Bapak Tua Dalam Bis



Kira kira dua bulan lalu dalam perjalanan pulang selesai kerja, saya duduk disebelah seorang laki laki tua, saya yakin dia itu orang Tionghoa. Kemudian laki laki tua ini bilang:

“Kalau kamu mau pergi ketempat dari mana kamu datang, maka kamu harus selesaikan perjalanan mu kemana kamu ingin pergi.
Kalau tidak, maka kamu tidak akan dapat apapun dari tempat tujuan mu dan kamu tidak akan punya apapun untuk dibawa ketempat asal mu.”

“If you want to go to where you’re come from, then you have to finish the journey to where you want to go. Otherwise you’ll not get anything from the place where you want to go and you’ll not have anything to bring with you to where you came from.”

Saya kira dia hanya bicara untuk dirinya sendiri, tapi waktu saya melihat dia, orang tua itu senyum ke saya.
Maka saya Tanya: Maaf pak? (kemudian bapak tua ini mengulangi perkataannya).

Saya:  Maaf pak, saya tidak mengerti maksudnya?

Bpk tua: Kenapa sih kebanyakan orang terlalu cepat memutuskan mengerti atau tidak mengerti?

Saya: Maaf, memang saya tidak mengerti maksudnya.  Apa ada itu menyangkut agama?

Bpk tua: Mengapa orang selalu mengaitkan segala sesuatu dengan agama? Itulah makanya perang tidak akan pernah berhenti.

Saya: Mungkin dengan Tuhan, maksud saya ada kaitannya dengan Tuhan?

Bpk tua: Tuhan yang mana? Tuhan mu atau Tuhan ku?

Saya: Maaf pak, bukannya hanya ada satu Tuhan?

Bpk tua: Kalau hanya ada satu Tuhan, kenapa manusia selalu berkelahi? Seharusnya kita harus saling mencintai sesama ciptaan Nya.

Saya: Kepala saya jadi pusing nih…..

Bpk tua: Makanya jangan terlalu banyak mikir.

Saya: Kamu benar, mungkin karena saya capek juga.

Bpk tua: Kalau begitu kamu harus istirahat.

Saya: Itulah makanya saya ingin pulang kerumah.

Bpk tua: Rumah yang mana?

Saya: Rumah yang saya tinggali sekarang.

Bpk tua: Salah, kamu tidak tinggal disitu, kamu hanya menetap disitu. Kamu tinggal ditubuh kamu sekarang ini.

(Saat itu, saya sudah mulai kesal dengan orang tua itu. Tapi saya berusaha untuk tetap sopan padanya).

Saya: Kamu benar pak….kamu benar.

Bpk tua: Jadi kamu mau mengerti apa yang saya bilang tadi?

Saya: Ya, tolong jelasin.

Bpk tua: Baik, apa kamu percaya Tuhan?

(Nah ini saatnya untuk balas dendam)

Saya: Tuhan yang mana? Tuhan mu atau Tuhan ku?

(Hampir saja saya ketawa melihat wajah tua itu yang keliatan
bingung dengan pertanyaanku. Tapi dia malah tersenyum)

Bpk tua: Memangnya ada berapa Tuhan sih?

Saya: Ya pak, Cuma ada satu Tuhan.

Bpk tua: Kenapa manusia selalu berperang? Harusnya kita saling menyayangi sebagai keluarga.

Saya: Ya pak, harusnya memang begitu. Mereka itu bodoh.

Bpk tua: Mereka tidak bodoh. Mereka mereka itu pintar, bahkan sangat pintar. Mereka telah membodohi orang lain untuk saling membunuh dengan menggunakan nama Tuhan.

Saya: Ya pak, mereka pintar, sangat pintar. (Ku mengalah aja deh, asal si tua ini senang)

Bpk tua: Tidak, mereka hanya pikir yang mereka pintar. Tapi kenyataannya mereka mereka itu bodoh.

(Dalam hatiku, gimana sih, tadi kubilang bodoh salah kubilang pintar juga salah, mau ku garuk aja tuh muka)

Saya: Ya pak, mereka cukup pintar untuk menjadi bodoh dan cukup bodoh untuk berfikir bahwa mereka pintar.

(Pak tua itu melihat saya dan tersenyum lebar, ampuuuun tuh gigi pada kemana pak? Giginya aja ga betah ama dia, apalagi aku nih, ngomong terus sih)

Bpk tua: Nah, kamu telah belajar nih?

Saya: Terima kasih pak.

Bpk tua: Jangan terima kasih pada saya, terima kasih pada orang tua mu.

Saya: Orang tua saya sudah lama meninggal pak.

Bpk tua: Tidak! Orang tua kita tidak pernah meninggal. Hanya tubuhnya yang meninggal. Dalam kenanganmu, apakah kamu mengenang tubuh yang kaku, atau mengenang saat saat mereka masih hidup?

Saya: Kebanyakan waktu mereka masih hidup pak.

Bpk tua: Itulah, orang tua kita tidak pernah meninggal.

Saya: Baik pak.

Bpk tua: Nah, sekarang akan saya jelaskan perkataan saya di awal tadi. “Kalau kamu percaya pada Tuhan, maka kamu harus percaya bahwa kita diciptakan oleh Tuhan yang sama. Dan kita satu saat nanti akan kembali pada Nya. Sejak kita lahir sampai saat kita dipanggil nanti, adalah “PERJALANAN” dalam setiap perjalanan, kita semua akan menghadapi masa baik dan buruk. Maka semua itu kita sebut sebagai “PENGALAMAN”

Sangat menyedihkan banyak manusia yang mengakhiri perjalanannya dengan bunuh diri. Lebih menyedihkan lagi, banyak manusia yang mengakhiri perjalanan manusia lain dengan saling membunuh.

Banyak juga manusia yang karena ingin sesuatu, tapi mereka tidak mau memiliki sesuatu itu dengan pengalaman, maka mereka mencuri, merampok, korupsi dan sebagainya.

Jadi, manusia seperti itu tidak akan pernah sampai pada perjalanannya. Karena jiwanya telah digenggam oleh iblis. Dan iblis tidak akan membiarkan manusia seperti itu bertemu dengan Tuhan bila mereka mati nanti. Perjalanan mereka berakhir sebelum mencapai tujuan.

Kalau kamu ingin memiliki sesuatu, dapatkanlah dengan pengalaman, karena pengalaman jauh lebih berharga dari sesuatu yang ingin kamu miliki.”

Saya: Jadi, “pergi ketempat dari mana kamu datang” dan “kemana kamu ingin pergi” Itu artinya “Tuhan” ?

Bpk tua: Benar

Saya: “selesaikan perjalanan mu” itu maksudnya “pengalaman” ?

Bpk tua: Benar lagi…

Saya: “tidak akan dapat apapun dan punya apapun untuk dibawa ketempat asal mu.” Itu maksudnya apa?

Bpk tua: Tuhan itu SUCI, jadi kalau kamu berbuat dosa maka kamu tidak akan dapat apapun dari hidupmu yang bisa dibawa pada Tuhan.

Saya: Tapikan semua orang pasti berbuat dosa?

Bpk tua: Kamu benar, semua orang berbuat dosa. Tapi yang penting, apa yang kamu lakukan setelah berbuat dosa? Apakah kamu menyesali perbuatan mu dan mohon pengampunan dari Tuhan, atau berpura pura bahwa semua itu tidak tau bahwa sudah berbuat dosa?

(Wah, kacau nih. Ku kelewatan dua stop. Saya pencet bell, supaya supir bis nya stop ditempat stop berikutnya).

Bpk tua: Saya tau kamu kelewatan dua stop.

Saya: Koq kamu tau tempat stop saya?

Bpk tua: Tiap malam saya liat kamu di bis ini, makanya saya tau tempat biasa kamu stop.

Saya: Koq saya tidak pernah liat kamu?

Bpk tua: Karena kamu hanya melihat kursi mana yang kosong dari pada melihat orang orang dalam bis.

Saya: Kalau kamu sudah tau tempat saya biasa stop, kenapa tidak ingatkan saya?

Bpk tua: Kalau saya ingatkan kamu, maka kamu akan kehilangan sebagian dari pengalaman hidup mu.

(Kemudian, bis stop, saya keluar. Saya liat orang tua itu melalui jendela. Orang tua itu senyum pada saya)

Bis nya melanjutkan perjalanannya, termasuk semua orang yang ada didalamnya.

Dan saya harus melanjutkan perjalanan saya dengan jalan kaki, kira kira 300 meter menuju rumah yang selama ini saya tempati. ***

sumber:ACSU

Tidak ada komentar: