Penelitian
menunjukkan angka amputasi pada diabetisi (penderita diabetes) 15 kali lebih
besar daripada yang tidak memiliki penyakit Diabetes Melitus (DM).
Angka
harapan hidup diabetisi dalam 1 tahun berkisar hingga 69 persen, sedangkan yang
tidak memiliki penyakit DM berkisar hingga 97 persen. Sedangkan angka harapan
hidup dalam 5 tahun yaitu 44 persen dibandingkan yang tidak memiliki penyakit
DM berkisar hingga 82 persen.
Angka
kematian atau mortalitas pascamayor amputasi dari 1.000 pasien diabetes/tahun
mencapai angka 273,9 persen, sedangkan yang tidak memiliki penyakit DM berkisar
hingga 36,4 persen. Angka kematian atau mortalitas pascaminor amputasi dari
1.000 pasien/tahun mencapai angka 113,4 persen sedangkan yang tidak memiliki
penyakit DM berkisar hingga 36,4 persen.
"Derajat
keparahan penderita kaki diabetik sebenarnya sangat tergantung dari usia karena
semakin tua usia diabetisi semakin tinggi risiko untuk mendapatkan masalah yang
serius pada kaki dan tungkainya, lamanya menderita sakit, kendali gula darah,
adanya infeksi yang berat, derajat kualitas sirkulasi serta gangguan syaraf
perifer, keterampilan dari tenaga medis atau paramedis," ungkap dr.Em
Yunir, SpPD dalam temu media Jangan Abaikan Kelainan Kaki Diabetik! Lakukan
Sejak Dini, di Jakarta, Rabu (2/11/2011).
Dikatakannya,
deteksi dini kelainan kaki diabetik harus dilakukan, bahkan sebelum timbulnya
luka, mengingat luka yang awalnya kecil jika tidak ditangani dengan segera akan
menimbulkan infeksi dan cepat menyebar. Kadar gula dalam darah yang tinggi
merupakan makanan bagi kuman yang akan berkembang biak dan menyebabkan infeksi
bertambah buruk.
"Infeksi
yang tidak ditangani dengan segera dapat menyebabkan gangren. Pada gangren,
kulit dan jaringan di sekitar luka tersebut akan mati (nekrotik) dan mengalami
pembusukan, sehingga daerah di sekitar luka tersebut akan berwarna kehitaman
dan menimbulkan bau," ungkapnya.
Untuk
mencegah agar gangren tidak meluas, dokter harus mengambil tindakan untuk
membuang jaringan yang mati melalui perawatan dan pembersihan setiap hari atau
melakukan tindakan operasi untuk memotong jari kaki atau bagian dari kaki yang
terinfeksi. Kasus ulkus dan gangren diabetik merupakan kasus DM yang termasuk
cukup banyak dirawat di rumah sakit.
Dari
beberapa penelitian di Indonesia, angka kematian akibat ulkus atau gangren
berkisar 17-23% sedangkan angka amputasi berkisar 15-30%. Angka kematian satu
tahun pascaamputasi berkisar 14,8% dan jumlah ini meningkat pada tahun ketiga
menjadi 37%. Rata-rata umur pasien hanya 23,8 bulan pascaamputasi.
sumber:
www.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar