Dari sekian banyak faktor yang menyiksa hidup, mungkin depresilah yang paling bertanggung jawab atas kepedihan dan ketertekanan manusia. Sulit untuk memberi batasan, membeberkan gejala-gejala dan mengatasinya. Sering dimengerti sebagai kondisi emosi yang dipengaruhi oleh gangguan kejiwaan (entah neurotik atau psikotik), yang ditandai oleh perasaan putus asa, serba kurang, murung, patah semangat, sedih, kesulitan berpikir dan memusatkan perhatian serta ketidak-aktifan.
Orang-orang yang depresi memiliki citra diri yang negatif, sering diikuti oleh perasaan bersalah, malu dan mengecam diri sendiri. Beberapa bentuk depresi yang neurotik berkaitan dengan tindakan atau kebiasaan salah, dan reaksi-reaksi salah terhadap kebiasaan salah itu. Sesudah serangkaian tindakan salah dan reaksi salah yang mengikutinya terjadi, lahirlah perasaan bersalah dan depresi. Jika dosa merupakan inti masalahnya, ia tidak boleh diremehkan. Jangan pula mendukung anggapan, bahwa yang bertanggung jawab atas masalah-masalah kepribadian adalah peristiwa atau orang lain. Setuju dengan anggapannya tadi atau tidak memperlakukan dosa dan kesalahannya secara serius, akan merampas kemungkinannya untuk mengalami jalan keluar yang nyata dan langgeng. Baik Kristen ataupun bukan, dapat menjadi korban depresi. Keduanya sering hanya mementingkan perbaikan perasaan sementara waktu. Tetapi ini bukan prioritas utama. Yang lebih penting ialah mencari akar penyebab depresinya. Dengan membereskan hidup rohaninya, tentu depresi akan berangsur teratasi.
Di sinilah fungsi Alkitab untuk berperan. Kuasa Roh Kudus pasti mengalir sebagai akibat diambilnya langkah-langkah positif pada jalan menuju pemulihan dan keutuhan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar