Garda Revolusioner Iran Siaga Penuh Hadapi Kemungkinan Serangan Israel




Seluruh satuan Garda Revolusioner Iran saat ini sedang siaga satu di tengah peningkatan sinyal bahwa negara-negara Barat mematangkan aksi langsung soal program nuklirnya. Perintah dari Jenderal Mohammed Ali Jaafari, komandan garda itu, menyulut status kesiagaan militer.

Perintah itu sebagai respons menghadapi tekanan Barat. Persiapan konfrontasi sudah dimulai seiring dengan laporan bulan lalu oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Wina bahwa terdapat bukti Iran aktif bekerja untuk mendesain senjata nuklir. Hal itu dibantah Teheran.
Kepemimpinan Iran khawatir negeri itu menjadi subyek sebuah serangan terkoordinasi dan rapi oleh intelijen Barat dan badan-badan keamanan untuk menghancurkan elemen-elemen kunci infrastruktur nuklirnya. Beberapa pekan lalu, ledakan di fasilitas nuklir di Isfahan telah memicu panik di Iran. Pemerintah cemas lokasi itu menjadi target serangan militer kilat oleh Israel atau Amerika Serikat.

Terakhir, pekan lalu, sebuah pesawat intai tak berawak Amerika Serikat yang nyelonong ke wilayah Iran ditembak jatuh.

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bertitah ke semua kepala staf, intelijen, dan organisasi keamanan untuk bertindak melindungi pemerintah. Jenderal Jaafari langsung memerintahkan Garda Revolusioner menyebarkan misil-misil jarak jauh Shabab ke lokasi-lokasi rahasia yang aman dan sekaligus siap untuk serangan balasan.

Dari Dubai, Wakil Presiden dan Perdana Menteri Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, tak percaya Iran akan membuat suatu bom nuklir. "Apa yang bisa Iran perbuat dengan senjata nuklir?" demikian pernyataan Al-Maktoum di situs CNN kemarin. "Akankah mereka menyerang Israel? Berapa banyak warga Palestina yang bakal tewas? Dan Anda kira, jika Iran menyerang Israel, kota-kota mereka bakal aman? Mereka bisa disapu (Israel) pada hari berikutnya."

Al-Maktoum menegaskan, Republik Islam itu bukan merupakan ancaman buat kawasan Teluk Persia ataupun di tempat lain. Dubai ingin suatu solusi diplomatik.



sumber:forum.kompas.com

Tidak ada komentar: