Keberanian menciptakan sesuatu berbeda dari yang biasa, tak jarang menjadi sesuatu yang sangat berharga. Salah satunya, Roni (53) perajin mebel yang membuat ranjang berbobot 1,8 ton, berbanderol Rp 170 juta.
Kayu trembesi yang menjadi bahan pokoknya juga berumur lebih dari satu abad. "Dan dipan ini (ranjang) dapat bertahan 7 generasi," katanya.
Bagi kakek satu anak ini, ide membuat ranjang super berat berawal dari banyaknya perajin mebel yang tumbuh subur di Kota Pasuruan, Jawa Timur. Ada ribuan perajin di kota kelahirannya itu hanya membuat jenis mebeler kebutuhan rumah tangga saja. Mulai dari kursi tamu, meja makan, lemari atau sofa modern lainnya.
Baginya, tidak ada salahnya menciptakan pasar tersendiri dengan membuat sesuatu yang berbeda. "Dan yang paling penting saya kepingin Kota Pasuruan ini dapat dikenal hingga ke luar negeri melalui mebel-mebel uniknya" tambahnya.
Jika diukur, ranjang berbahan kayu trembesi itu memiliki panjang 3 meter dengan lebar 2,8 meter. Sedangkan ukuran baloknya mencapai 40 cm2. Agar terlihat elegan, pada bagian sandaran ranjang terdapat balok kayu yang tertancap dengan panjang 1 meter berdiamter 35 cm.
Bagian balok-baloknya masih tampak keaslian guratan kayu. Selama proses pengerjaanya, Roni hanya mengandalkan tenaga-tenaga mebel tradisional. Karena ia percaya perajin mebel asli Pasuruan memiliki kemampuan dalam mengerjakan barang-barang mebeler. Untuk itu, butuh waktu satu bulan untuk menyelesaikan ranjang tersebut. "Dan cara pemasangannya dibuat sistem knockdown agar lebih muda saat dipindah," katanya.
Selain beratnya 1,8 ton, ranjang milik Roni tersebut juga dikenal anti gempa, anti rayap, anti bubuk. Karena balok-balok kayu sebelumnya sudah dipanaskan hingga kering dan disemprot dengan obat anti rayap.
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar