Oleh : Dr.Andri, SpKJ *
Penelitian yang membahas tentang hubungan
stres dan sistem daya tahan tubuh atau dikenal dengan sistem imun tubuh sudah
semakin banyak dilakukan. Sejak berkembangnya ilmu Psikoneuroimunologi yaitu
suatu ilmu yang mengaitkan hubungan antara ilmu psikologi, saraf dan imunologi,
maka kondisi yang berhubungan dengan hal ini sudah semakin sering diteliti.
Psikoneuroimunologi menekankan pada
pembuktian-pembuktian terkait dengan sistem imun tubuh dan hubungannya dengan
stres yang terjadi pada orang tersebut. Disebutkan, banyak sekali dampak stres
terhadap sistem imun tubuh manusia yang mengakibatkan seseorang lebih rentan
mengalami gangguan penyakit terkait dengan sistem imun tubuh.
Beberapa waktu lalu, saat hari kedua
kongres dunia International College of Psychosomatic Medicine di Seoul, Korea
Selatan, pembicara Prof Christopher Coe dari Universitas Wisconsin, Amerika
Serikat menerangkan kembali tentang Psikoneuroimunologi dalam kuliahnya yang
berjudul "All Roads Lead To Psychoneuroimmunology"
Dalam kuliahnya Prof Coe mengatakan bahwa
sudah semakin banyak penelitian dan fakta yang menggambarkan keterlibatan stres
dalam mempengaruhi sistem imun manusia. Beberapa penyakit yang dihubungan dan
ditekankan saat kuliah tersebut adalah pada asma dan fibromialgia.
Asma kita ketahui sebagai suatu gangguan
penyakit pernapasan yang melibatkan sel-sel radang dan imun sistem dalam tubuh.
Penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini (hanya bisa dikendalikan) sangat terkait
dengan peranan sistem imun dan stres yang bisa memicu terjadinya serangan.
Fibromialgia sendiri merupakan suatu
kondisi gangguan penyakit yang menekankan keluhannya pada nyeri di berbagai
bagian tubuh dan suasana perasan yang tidak nyaman terkait dengan kondisi ini.
Gangguan nyeri yang lebih banyak terdapat pada wanita ini belakangan semakin
diteliti mempunyai dampak yang berhubungan dengan sistem stres dan imun tubuh.
Kondisi yang terkait sistem imun pada
pasien dengan gangguan fibromialgia terkait dengan penurunan kadar sel yang
disebut Natural Killer (NK), Sitokon dan Interleukin. Kondisi
seperti ini juga ditemukan pada pasien dengan depresi.
Tidak heran gejala-gejala depresi dan
cemas juga merupakan salah satu tanda kondisi fibromialgia. Fibromialgia
sendiri memang dikenal dulunya lebih kepada suatu kumpulan gejala (sindrom)
yang melibatkan berbagai macam keluhan. Kondisi sindrom yang juga sering
tumpang tindih dengan berbagai kondisi lain seperti di antaranya gangguan
somatoform (psikosomatik), gangguan nyeri, gangguan depresi dan gangguan lelah
berkepanjangan (chronic fatigue syndrome).
Pada akhir kuliahnya, Prof Coe mengatakan
masih banyak terbuka lahan penelitian di bidang ini dan tentunya akan makin
banyak pengetahuan yang masih bisa diperoleh dengan mempelajari stres dan
hubungannya dengan sistem imun tubuh manusia.
* Psikiater Keminatan Psikosomatik Medis
SUMBER:KOMPAS.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar