Kesaksian
dari Bpk Welyar Kauntu (composer ‘Walau Seribu Rebah’, and many more) yang
sangat berkesan dlm batin saya dan mempengaruhi cara saya menyembah Tuhan…
Beliau bercerita dalam satu kunjungan ke panti asuhan, saat pujian penyembahan dinaikkan, beliau memainkan gitar dan menaikkan suatu pujian bersama-sama anak panti asuhan tersebut. Siapa dong yang tidak kenal the golden voice nya beliau…
Beliau bercerita dalam satu kunjungan ke panti asuhan, saat pujian penyembahan dinaikkan, beliau memainkan gitar dan menaikkan suatu pujian bersama-sama anak panti asuhan tersebut. Siapa dong yang tidak kenal the golden voice nya beliau…
Tapi
Tuhan menyuruh beliau untuk memperhatikan seorang anak di pojokan yang sedang
berusaha ikut menyembah Tuhan. Anak ini gagu, bicaranya tidak jelas, mungkin
penderita bisu tuli. Kalimatnya……..hanya terdengar seperti kumpulan huruf vokal
saja tanpa konsonan “aaa…uuua …iiiiaaa…aauu.” dengan nada yang fals habis.
Tapi
dia menyanyi segenap hati, bahkan airmata pun menetes membasahi wajahnya.
Saat
itu Tuhan berbicara kepada Bapak Welyar Kauntu….
”di
telingaKu apa yang anak ini nyanyikan sangat merdu sekali, jauh lebih merdu
dari apa yg engkau nyanyikan”. Bagi manusia, perkataan anak itu tidak dapat
dimengerti.
Tapi
Tuhan sangat mengerti… every single word.
Di
telinga manusia anak ini jelek sekali menyanyinya dan tidak ada merdu-merdunya
sama sekali.
Di
telinga Tuhan suara anak ini merdu sekali. Karena ia menyanyi dgn hatinya.
Mungkin
kalau ada kontes “Heaven Idol” dan Tuhan menjadi jurinya, anak ini akan menjadi
pemenangnya.
For the
Lord sees not as man sees…
Mari
kita belajar memandang seperti Tuhan memandang.
Bagi
Tuhan, ‘hati’ itu adalah segalanya. Bukan kemasannya. Oleh sebab itu mari kita
menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar
kehidupan. (Amsal 4:23)
Tuhan
Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar