Pasukan keamanan anti hura-hara Mesir
terlihat menangkap seorang perempuan dan memukulinya berkali-kali dengan batang
logam hingga terjatuh ke tanah serta menyebabkannya jadi setengah telanjang di
Tahrir Square.
Ribuan demonstran yang terdiri dari para perempuan di Mesir
turun ke jalan, memprotes aparat militer yang melakukan tindakan kekerasan dan
pelecehan. Kebrutalan aparat militer tersebut terekam jelas dalam video yang
beredar di internet.
Dalam video tersebut, pasukan keamanan antihuru-hara Mesir
terlihat mengejar seorang perempuan dan memukulinya berkali-kali dengan batang
logam sehingga terjatuh ke tanah. Tidak cukup hanya itu, aparat menyeret
pakaiannya sehingga perempuan tersebut menjadi setengah telanjang. Setelah
jatuh, perempuan itu ditendang berulang kali hingga tergeletak tak berdaya di
tanah, bajunya terbuka, dan bra-nya jelas terlihat.
"Mereka mengatakan bahwa mereka melindungi kami,
tetapi mereka melucuti pakaian sehingga kami telanjang," demikian salah
satu nada protes yang disuarakan massa. Salah satu aktivis, Um Hossam (54),
yang mengenakan pakaian panjang hitam khas Timur Tengah, mengatakan bahwa
perempuan tersebut bak anak perempuan sendiri sehingga menyerangnya adalah seperti
melukai anak sendiri.
Jumlah demonstran yang terdiri dari kaum hawa ini tergolong
jarang hingga diperkirakan sebanyak 10.000 orang. Para perempuan berasala dari
berbagai kelas sosial dan agama berkumpul di Lapangan Tahrir yang bergerak ke
jalan-jalan utama Kairo. Banyak yang membawa foto perempuan setengah telanjang
yang sedang diseret aparat.
Desakan ini semakin menekan dewan militer Mesir yang selama
lima hari terakhir didesak untuk bubar oleh para pengunjuk rasa sehingga
menyebabkan kerusuhan. Dewan militer Mesir sendiri sudah meminta maaf atas
tindakan aparatnya yang menyerang perempuan dengan brutal. Mereka meminta maaf
kepada perempuan Mesir dan berjanji menindak oknum yang melakukannya. Namun,
permintaan maaf tersebut sepertinya sudah tidak berguna.
Potret tindakan aparat militer Mesir yang tidak terpuji itu
turut mendapat sorotan PBB dan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton. Menurut
Hillary, tindakan tersebut mencemarkan revolusi yang berlangsung di Mesir,
mempermalukan negara dan korps, serta tidak layak untuk orang-orang yang
terhormat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar