Obat Untuk Racun Kepahitan



Ibrani 12:15
Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.

Dalam Jurnal ilmiah, Journal of the American College of Cardiology melaporkan sebuah karya ilmiah yang menjelaskan hubungan antara penyakit jantung dan amarah seseorang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yoichi Chida, MD, Ph.D dari Departemen Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat University College, Londong menyatakan bahwa marah dan sikap permusuhan dapat meningkatkan resiko penyakit jantung koroner sebesar 19% pada orang-orang sehat. Penelitian tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan jumlah protein yang dinamakan C3 dan C4. Adanya kedua protein itu pada sistem kekebalan tubuh menunjukkan adanya peradangan dan luka. Jadi, mereka yang mengalami rasa permusuhan, perasaan tertekan, dan amarah pada tingkat tinggi mengalami peningkatan kadar C3 sampai 7.1%, dan peningkatan protein ini menunjukkan adanya sejumlah gangguan pada arteri hati.

Penilitian ini hanyalah pembuktian apa yang dikatakan oleh Alkitab ribuan tahun lalu:
Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang. ~ Amsal 14:30
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. ~ Amsal 17:22

Amarah, kekesalan yang disimpan, dipendam dan ditumpuk akhirnya berubah menjadi kepahitan. Kepahitan itu pada akhirnya menjadi racun baik bagi tubuh jasmaniahnya, maupun roh dan semangatnya.

Racun ini sangat mematikan, cepat atau lambat jika kita menyimpannya maka pelan-pelan namun pasti, maut itu menggerogoti. Yesus tahu pasti betapa buruknya kepahitan itu, untuk itu Dia memberikan resep untuk mengobatinya. Obat itu bernama PENGAMPUNAN.

Pengampunan bukan hanya membebaskan orang yang kita benci dari tuntutan kita, namun juga membebaskan diri sendiri dari penjara sakit hati.
Langkah-langkah pengampunan:

Fokuslah pada Tuhan dan bukannya pada diri Anda sendiri.
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. ~ Roma 12:19

Pembalasan bukanlah hak kita, itu adalah bagian Allah. Jika kita mengerti ini maka kita akan menyerahkan segala sesuatunya kembali pada Tuhan.

Memutuskan untuk mengampuni.
Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. ~ Lukas 6:27-28
Pengampunan bukanlah soal mau atau tidak mau, pengampunan adalah perintah dari Tuhan kita Yesus Kristus. Secara manusia kita tidak bisa mengampuni, namun jika kita minta kasih karunia Tuhan, maka Dia akan memampukan kita untuk melakukannya.

Berapa kali kita harus mengampuni?
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. ~ Matius 18: 21-22

Manusia ingin menentukan batasan sampai berapa kali harus mengampuni, namun Yesus berkata tidak ada batasannya. Sampai berapa kalipun seseorang menyakiti kita, maka sebanyak itu kita harus terus melepaskan pengampunan. Memang mudah untuk mengatakannya, namun untuk melakukannya Anda butuh kasih karunia Allah. Untuk itu kita harus terus melekat kepada-Nya.

Jadi, Anda ingin sehat dan panjang umur di bumi ini? Miliki hati yang penuh pengampunan dan bersukacitalah setiap hari. 


sumber: www.blessingday.co.cc

Tidak ada komentar: