Iblis Tidak Pernah Libur

Seorang anak Sekolah Minggu pada suatu pagi pulang ke rumahnya dan berkata, "Ibu, menurut guru Sekolah Minggu saya tadi, Iblis itu juga mempunyai sebuah sifat yang baik."

Sudah tentu ibunya merasa sangat terkejut!  Ia belum pernah mendengar tentang kebaikan Iblis.  Oleh karena itu ia bertanya, "Menurut gurumu itu, sifat baik apakah yang dimiliki Iblis?"

"Menurut guru saya, Iblis itu baik dalam satu segi, yaitu rajin bekerja," jawab anak itu.   "Setiap hari ia bekerja.  Hari Minggu, hari Paskah, hari Natal, hari libur, Iblis terus saja bekerja mencari mangsa untuk dibawanya ke neraka.   Kalau manusia membutuhkan liburan, Iblis sama sekali tidak membutuhkannya.  Pagi, siang, sore dan malam ia terus bekeja dan berusaha menjerumuskan manusia ke dalam jurang kebinasaan."

Mendengar penjelasan anaknya, ibu itu mengangguk-angguk tanda bahwa ia sudah mengerti akan kebenaran ini.

Iblis tidak pernah libur!   Alkitab mengatakan, "Sadarlah dan berjaga-jagalah!   Lawanmu, si Iblis, berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (I Ptr 5:8).

Iblis yang rajin mencari mangsa itu punya banyak nama, yaitu Setan (penuduh), Iblis (musuh), Si Pencoba (Mat 4:3), Pembunuh dan Pendusta (Yoh 8:44).  Ia juga diibaratkan singa (I Ptr 5:8), ular (Kej 3:1; Why 12:9), malaikat terang (2 Kor 11:13-15), dan "ilah jaman ini" ( 2 Kor 4:4).    Ia bekerja dengan pembantu-pembantu yang banyak dan terorganisir (Ef 6:12).  Selain itu, Iblis juga sangat licik dan penuh tipu muslihat (Ef 6:11).

Iblis yang licik itu senantiasa mencobai manusia melalui keinginan daging.  Ia juga suka mencobai orang-orang percaya dengan cara ini.  Sebagai anak-anak Allah yang telah dilahirbarukan kita ingin hidup memperkenankan hati-Nya, namun di dalam diri kita masih ada manusia lama yang cenderung hidup dalam keinginan daging (Ef 2:3).   Keinginan daging itulah yang seringkali dipakai Iblis untuk mencengkeram manusia.

Iblis juga mempengaruhi manusia melalui jalan dunia yang tidak berpadanan dengan kehendak Allah.  Ia membentuk pola dunia melalui orang-orang yang telah dipengaruhi olehnya, sehingga sistim nilai dan cara hidup dunia banyak yang semakin bertentangan dengan kehendak Allah.   Karena kita hidup di dalam dunia ini, maka bila tidak waspada, kita pun dapat dipengaruhi oleh sistim nilai dan cara hidup dunia (Ef 2:2).  Pengaruh itu menjadi lebih kuat karena adanya keinginan daging.   Pengaruh dunia yang diresponi oleh keinginan daging membuat manusia jatuh dalam dosa.

Bagaimana mengahadapi si Iblis yang bekerja tanpa kenal lelah itu?  Ada  lima langkah yang perlu diperhatikan!

Langkah pertama, hayatilah identitas kita di hadapan Tuhan (Ef 1:3-14).   Kita telah dipilih Allah di dalam Kristus.  Kita telah dikuduskan di dalam Dia dan telah diangkat menjadi anak-anak Allah.  Dosa kita telah ditebus di dalam Kristus.  Dan di dalam Dia, ketika kita percaya, telah dimeteraikan dengan Roh Kudus.  Identitas kita itu perlu kita hayati dan aktualisasikan dengan baik agar tidak jatuh ke dalam tipu muslihat Iblis.

Langkah kedua,  tetap hidup di dalam Kristus (Kol 2:6).     Berjalanlah mengiringi Yesus Kristus, panglima perang kita!   Panglima kita telah meraih kemenangan atas Iblis dan kuasa maut melalui kematian dan kebangkitan-Nya.  Berjalan beserta Yesus, berarti bukan lagi berjuang untuk meraih kemenangan, melainkan berperang dari titik kemenangan.       Bagaimana tetap hidup di dalam Kristus?   Kolose 2:7 menjelaskan, "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur."

Langkah ketiga, mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah.  Perlengkapan senjata itu terdiri dari senjata defensif, yaitu ikat pinggang kebenaran, baju zirah keadilan, kasut kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtra, perisai iman dan ketopong keselamatan (Ef 6:14-17a).   Selain itu ada juga senjata ofensif, berupa pedang Roh, yaitu Firman Tuhan (Ef 6:17b).    Ambillah dan kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya Anda dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah Anda menyelesaikan segala sesuatu (Ef 6:13).

Langkah keempat,  berdoa dan berjaga-jaga.   Tuhan Yesus mengatakan, "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah" (Mat 26:41).    Kita harus senantiasa sadar dan berjaga-jaga agar tidak menjadi mangsa Iblis (I Pe 5:8).   Selain itu, kita harus tekun dalam doa.  Doa adalah kekuatan kita untuk mengahadapi Iblis, sebab dengan berdoa kita mengijinkan Allah yang maha kuasa bekarya di dalam kita, bagi kita dan melalui kita.

Langkah kelima,  tidak menyerah.   Kalau gagal, ya bangkit lagi.  Kalau jatuh, ya bangun lagi.  Dengan berbagai cara Iblis berusaha membuat kita jatuh dalam dosa.  Sebagai manusia kita bisa gagal dan bisa jatuh.  Tetapi kita memiliki Allah yang setia dan adil.  Ia mau mengampuni, menyucikan dan menolong kita.   Janganlah berbuat dosa, namun jika seseorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.   Di mana kita gagal dan jatuh dalam dosa, di sana kita harus mengaku dosa dan bangkit  bersama-Nya (1 Yoh. 1:8-9; 2:1).    Janganlah menyerah pada dosa, tetapi dengan terang firman Tuhan marilah kita mengetahui dosa, menyadari dosa, mengakui dosa, dan meninggalkan dosa.

Iblis itu tidak pernah libur!  Ia terus bekerja untuk menjatuhkan manusia.   Dalam menghadapinya kita harus menghayati identitas kita, tetap hidup di dalam Kristus, mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, berdoa dan berjaga-jaga, serta tidak menyerah. ***

Tidak ada komentar: