Mengapa kita harus mengendalikan lidah?



Pada suatu hari saya memberikan teka-teki kepada seorang murid Sekolah Minggu: "Coba terka, benda apakah yang kecil bentuknya, tetapi besar pengaruhnya?" Jawaban yang spontan yaitu: "Bom Atom! "Mengapa?" tanya saya. Lalu ia menerangkan bahwa sebutir bom atom yang diledakkan dapat membinasakan jutaan manusia dan radiasinya dapat mempengaruhi seluruh dunia.

Jawaban anak Sekolah Minggu itu betul, tetapi tidak setiap manusia memiliki bom atom. Tahukah Saudara, bahwa setiap kita mempunyai LIDAH. Lidah adalah organ tubuh yang kecil, tetapi pengaruhnya besar. Seperti apa yang dikatakan oleh Yakobus: "Lihatlah, betapa kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidahpun adalah api" (Yak 3:5-6).

Ada beberapa macam "lidah" yang dapat menjadi peringatan bagi kita sekalian.

Lidah tak bertulang

"Lidah tak bertulang" adalah pepatah yang sering kita dengar yang berarti mudah berjanji tidak menepatinya. Seperti halnya seorang pemuda yang sedang berpacaran. Untuk memikat hati si dia, ia berjanji muluk-muluk: "Untuk engkau, mati pun saya rela ..." Tetapi, tidak
lama berselang, si pemuda tersebut sudah mengkhianati janji-jani-Nya. Ia sudah "changed his mind." Maka "lidah tak bertulang" berarti perkataan yang keluar dari mulut saja dan bukan dari hati. Sebagai orang Kristen, marilah kita bertanggung jawab atas perkataan yang keluar dari mulut kita sendiri.

Lidah panjang

Dalam peribahasa Tionghoa, oramg yang suka menyampaikan "gosip", dikiaskan sebagai "nenak tua yang berlidah panjang." Lidah yang panjang dengan motif yang jahat dapat menyampaikan perkataan-perkataan yang tak sesuai dengan kenyataan. Hal ini akan menghancurkan kepribadian seseorang, menyebabkan keretakan dalam gereja dan menyakiti hati orang lain. Pernahkah Saudara berbuat sedemikian? Ingatlah firman Tuhan yang mengatakan: "Engkau merancang penghancuran, lidahmu seperti pisau cukur yang diasah, hai engkau, penipu."

Lidah penjual obat

"Lidah penjual obat" berarti pembual atau lidah yang tidak terkendali. Ada sebuah lelucon sebagai berikut : Seorang penjual obat di tepi jalan ingin menarik perhatian para penonton, sehingga ia menyediakan sebuah kerangka manusia sambil mengatakan: "Inilah kerangka moyang kita Adam." Sahut seorang penonton dengan tiba-tiba: "Tidak mungkin, sebab tulang rusuk Adam tentunya kurang satu, padahal itu lengkap." Penjual obat menjawab: "Betul, ini kerangka Adam semasa Hawa belum diciptakan."

Saudara-saudara sekalian, banyak di antara kita berlidah penjual obat, asal putar lidah tetapi tak terkendali. Hal ini akan menurunkan reputasi kita sendiri. "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi" (Ams 10:19). Ingatlah bahwa tidak ada penghapusan perkataan yang terlanjur keluar dari mulut kita.

Lidah berbisa

Lidah yang berbisa adalah orang yang suka memfitnah, menghasut, mengadu domba, menghina dan menjatuhkan orang lain. Pemazmur mengatakan: "Mereka menajamkan lidahnya seperti ular, ular senduk ada di bawah bibirnya" (Mazm 140:4). Lidah yang berbisa jauh lebih jahat dan lidah-lidah lain yang telah kita bahas tadi. Saya yakin bahwa Tuhan akan mencabut kesejahteraan orang-orang yang demikian, "Pemfitnah tidak akan tinggal tetap di bumi" (Mazm 140:12).

Pengajaran Alkitab

Kesalahan dalam berkata-kata bukan hal yang remeh atau kecil, melainkan menyangkut seluruh kepribadian orang Kristen.

1.   Tanda orang yang beribadah: "Jikalau ada seorang mengganggu dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya" (Yak 1:26).

2.   Tanda orang yang sempurna: Barangsiapa tidak salah perkataannya, ia adalah orang yang sempurna yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

3.   Teladan Tuhan Yesus: "Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan 'kata-kata' yang indah yang diucapkan-Nya (Luk 4:22).

4.   Teladan Timotius: "Jadilah teladan bagi orang-orang percaya dalam perkataanmu ..." (1Tim 4:22).

5.   Peringatan: "Setiap kita sia-sia yang diucapkannya orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman, karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum" (Mat 12:36-37).

6.   Doa orang Kristen: "Setelah pembahasan tentang lidah, marilah kita mawas diri, apakah kita pemfitnah, pembohong, pemarah, penghasut, pembual, pengadu domba, dan lain-lain.

Hendaklah kita berdoa demikian: "Awasilah mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu
bibirku" (Mazm 141:3).

Tidak ada komentar: