Ada 7 Gereja yang masih berdiri kokoh; sekalipun terendam air. Gereja ini sudah tidak dipergunakan lagi, kosong sama sekali! Tidak ada lagi ibadah, tidak ada lagi acara ritual para imam. Ini semua karena ulah manusia-manusia serakah yang tidak peduli dengan lingkungan, mereka membangun bendungan-bendungan besar dan waduk air tanpa sama sekali memperhitungkan dampak yang ditimbulkannya.
7. Gereja Potosi, Venezuela
Gereja Potosi ini adalah bagian dari sekitar 1200 hektar di Venezuela yang ditinggalkan setelah presiden Carlon Andres memutuskan untuk membangun La Dam Honda untuk kebaikan sejumlah besar orang pada tahun 1985. Gereja ini kemudian terlihat kembali setelah badai El Nino yang tak terduga pada tahun 2010 yang menyebabkan kekeringan yang luar biasa.
Gereja ini dibangun pada tahun 1850. Selama 153 tahun gereja ini melayani dan melakukan berbagai kegiatan agamawi. Namun, ketika lingkungan sekitar gereja menyetujui untuk membangun danau buatan, justru menyebabkan air selalu naik bahkan merendam pemakaman dan gereja; itu terjadi selama musim panas tahun 2000.
Gereja rosario suci terletak di Karnataka, India. Dibangun sekitar 1860-an sampai tahun 1960-an. Pemerintah setempat memutuskan untuk menenggelamkan gereja termasuk desa untuk memperluas ruang reservoir Hemavathy. Gereja hanya terlihat setiap musim hujan.
4. Gereja Tua Petrolandia, Brasil Petrolandia adalah kota kecil Brazil, terletrak di tepi Sungai Sao Fransisco. Ketika bendungan raksasa dibangun , gereka tersebut menjadi salah satu korban. Dari kejauhan terlihat seperti ikan raksasa yang siap menelan mangsanya.
Menurut Sharon, seorang fotografer, Krokhino dibangun sekitar abad ke-15 sebagai pusat Kristen desa Oblast Vologda. Pada 1980, pemerintah Soviet membangun sebuah pembangkit listrik tenaga air raksasa di dekat gereja. Setelah pembangunan bendungan selesai, itu adalah waktunya gereja pensiun harus dari pelayanan.
2. Gereja Danau Reschen, ItaliaGereja Danau Reschen merupakan pusat kerohanian Desa Graun sejak abad 14, namun pada tahun 1950, ketika perusahaan listrik setempat ingin membangun bendungan. Mereja memerlukan danau buatan yang luas untuk menenggelamkan desa Graun yang pada waktu itu meliputi 163 rumah dan 1 gereja.
Gereja St. Nicholas Kalyazin Bell dibangun sekitar tahun 1700, namun pada tahun 1939 setelah revolusi Rusia, Stalin ingin membangun reservoir di sungai Volga dan proyek harus menenggelamkan daerah sekitar sungai Volga. Gereja ini sekali pun tak terpakai lagi, namun menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya. Pemerintah daerah memfasilitasi objek tenggelam dengan dermaga kapal dan fasilitas lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar