Saat Ronny makan siang di rumah makan, ia melihat seorang gadis yang menawan hatinya. Gadis yang begitu sederhana tetapi memiliki watak kesetiaan dan keibuan tampak jelas terpancar dari wajahnya. Lama memperhatikan gadis itu, Ronny dengan penuh keberanian menghampiri gadis tersebut, lalu dengan sopan ia minta duduk semeja dengan gadis itu. Mereka pun berkenalan, Debora nama gadis itu.
Dengan pertemuan itu mereka akhirnya menjalin hubungan dan berakhir dalam pernikahan kudus. Dan mereka menempati rumah yang sederhana. Dalam pernikahan mereka telah di karuniai 2 orang anak. Bertahun-tahun mereka membina rumah tangga tak pernah ada keributan yang di ketahui tetangga maupun anak2nya. Jika mereka ada selisih paham, mereka menyelesaikan masalah mereka di dalam kamar dan mengunci pintu. Mereka duduk berduaan, setelah berhadapan, mereka salaing memberikan paha mereka untuk di cubit. jika Debora meresa kesal ia mencubit suaminya lebih dulu, dan sebalik jika Ronny tdk puas dengan sikap istrinya ia mencubit paha istrinya. Setelah puas mereka berpelukan untuk saling memaafkan terkadang mereka sampai meneteskan air mata mereka. Setelah menyelesaikan itu, mereka rukun kembali seperti sedia kala. Kesetiaan Debora semakin di tunjukan kepada sang suami. Pernah beberapa ibu-ibu tetangga mereka mengajak Debora pergi kepembukaan pasar murah yang mengobral alat-alat kebutuhan rumah tangga. Mereka mengatakan saat pembukaan adalah saat terbaik untuk berbelanja barang obral karena saat itu saat termurah dengan kualitas barang-barang terbaik. Tetapi Debora menolaknya karena Ronny sebentar lagi pulang dari kantor. Debora tetap bersikeras tidak akan pergi jika ada suaminya, karena ia tidak ingin suaminya sendiri saat di rumah.
Di sewaktu hari, Debora sedang berbelanja ke pasar tradisional, dan tiba2 sebuah kendaraan umum menyambar Debora yang sedang berjalan di pinggir. Akibat kecelakaan itu Debora mengalami seluruh tubuhnya lumpuh permanen. Dengan kejadian itu tidak membuat Ronny kehilangan kesetiaan terhadap istrinya. Bahkan disaat itulah ia akan menunjukan kasihnya kepada sang istri. Ronny tak pernah meninggalkan istrinya, selama bertahun-tahun, hampir setiap hari Ronny selalu menemaninya, ia masih suka bercanda-canda dengan istrinya. Ia merawat Debora dengan penuh kelembutan & kasih sayang, para tetangga dan kenalan yang mengenalnya sangat hormat dengannya. Mereka sangat kagum dengan kasih sayang Ronny pada istrinya yang tak pernah pudar. Setiap hari pak Ronny memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Istrinya tidak dapat berkata-kata saat ia diperlakukan demikian oleh suaminya, hanya air mata yang keluar saat ia melihat suaminya. Untunglah tempat usaha pak Ronny tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian. Dan bila malam tiba dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Sang istri hanya memandang suaminya dengan senyum.
Rutinitas ini dilakukan Ronny lebih kurang 15 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan di saat kedua anak2nya telah menikah dan menetap di kota lain, ia tetap tidak merasa kesepian atau jenuh merawat istrinya. Pada suatu hari anak2nya mendatangi orang tua mereka, sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal di kota lain dengan istrinya. Siang itu,anak2nya memanggil ayahnya tuk membicarakan sesuatu kepadanya. Sang ibu tergolek di kamar. Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata "Pak kami ingin sekali merawat ibu , semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak.........bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" . Dengan air mata berlinang anaknya melanjutkan " sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".
Pak Ronny pun tidak dapat menahan airmatanya saat mendengar pernyataan anaknya, ia lalu menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anaknya. "Anakku ......... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah......tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian…sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai itu. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang. kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan terus dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit. Tentu ia akan merasa terluka jika ayah menikah lagi dan bersenang senang dengan istri baru. Bapak tidak akan menikah lagi. Sampai kapanpun bapak akan merawat ibumu."
Maka meluaplah tangis anak2 dan menantunya. lalu sang ayah masuk ke kamar untuk melihat istrinya dengan di ikuti oleh kedua anaknya dan menantunya. Merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata Debora.. Lalu kedua anak2nya bersimpuh di tempat tidur dan meminta maaf kepada ibunya. Sang ibu hanya tersenyum dan dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu. Ia sungguh berbahagia mendapatkan seorang suami yang mencintainya dengan tidak pernah pudar. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar