Prediksi Fukunari Kimura: Indonesia Akan Menjadi Raja Ekonomi Asia Tenggara



KRISIS Eropa, Amerika Serikat dan Amerika Selatan membuat banyak perusahaan multinasional mulai melirik kawasan Asia Tenggara sebagai basis baru proses produksi, distribusi dan penanganan pascadistribusi. Semua itu didukung dengan level konsumsi yang semakin tinggi di kawasan penghubung ini. Tak heran, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN memiliki kekuatan strategis untuk memberi warna. Kebijakan Free Trade Area atawa Kawasan Perdagangan Bebas, menjadi terobosan inovatif yang akan menggenjot iklim perekonomian.

Di antara negara-negara ASEAN, Indonesia dinilai menjadi daerah yang memiliki prospek ekonomi terdepan. Jika selama ini Singapura dan Malaysia dianggap terbagus, Indonesia menjadi magnet baru. Menurut Fukunari Kimura, Chief Economist Economic Research for ASEAN and East Asia (ERIA), kepada Tribunnews, Senin (31/10/2011), negara yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini memiliki banyak keunggulan komparatif, terutama di sisi keragaman sumber daya alam, serta kemampuan eksploitasi sumber daya manusia yang belum maksimal.

"Performa ekonomi Indonesia lumayan, di atas rata-rata dan ini membuat banyak perusahaan berbasis internasional melirik dan menginginkan investasi di sini. Saya pikir Indonesia akan berada di garda terdepan dalam urusan prospek ekonomi," jelas Fukunari. Ia menggambarkan, Singapura akan mengalami titik stagnasi di mana mereka sudah tak punya ruang untuk menerima banyak perusahaan, yang membuat regulasi di sana menjadi lebih mahal. Sementara Indonesia, meski bersifat menerima limpahan, namun apa yang bergeser ke Indonesia punya nilai kapitalisasi sangat besar. "Jika terus bertahan, saya pikir Indonesia akan menjadi raja ekonomi di kawasan Asia Tenggara, dan bisa mengancam di area Asia Timur," imbuh Fukunari.

Melihat performa ekonomi Indonesia, ucapan pria yang juga seorang peneliti ini ada benarnya. Tengok saja, pada tahun 2011, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diperkirakan mencapai angka 6,4 persen. Performa ini tertinggi dibanding dengan negara-negara ASEAN lain seperti Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Sekedar perbandingan, pada 2011, PDB Malaysia adalah 5,2 persen, Filipina (4,7 persen), Singapura (5,3 persen), Thailand (3,5 persen), dan Vietnam (5,8 persen).

Tahun depan, PDB Indonesia pada tahun 2012 berpotensi menurun sebesar 0,1 persen dari tahun sebelumnya, yakni menjadi 6,3 persen. Namun tetap saja angka ini masih menjadi satu yang terkuat di ASEAN. Secara umum, perkiraan pertumbuhan GDP di Asia pada 2012 menurun sebesar 0,2 persen dari tahun sebelumnya 7,9 persen, menjadi 7,7 persen.

Indikator perekonomian makro lainnya adalah tingkat inflasi, yang tahun ini diprediksi mencapai 4,7 persen atau di bawah perkiraan sebelumnya 5 persen. Sementara untuk inflasi 2012, diprediksi lebih rendah dibanding tahun ini karena faktor turunnya pertumbuhan ekonomi nasional. Hanya saja, faktor rencana kenaikan tarif dasar listrik membuat inflasi 2012 akan lebih tinggi dibanding 2011.


sumber: www.tribunnews.com

Tidak ada komentar: