Ulat Bulu dan Semut


Berikut ini disadur dari A Closer Look at the Evidence oleh Richard & Tina Kleiss. “Maculinea arionyang betina akan menaruh telur-telurnya satu per satu pada daun tanaman thyme liar. Pada musim gugur, ulat bulu itu akan menetas dan memakan thyme itu selama kira-kira tiga minggu. Lalu ia akan meninggalkan tanaman itu, dan tidak akan pernah lagi makan tumbuhan. Di atas tanah, sang ulat bulu menemukan seekor semut merah yang koloninya berada dekat dengan tanaman thyme itu. Semut itu membelai si ulat bulu dengan antenanya dan ulat bulu mengeluarkan susu yang manis dari segmen kesepuluh tubuhnya. Sang semut minum cairan ini selama sekitar satu jam hingga sang ulat bulu tiba-tiba menekuk diri. Semut-semut lalu akan mengangkat ulat bulu dengan rahang mereka, dan membawanya kembali ke sarang mereka. Ketika sudah berada dalam sarang, semut-semut menikmati minum susunya ulat bulu, sementara ulat bulu itu menikmati makan bayi-bayi semut! Pada bulan Juni setelah itu, sementara masih di sarang semut tersebut, sang ulat bulu keluar dari bentuk pupa-nya sebagai seekor kupu-kupu dewasa. Ia akan menyelinap melalui jalan-jalan yang amat kecil untuk keluar ke permukaan tanah, dan di sana ia akan terbang pergi untuk memulai lagi siklus hidup yang sama. Iman yang sangat besar diperlukan bagi mereka yang percaya bahwa evolusi-lah yang menghasilkan siklus hidup kupu-kupu yang sedemikian kompleks yang luar biasa ini, dengan segala interdependensi yang terjadi antar berbagai bentuk kehidupan.”

Tidak ada komentar: