Pelajaran Dari Si Janda Miskin


“Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya” (Lukas 21:4).?

Memberi dalam keadaan kelimpahan tidaklah sulit. Misalnya Anda baru saja gajian, anggaplah gaji Anda sepuluh juta rupiah setiap bulan, Anda tidak akan keberatan memberikan persembahan sebesar Rp10.000. Tapi bagi seorang tukang becak yang setiap harinya hanya berpenghasilan Rp20.000, tentunya akan berpikir panjang bila mau mempersembahkan uang sebesar itu. Tetapi dalam kisah di atas, janda miskin itu berani memberikan uangnya, meskipun mungkin setelah itu ia akan berpikir bagaimana caranya mendapatkan uang lagi supaya ia bisa sarapan. Dan Yesus memuji janda yang berani berkorban dalam kekurangannya itu.

Jangan mengira bahwa kantong persembahan yang disodorkan pada Anda setiap ibadah hari Minggu itu akan lolos dari pengamatan Allah. Sebab Allah mau melihat siapakah di antara anak-anak-Nya yang rela memberikan persembahan yang terbaik buat Tuhan. Tuhan tidaklah mata duitan. Ia juga tidak membutuhkan uang Anda, sebab Dialah yang empunya jagad raya ini. Tetapi Ia mau melihat seberapa besar kesungguhan hati Anda mengorbankan harta Anda bagi Dia.

Firman Tuhan berkata, “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” (2 Kor. 9:7). ALLAH MENGASIHI ORANG YANG MEMBERI DENGAN SUKACITA!

Kadang-kadang tradisi mengaburkan arti dari setiap detail peribadahan kita. Saking biasanya kita menyanyikan sebuah pujian, kita kerap menyanyi dengan pikiran melayang-layang ke seluruh penjuru dunia. Begitu juga saat diberikan kesempatan untuk memberikan persembahan kepada Tuhan, mungkin kita melakukannya sambil ngobrol dengan tetangga sebelah. Kalau memberi, BERIKANLAH DENGAN SUKACITA!
Apakah Anda kekurangan, lalu Anda mendapatkan “dispensasi” dari Tuhan untuk tidak memberi? Justru dalam kekurangan Anda, persembahan Anda itu menjadi besar di mata Allah. Dan Tuhan tidak mau berhutang. Ia akan mengembalikan kepada Anda berlipat kali ganda. Kalau belum? Ya bersyukurlah, sebab kita memberikan kepada Tuhan karena kita mengasihi-Nya bukan karena kita mau “menyuap” Tuhan supaya Ia memberkati kita, amin?

Renungan:

Jangan mencoba “berdagang” dengan? Tuhan - hitung untung rugi. Berikanlah yang terbaik kepada Tuhan. Meskipun Anda miskin atau baru saja ditimpa kerugian besar, tetaplah memberikan yang terbaik kepada Tuhan yang kita cintai! Mencintai Tuhan berarti rela berkorban bagi Dia. (NN)

Tidak ada komentar: