Ketertarikan saya timbul ketika menyadari bahwa bab pertama dari buku baru David Livingstone, "Surrendering Islam" ternyata membahas " Kabbalah " dan Okult. Buku ini mengupas topik dimana saya ingin belajar lebih banyak tentangnya.
Semenjak apa yang disebut dengan "Pencerahan," manusia secara bertahap jatuh ke dalam pengaruh mantra Kabbalah. Apa yang telah diajarkan kepada kita untuk percaya adalah bahwa "kemajuan " sebenarnya merupakan kebangkitan dari sekelompok pemuja setan kesuburan kafir kuno, yang dijelmakan oleh Kabbalah.
David Livingstone yang mempunyai hasrat dan jenius untuk menyelam ke dalam kubangan ini kemudian memberikan penilaiannya. Banyak pengamat yang tidak sabaran (seperti saya) hanya mengetahui melalui bau busuknya saja.
Berkat penjelasan David mengenai latar belakang Kabbalah, saya telah menemukan sesuatu. "Tuhan" dari Kabbalah ternyata bukanlah tuhan sama sekali. Dia adalah Lucifer. Freemasonry mendasarkan keyakinannya kepada Kabbalah. Orang-orang Yahudi Illuminati bersama dengan Freemasonry merupakan sekutu-sekutunya yang secara diam-diam mendirikan Tata Dunia Baru yang didedikasikan untuk Lucifer. Itulah sebabnya logo yang berada dimana-mana di Kota Ottawa, yang baru saja saya kunjungi, adalah huruf O dengan tiga ekornya, yaitu 666.
Kemenangan Penyembah Setan
Menurut Livingstone, Kabbalah mendasarkan kepada mitologi pagan kuno yang menceritakan kisah seorang dewa imaginatif yang menciptakan alam semesta, dan dewa perampas (Lucifer) yang akhirnya mengalahkannya, Lucifer datang untuk memerintah alam semesta untuk menggantikannya.
Lucifer adalah keturunan dewa - dewi. Tetapi anak dewa ini juga mengawini ibunya sendiri. Anak dewa ini diidentifikasikan dengan matahari sementara sang dewi dikenal dengan planet Venus, bintang yang pertama kali terlihat saat matahari terbit.
"Pada dasarnya, dewa dan dewi itu dipandang sebagai dua aspek dari dewa tunggal." Livingstone menulis. "Dengan demikian, nama lain untuk Setan termasuk " Prince of Dawn " atau " Son of the Dawn."
Lucifer, dilambangkan sebagai kejahatan, dikenal sebagai "Dewa yang sekarat" karena setiap musim dingin ia meninggal dan turun ke neraka di mana di sana ia memerintah roh-roh orang mati. Kabbalisme adalah pemuja seks yang terikat dengan siklus musim. Hal ini berkaitan dengan perkawinan inses dewa dan dewi dalam rangka untuk menentukan kesuburan.
Lucifer menuntut pengorbanan nyawa manusia. Ia harus diredakan kemarahanya untuk mencegah kejahatannya dan langsung melawan musuhnya. Pengorbanan yang paling jahat adalah pembantaian terhadap anak-anak. Livingstone menjelaskan:
" [Pengorbanan anak Ini] menjadi dasar pemuja setan ini seperti yang disembah zaman baheula di seluruh dunia. Ritus-ritus kematian dan kebangkitan menirukan seperti yang dialami dewa [ Lucifer ]. Peserta ritual meminum minuman keras dan tarian diiringi musik untuk mencapai keadaan ekstasi [kegembiraan yang luar biasa], atau kerasukan Jin [ setan ], di mana mereka percaya bahwa mereka dapat mencapai kemampuan supranatural seperti merubah wujud [transformasi], clairvoyance [kepandaian meramal] dan kekuatan magis lainnya. Dalam keadaan ini, mereka akan menyembelih seorang anak dan makan daging serta meminum darahnya dengan tujuan agar supaya dewa bisa reinkarnasi ke dalam tubuh mereka."
Ritus Pengorbanan Manusia, Pesta-pora Seks Merupakan Ciri Utama Illuminati
Pembelot Illuminati memberikan kesaksian bahwa praktek-praktek pengorbanan anak-anak masih berlangsung terus sampai hari ini. Livingstone mengatakan ritual ini biasanya termasuk pesta pora seks di mana dalam "Pernikahan Kudus" seorang imam dan pendeta berkedok dewa dan dewi. Mereka kerasukan Jin dan melakukan hubungan seks dimana anak yang dilahirkannya akan menjadi "anak dewa" yang kemudian akan memerintah sebagai raja.
Livingstone mengatakan bahwa ini merupakan ritual dasar pemuja setan yang sekarang mendominasi dunia.
" Ini adalah agama rahasia yang sering disebut sebagai okultisme. Para pendukungnya telah memajukan rencana setan untuk menciptakan Tata Dunia Baru [New World Order]..." (hal. 11-13)
Dalam memahami latar belakang pemikiran Kabbalah, kita dapat menyadari betapa merusaknya ajaran Kabbalah ini. Misalnya Kabbalah mengajarkan bahwa Tuhan tidak memiliki sifat. Tuhan adalah Setan itu sendiri. Tuhan adalah moral, perbedaan antara baik dan jahat, salah dan benar, indah dan jelek. Oleh karena itu, tidak heran manusia kehilangan kemampuannya untuk melihat perbedaan-perbedaan ini.
Sekali lagi, Kabbalah mengajarkan bahwa manusia mempengaruhi tuhan. Contohnya adalah ritual pagan orgiastis yang dirancang untuk menghasilkan keturunan "anak tuhan."
Penjelasan terperinci Livingstone mengenai Kabbalah menjelaskan mengapa seks ("pembebasan seksual, " penjantanan, inses ) digunakan untuk menurunkan martabat manusia dan menjadikan manusia seperti setan.
Bukunya setebal 178 halaman yang secara ringkas menjelaskan bagaimana filsafat busuk ini telah menyebar seperti kanker melalui perjalanan sejarah umat manusia, menginfeksi serta merusak seluruh umat manusia. Meskipun buku ini ditujukan kepada umat Islam, namun siapa saja yang ingin memahami dunia saat ini harus membaca buku tersebut.
Oleh: Henry Makow Ph.D.
sumber: www.henrymakow.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar