Matius 10:39 Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya.
Hal
pertama yang kita lakukan ketika ada yang mengkritik kita biasanya adalah
mencari cara untuk membela diri. Hampir setiap orang melakukannya. Bahkan kalau
bisa, kita akan melemparkan kesalahan itu pada orang lain, yang penting hal itu
bisa sedikit mengurangi perasaan bersalah atau supaya kita tidak tampak terlalu
bodoh.
Alamiah
sekali, dan memang kebanyakan melakukan hal yang sama. Mungkin karena memang
sudah merupakan warisan dari sononya, maka hal itu pun akan terus terjadi dan
menular kepada siapapun.
Tapi
tentunya jangan dijadikan kebiasaan. Apalagi kalau kita berada di dalam sebuah
pekerjaan, dan tentunya kita berharap bahwa kita bisa dianggap bertanggung
jawab untuk sebuah pekerjaan yang besar. Kalau kita terus menerus membawa
kebiasaan ini, tentunya akan sulit bagi atasan kita untuk mempercayakan hal
besar kepada kita.
Saya
ingat di satu peristiwa ketika saya masih bekerja di sebuah perusahaan di
Bandung. Ketika itu saya menjabat sebagai seorang marketing untuk produk
percetakan. Dan saat itu saya mendapat sebuah klien yang hendak mencetak dus
untuk produk perusahaannya. Dia menjelaskan apa yang dia minta, dan saya
menerima orderan itu dengan sukacita.
Sesampai
di kantor saya menyampaikan apa yang saya terima itu ke bagian produksi. Dan
bagian produksi mengerjakan orderan itu sesuai dengan apa yang saya sampaikan.
Tentunya sampai dipoint itu, tidak ada yang salah. Tapi..ternyata tidak seperti
yang saya duga, saya menghilangkan sedikit informasi penting yang tidak
tersampaikan ke bagian produksi, sehingga akhirnya hasil yang saya pikir sudah
baik itu tidak sesuai dengan apa yang diminta oleh klien saya tersebut.
Akibatnya, tentunya mereka menolak hasil cetakan tersebut. Wah!!!! Saya
berpikir keras bagaimana jalan keluarnya.
Dalam
hati kecil, ada pemikiran otomatis untuk langsung menunjuk bahwa ini adalah
kesalahan klien saya karena tidak menyampaikan dengan tepat apa yang dia minta.
Tapi saya tahu tidak begitu ceritanya. Jadi saya mengurungkan niat saya itu.
Jadi
harus bagaimana ya?
Otak
saya berputar keras mencari jalan keluar, terutama adalah untuk menghindari
supaya saya tidak ditegur dengan keras oleh pemilik perusahaan. Dan tentunya
saya juga tidak mau jika harus menanggung kerugian yang tentunya lumayan besar
atas ditolaknya produk tersebut. Wah, bisa-bisa saya tidak digaji selama
beberapa bulan untuk membayar kerugian tersebut.
Dan
akhirnya, yang saya lakukan adalah terlebih dahulu memberi tahukan kepada
pemilik perusahaan bahwa saya sedang menghadapi masalah ini. Saya berusaha
untuk menjabarkan dengan rinci permasalahannya, dan tentunya dengan didahului
permintaan maaf atas keteledoran saya sehingga bisa terjadi masalah tersebut.
Hasilnya?
Di luar
dugaan saya, sang pemilik perusahaan tidak menjadi marah besar, tapi justru
jadi ikut memikirkan jalan keluar yang terbaik. Dan dengan seijinnya, saya
boleh menawarkan produk tersebut kembali kepada pemesannya dengan pesan bahwa
jika mereka tetap menerima produk tersebut, maka mereka akan mendapatkan
potongan diskon yang lumayan. Win win solution.
Pada
akhirnya, perusahaan itu mau menerima produk tersebut dengan diskon, dan perusahaan
kami tidak mengalami kerugian yang terlalu besar pada waktu itu, dan khususnya
saya, tentunya tidak perlu mengganti kerugian itu dari kantong saya. Puji
Tuhan.
Pelajaran
besar yang saya terima hari itu adalah, kita tidak perlu terlalu cepat mencari
pembelaan diri, apalagi jika memang kita menyadari bahwa ada kesalahan dari
pihak kita dalam sebuah masalah yang terjadi. Juga jangan terlalu cepat mencari
kambing hitam, karena belum tentu orang lain akan menerima alasan kita, dan
malah bisa jadi mereka akan merendahkan kita karena sikap kita yang tidak adil
terhadap orang lain.
Jauh
lebih baik jika kita berjiwa besar, dengan menerima tanggung jawab dan
konsekuensi dari kesalahan yang memang kita buat dengan terlebih dahulu meminta
maaf dengan tulus. Saya yakin orang-orang justru akan lebih menghargai hal
tersebut dan malah akan berbalik memberikan bantuan yang memang kita perlukan.
Kasih
karunia Allah akan bekerja kepada setiap orang yang memang dengan rendah hati
mau mencari kebenaran dan menjalankan keadilan. Kebaikan Tuhan akan mengalir
dengan caraNya yang ajaib. Jadi, serahkanlah segala perbuatanmu kepadaNya, maka
akan terlaksanalah segala rencanamu. Dan bukan sebaliknya, kita malah berusaha
keras mempertahankan ke aku an kita, tapi pada akhirnya kita akan banyak
kehilangan. Semoga anda mendapat pelajaran berharga dari pengalaman saya ini.
Have a nice day.
By : Ps. Sariwati Goenawan – IFGF GISI Bandung
sumber:
www.rotihidup.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar