Masalah
Kematian ada di tangan Tuhan yang menentukan. Kita selaku manusia hanya bisa
menerima ketentuanNya tersebut. Kasus-kasus berikut ini unik. Beberapa
terpidana mati tidak menemui ajalnya sekalipun telah ada keputusan tetap agar
eksekusi mati dilaksanakan.
John
Henry George Lee
John
merupakan seorang pembantu di rumah Miss Emma. Suatu hari, Miss Emma ditemukan
tewas dengan leher yang tersayat pisau dan rumahnya terbakar. John kemudian
dinyatakan bersalah dan divonis hukuman gantung. Menurut jadwal, John akan
digantung pada 23 Februari 1885 di Exeter Prison.
Ketika
sudah hari-H, John dibawa keluar dari selnya untuk menuju tempat eksekusi.
Namun, trap door (pintu penyekat antar zona penjara) macet. Bukan hanya sekali,
dua kali, tapi tiga kali.
Di
tengah kebingungan pihak penjara dan eksekutor, John dikembalikan ke sel nya.
Dan beberapa hari kemudian, hukumannya diubah menjadi kurungan seumur hidup.
Anne Green
Dieksekusi
mati dengan cara digantung ketika berumur 22 tahun. Pada masa itu, hukuman
gantung dilaksanakan dengan cara si napi disuruh naik tangga dan mengalungkan
sendiri tali ke lehernya.
Setelah
tergantung slama 1/2 jam, tubuh anne diturunkan dan diberikan pada pihak universitas
sebagai bahan kuliah anatomi. Namun, setelah di kampus, peti dibuka dan dokter
mendengar suara bernapas dari tenggorokannya. Mereka segera memberinya minum.
Dua
belas jam setelah eksekusi, Anne sudah bisa bicara beberapa kata. Beberapa
tahun kemudian Anne akhirnya menikah dan punya 3 orang anak, serta dapat hidup
15 tahun lagi setelah peristiwa eksekusi yang membuatnya terkenal itu.
Setelah
kasus ini, terpidana mati digantung dengan cara dijatuhkan dari ketinggian
tertentu untuk mematahkan lehernya, hingga dapat mati secara cepat.
Joseph Samuel
Joseph
divonis mati dengan cara digantung setelah dituduh melakukan perampokkan rumah
seorang wanita kaya dan polisi yang menjaga rumah tersebut ikut juga terbunuh.
Joseph
memang mengakui perampokkan tersebut. Namun, ia menyatakan bahwa ia tidak
terlibat dalam pembunuhan tersebut. Joseph merampok rumah tersebut bersama
gengnya. Si kepala geng dilepaskan karena kurangnya barang bukti.
Pada
1803, Joseph dibawa bersama napi lain ke Parramatta, di mana sudah ada ratusan
orang yang datang untuk melihat eksekusi ini. Setelah berdoa, Joseph naik ke
atas gerobak dan di lehernya dikalungkan tali. Setelah siap, gerobak tersebut
ditarik.
Bukannya
menggantung tubuh Joseph, tali tersebut malah putus. Algojo coba lagi, tetapi
kali ini tali tersebut selip dan kaki Joseph menyentuh tanah. Di tengah
kegaduhan penonton, algojo coba lagi untuk ketiga kali. Tali tersebut kembali
putus.
Kali
ini petugas di lokasi mengabarkan gubernur tentang peristiwa ini. Setelah
mengetahuinya, gubernur mengubah hukuman Joseph menjadi kurungan seumur hidup.
Gubernur dan petugas lain meyakini bahwa kejadian tersebut merupakan petunjuk
dari Tuhan, bahwa tidak seharusnya Joseph mendapat hukuman tersebut.
Wenseslao Moguel
Moguel
divonis mati dengan cara ditembak oleh regu tembak kepolisian. Ia ditembak 9
kali, termasuk 1 peluru terakhir yang ditembakkan ke kepalanya oleh komandan
regu dalam jarak dekat untuk memastikan kematiannya.
Entah
bagaimana, Moguel bisa bertahan hidup dan berencana untuk melarikan diri.
Moguel pulang ke kampungnya untuk menikmati sisa hidupnya yang sangat berharga
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar