Spesies penyu sungai Australia (Emydura
macquarii) meletakkan sekumpulan telur di pasir sungai. Telur yang berada
di bawah perkembangannya lebih lambat daripada yang di atas. Namun, telur di
kedua bagian itu ternyata menetas bersama.
Ricky-John Spencer dari University of
Western Sydney di Australia penasaran dengan fakta tersebut. Ia menduga bahwa
telur-telur tersebut "saling bicara" terlebih dahulu sebelum menetas.
Untuk membuktikan dugaannya, ia merancang
eksperimen. Spencer membagi sejumlah telur menjadi dua bagian. Satu bagian
diinkubasi di suhu lebih yang tinggi, sedangkan bagian lain diinkubasi di suhu
lebih yang rendah. Setelah dua pertiga masa perkembangan telur, keduanya lalu
disatukan kembali.
Hasil menunjukkan bahwa kedua bagian
telur tetap menetas dalam waktu bersamaan. Ketika dipersatukan, telur yang
lebih lambat perkembangannya mengejar sehingga bisa menetas di waktu yang sama.
Menurut Spencer, kedua bagian telur itu
mungkin berkomunikasi secara kimia. "Telur itu sebenarnya bernapas. Mereka
menghirup oksigen dan mengeluarkan CO2," katanya .
Spencer menjelaskan bahwa telur yang
lebih cepat perkembangannya akan mengeluarkan CO2 lebih banyak. Konsentrasi CO2
ini yang menjadi semacam "panggilan" sekaligus pemicu agar telur lain
lebih cepat berkembang.
Hasil penelitian Spencer dipublikasikan
di Proceeding of the Royal
Society B edisi terbaru
November 2011. Spencer menjelaskan bahwa menetas bersama sangat penting bagi
kesintasan penyu. Hal itu akan memastikan individu yang rentan terlindungi dari
predator.
Mereka memiliki teman yang melindungi.
sumber:NewScientist
Tidak ada komentar:
Posting Komentar