“Keberuntungan
mungkin akhirnya datang bagi yang menunggu. Tetapi halitu adalah sisa yang
ditinggalkan oleh mereka yang telah mengejarnya terlebih dahulu.”
Abraham Lincoln
Sosok Ang Lee, pria
kelahiran Taiwan, 3 Oktober 1954, lebih tepat menggambarkan orang yang tidak
ingin mendapatkan sisa keberuntungan dari orang lain. Upayanya harus menghadapi
tantangan sulit sebelum berhasil menjadi seorang Asia pertama yang dianugerahi
sebagai sutradara terbaik dalam ajang Oscar Academy Award pada tanggal 5 Maret
2006. Kita dapat belajar dari perjuangan Ang Lee, bagaimana ia
mengejar keberuntungannya itu.
Sekilas
tentang Ang Lee di negeri asalnya, Taiwan, semasa masih sekolah setingkat
SMU ia pernah gagal ujian dua kali. Kegagalan tersebut benar-benar mempengaruhi
semangat Ang Lee pada masa-masa berikutnya. Selepas menyelesaikan pendidikan
tersebut Ang Lee menempuh pendidikan seni di National Taiwan College of Art.
Pada tahun 1975, ia berhasil menyelesaikan pendidikan di sana.
Menyadari
bakatnya di bidang seni, Ang Lee berimigrasi ke Amerika Serikat lalu
melanjutkan pendidikan ke University of Illinois, USA, jurusan seni drama.
Langkah Ang Lee menempuh pendidikan seni pembuatan film di New York University
menunjukkan sikap Ang Lee yang
konsisten. Ilmu seni drama dari University of Illinois, USA, berkaitan erat dengan ilmu pengetahuan yang ia dalami di New York University.
konsisten. Ilmu seni drama dari University of Illinois, USA, berkaitan erat dengan ilmu pengetahuan yang ia dalami di New York University.
Pada
tahun 1984, bakat Ang Lee yang sangat potensial di bidang seni mulai bersinar
ketika ia menampilkan sebuah karya tulis berupa drama berdurasi 43 menit. Drama
berjudul Fine Line itu benar-benar menyedot perhatian pemirsa dan kekaguman
para juri. Tak diragukan lagi, karya Ang Lee tersebut mendapat predikat film
dan sutradara terbaik dari
New York University.
New York University.
Sejak
saat itu bakat dan kemampuan Ang Lee di bidang seni perfilman di Amerika sudah
mengagumkan. Tetapi ia ingin mengangkat kisah kehidupan masyarakat Tionghoa ke
layar lebar. Untuk itu ia memboyong keluarganya kembali ke Taiwan pada tahun
1986.
Setiba
di Taiwan, tak satupun yang bisa ia lakukan, kecuali menganggur selama enam
tahun. Sementara istrinya, Jane Lin, bekerja untuk memenuhi seluruh kebutuhan
rumah tangga sebagai seorang tenaga ahli biologi. Diceritakan bagaimana Jane
Lin berusaha bersabar meskipun kehidupan ekonomi mereka sangat menderita.
“Bukan salahnya (Ang Lee). Orangnya baik, hanya tidak dapat pekerjaan saja, ”
ujar Lin bijaksana.
Meskipun
belum mendapatkan kesempatan kerja, Ang Lee tidak tinggal diam. Ia terus
mengasah kreatifitas dengan menulis naskah-naskah film, karena ia yakin akan
kemampuannya di bidang tersebut. Tak mengherankan jika Ang Lee sudah siap
dengan karyanya ketika pemerintahan Taiwan saat itu mengumumkan sebuah ajang
kompetisi di bidang perfilman. Pada kompetisi yang diadakan pada tahun 1991
itu, Ang Lee mengirimkan karyanya berjudul Pushing Hands.
Dalam
ajang tersebut karya Ang Lee tak tertandingi oleh yang lain, alias mendapatkan
penghargaan sebagai karya terbaik. Sementara dalam The Golden Horse Film
Festival di Taiwan, Pushing Hands, mendapatkan penghargaan dalam kategori
aktris dan aktor terbaik. Sementara dalam Festival Film Asia – Pasifik di Hong
Kong, Pushing Hands mendapatkan
predikat Jury’s Special Award.
predikat Jury’s Special Award.
Sejak
saat itu karir Ang Lee di dunia perfilman internasional mulai bersinar.
Film-film yang ia sutradarai menjadi terkenal dan diterima baik oleh masyarakat
internasional, terutama para penonton di Asia. Beberapa film tersebut adalah
The Wedding Banques (1992), Eat Drink
Man Wowen (1994), Sense & Sensibility (1995), dan The Ice Storm (1997), dan Ride with the Devil (1999).
Man Wowen (1994), Sense & Sensibility (1995), dan The Ice Storm (1997), dan Ride with the Devil (1999).
Pada
tahun 2000, film-film arahannya semakin mendapatkan perhatian penonton di
seluruh dunia. Terbukti karya Ang Lee berjudul Crouching Tiger, Hidden Dragon
yang dibintangi aktris Asia ternama yaitu Chow Yun Fat (Hong kong), Michelle
Yeoh (Malaysia) dan Zhang Ziyi (China) itu mendapatkan predikat 16 British
Academy Award Nominee dan 14 Oscar Academy Award Nominess. Crouching Tiger,
Hidden Dragon mendapatkan 4 penghargaan, termasuk sebagai film berbahasa asing
terbaik (The Best Foreign Language Film) dalam Piala Oscar, dan sebagai film
dengan sutradara terbaik (Best Director) dalam Golden Globes.
Meski
nama Ang Lee di dunia perfilman sebagai sutradara kian melambung, tetapi tak
menjamin karirnya terus menanjak. Hasil dari upaya Lee mengangkat cerita komik
The Hulk (2003) ke layar lebar tak seperti yang ia harapkan. Lee hampir putus
asa, tetapi berkat
motivasi ayahnya ia kembali berkomitmen membangun keberhasilan di bidang perfilman.
motivasi ayahnya ia kembali berkomitmen membangun keberhasilan di bidang perfilman.
Kemudian
Lee berusaha meningkatkan kemampuannya. Lalu ia mengangkat kisah asmara
sepasang homo tulisan E. Annie Proulx ke layar lebar dengan judul Brokeback
Mountain. Karya Lee itu mendapatkan respon yang sangat fantastis di dunia
perfilman Amerika dan Eropa. Brokeback
Mountain
memborong 4 penghargaan sekaligus dalam ajang Oscar Academy Awards, dua
diantaranya adalah Best Director dan Best Screenplay. Sementara dalam ajang
British Academy Awards (BAFTAs), karya Lee tersebut menyabet penghargaan
sebagai film dengan sutradara terbaik.
Brokeback
Mountain dianggap sebagai karya spektakuler yang mampu menembus batas batas
antarbudaya. Dikatakan dalam sebuah majalah ternama, Time, bahwa Lee merupakan
salah satu diantara 100 orang penentu dunia. “Saya tahu ia menciptakan sebuah
pengaruh besar dalam hidup para pembuat film dan aktor yang lebih muda, ”
ungkap seorang
aktris China, Zhang Ziyi (pemeran film Memoirs of A Geisha), dalam majalah tersebut.
aktris China, Zhang Ziyi (pemeran film Memoirs of A Geisha), dalam majalah tersebut.
Prestasi
Ang Lee yang spektakuler dan berpengaruh itu penuh dengan pelajaran berharga
bagi kita. Sikap yang penuh semangat, konsisten, berkomitmen kuat merupakan
modal dasar keberhasilan Ang Lee. Selain itu, ia tidak mudah puas atas
keberhasilannya. Kemauan Ang Lee yang terus meningkatkan kemampuan dan prestasi
adalah sesuatu yang sangat mengagumkan dan hanya dimiliki orang-orang sukses.
Itulah hal-hal terpenting yang harus kita perhatikan untuk menjadi sutradara
terbaik seperti Ang Lee, setidaknya menjadi sutradara yang sukses bagi
kehidupan kita sendiri.
sumber:
www.ceritamotivasimu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar