akan emnggiring orang masuk ke jalan kemiskinan dan kekurangan; 
"maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata." (Amsal 6:11). 
Bagaimana caranya keluar dari belenggu kemalasan? "Lepaskanlah dirimu dari jerat!".
Kita harus mendisiplin diri sendiri; berinisiatif untuk menuntaskan setiap tugas dan pekerjaan tanpa menunda-nunda.

Periksalah agenda hidup Anda. Adakah target-target yang tak tercapai karena Anda dibelenggu kemalasan? Apakah Anda terus menunda waktu untuk menghubungi seseorang, membaca buku, merapikan rumah, berolah raga, memeriksakan diri ke dokter, membuat rencana masa depan, atau lainnya? Hari ini juga, lepaskanlah diri Anda dari belenggu kemalasan!!

"Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:" Amsal 6:6.
"Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah." (Pengkotbah 10:8.) ***

Tidak ada komentar: