Steve
Jobs adalah penderita kanker pankreas, sama seperti aktor Patrick Swayze yang
meninggal karena kanker pankreas bulan September 2009. Berikut ini adalah
sedikit tentang kanker pankreas yang dikutip dari Sol Goldman, John Hopkins
Medical Center dan WebMD. Artikel ini adalah bagian dari buku Fat Loss not Weight Loss DIABETES yang akan dirilis sebentar lagi. Diabetes sangat
berhubungan dengan pankreas.
Hal
lain yang membuat saya tertarik untuk berbagi kebetulan adalah karena
saya belajar marketing, sehingga cukup kenal figur Steve Jobs walau bukan
pengguna Apple. Kesehatan Steve Jobs menjadi menarik diamati, karena harga stok
saham Apple dipengaruhi oleh rumor kesehatan Steve.
Misalnya,
ketika Steve tampak tidak sehat di suatu acara MacWOrld di tahun 2009, Steve
mengatakan dirinya “berada dalam ke tidak seimbangan hormon”. Lalu ketika dia
mengumumkan akan menjalani perawatan, harga saham Apple turun. Setiap saat
beredar rumor, baik asli atau palsu soal kesehatan Steve, maka harga saham akan
turun.
Steve
Jobs diketahui menderita kanker pankreas. Dan berikut ini adalah gambaran umum
tentang kanker pankreas.
Pankreas
adalah kelenjar yang berbentuk tube, sekitar 15 cm yang terletak di perut
bagian belakang. Tugas utamanya bagi tubuh manusia adalh menghasilkan enzim
yang membantu usus memecah makanan, dan memproduksi hormon yakni insulin yang
membantu regulasi gula darah.
Kanker
pankreas adalah penyebab keempat kematian kanker baik pria dan wanita dan
merupakan salah satu kanker yang paling mematikan, juga di kalangan medis
dikenal sebagai “silent killer” 38.000 orang Amerika akan terdiagnosa kanker
pankreas dan 34.000 di antaranya akan mati karenanya.
Kanker
ini sebetulnya dapat ditatalaksana kalau ditemukan di tahap awal akan tetapi
masalah dari kanker ini adalah kesulitan mendiagnosa untuk tahap awal . Pada
tahap awal kanker tidak terasa gejala apapun. Akan tetapi, seiring dengan
semakin besarnya pertumbuhan kanker, maka akan terasa nyeri di perut bagian atas
kiri yang menyebar ke belakang.
Rasa
nyerinya menjadi saat orang yang terkena kanker makan atau berbaring. Gejala
lain yang tampak adalah jaundice alias kuning.
Kemampuan bertahan hidup selama 5 tahun adalah 25 persen kalau kanker dioperasi
dan diangkat saat masih kecil dan belum menyebar.
Siapa
saja yang berisiko terbesar terkena kanker pankreas? Berikut ini adalah
faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya kanker pankreas :
1.
Faktor keturunan. Kalau ada 2 atau lebih kerabat yang menderita kanker pankreas.
2.
Keturunan Yahudi Ashkenazi
3.
Mengalami mutasi genetik BRCA
4.
Usia di atas 50 tahun
5.
Perokok berat.
6.
Diabetes
7.
Lain-lain, seperti penyakit hati kronis, obesitas, kurang olahraga.
Tiga
faktor pertama yang disebutkan paling atas adalah yang tidak dapat dikontrol.
Namun faktor yang keempat yaitu penuaan memang tidak dapat dikontrol, karena
secara kronologis usia orang terus bertambah. Akan tetapi, usia tubuh dapat
dikembalikan. Salah satunya adalah dengan melakukan terapi hormon yang
komprehensif.
Faktor
yang kelima yaitu merokok merupakan faktor yang saya beri perhatian khusus.
Menurut John Hopkins , rokok adalah salah satu faktor penyebab kanker pankreas,
dan seperti kita ketahui, konsumsi rokok di negeri ini sangat besar.
Perlu perhatian bagi semua masyarakat di Indonesia, bahwa akibat merokok lebih
dari sekedar kanker paru-paru.
Kematian
dini yang diakibatkan dari rokok lah yang perlu dikhawatirkan. Kematian dini
berarti kehilangan talenta yang berharga yang sangat mahal yang dibutuhkan
perusahaan, instansi, organisasi di negri ini untuk maju.
Faktor
yang keenam adalah diabetes. Penderita kanker pankreas, 10-20 persen adalah
penderita diabetes. Diabetes adalah fakor risiko yang dapat di”manage”
dengan gaya hidup sehat. Kata kunci diabetes adalah faktor keturunan, dan gaya
hidup. Faktor keturunan tentunya tidak dapat diubah, akan tetapi gaya hidup
selalu bisa dimodifikasi.
Beberapa
faktor risiko pencetus diabetes adalah overdosis gula yang menyebabkan kelelahan
pankreas, dan makanan kaya lemak, khususnya lemak trans yang terdapat di dalam
minyak sawit, dan dijual di berbagai fast food. Konsumsi keduanya di"back up" oleh monosodium
glutamat alias vetsin, yang memperkuat rasa.
Akan
tetapi kalau mau ditelusuri sedikit, kita perlu berpikir kritis, apa yang
mendorong orang menjadi suka makanan tersebut, yang pada akhirnya menyebabkan
diabetes.
Salah
satunya adalah stress (cocok untuk kondisi Steve Jobs), baik berupa stres
pekerjaan, stres hubungan romantis, stress finansial. Salah satu solusi
sebetulnya adalah mencari solusi atas stres ini, baru mengajarkan gaya hidup
sehat. Artinya, yang perlu diubah adalah mindsetnya, baru ditunjukkan caranya, dan diberi contoh bagaimana
melakukannya.
Semua
perusahaan, organisasi, ionstansi, sebaiknya membuat pelatihan perubahan
mindset hidup sehat. Karena kalau lalai, bisa memberi dampak bagi kekuatan tim
secara keseluruhan, khususnya bila yang terkena dampak adalah eksekutif di
posisi tinggi seperti Steve Jobs.
Baik
merokok atau diabetes, untuk mengubah gaya hidup, diperlukan lebih dari sekedar
himbauan. Akan tetapi perlu pengkondisian. Sebab yang diperlukan adalah
perubahan mindset. Perubahan perilaku, yang selama ini digembar-gemborkan,
tidak akan memberi hasil apapun tanpa perubahan mindset. Perubahan mindset artinya mengubah
bawah sadar yang perlu teknik khusus untuk mengerjakannya. Bukan sekedar
himbauan. Harus dijadikan standar prosedur. Bagian dari kewajiban.
Kalau
organisasi masih menginginkan perubahan untuk meningkatkan kinerja, sudah
saatnyacorporate
health strategy menjadi salah satu competitive advantage yang diterapkan diperusahaan. Mengubah mindset, mengubah perilaku sehingga mengubah hasil. Dengan
demikian, kita bisa mengurangi risiko kehilangan terlalu dini orang bertalenta
tinggi seperti Apple kehilangan Steve Jobs.
sumber:health.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar