Mengatasi Kesepian Melalui Hubungan Yang Dekat Dengan Kristus



Kesepian adalah kesadaran pedih bahwa seseorang kurang memiliki hubungan yang dekat dan berarti dengan orang lain. Kekurangan tadi menimbulkan kekosongan, sedih, pengasingan diri bahkan keputusasaan. Perasaan ditolak dan citra diri yang rendah mengembang, karena kita tidak dapat bergaul, atau kita merasa tersisih dan tidak disukai, betapapun kerasnya kita berusaha untuk dimiliki.

Keadaan masyarakat di mana kita hidup, menambah masalah kesepian. Untuk sementara orang, sulit sekali mengembangkan identitas dan hubungan yang berarti di tengah rimba birokrasi, spesialisasi, pengorganisasian dan kompetisi. Masyarakat yang terus bergerak dan berubah, cenderung membuat orang merasa tak berakar dan terpecah diri.

Kesepian dapat melukai diri. Beberapa orang merasa sulit berkomunikasi dengan sesamanya atau kurang keyakinan karena mereka memiliki citra diri yang buruk. Ada pula yang menginginkan kebersamaan, tetapi keinginan untuk memiliki kepentingan dan pengaturan diri sendiri, menghalanginya mengembangkan hubungan-hubungan yang bermakna. Ketakutannya untuk membuka keberadaan batinnya telah membuat semacam kelumpuhan sosial.

"Manusia yang terpisah dari Allah akan merasa hidupnya sepi arti dan mengalami kesunyian yang mencekam. Cukup banyak orang memikul beban duka, kuatir, pedih dan kecewa; tetapi kesepian terdalam dialami orang yang tenggelam dalam dosa."

Salah satu akibat Kejatuhan ialah manusia menjadi terasing dari Allah. Keterasingan itu membuat Adam dan Hawa bersembunyi dari Allah dan berusaha menutup diri. Mungkin tiga keadaan ini, membantu kita mengerti keadaan orang yang kesepian. Keadaan rohani kita dapat diungkapkan sebagai berikut: "Manusia dicipta dengan suatu tempat khusus untuk Allah di hatinya, yang hanya Allah mampu mengisinya."

Hanya jika kita mendapatkan Kristus, kita akan mampu mengatasi kesempitan diri kita dan mengembangkan perspektif hidup yang akan mengurangi pedihnya kesepian. Pemazmur bersukacita atas perbuatan Allah dalam hidupnya, "Ia menyegarkan jiwaku." (Mazm 23:2).

Tidak ada komentar: