Bisa memicu diabetes dan penyakit jantung
Anda ingin aman dari risiko terkena
Diabetes dan jantung? Kurangi mengonsumsi nasi putih. Sebab, makanan pokok
orang Indonesia tersebut di mata para ahli menjadi pemicu faktor risiko terkena
diabetes 2 dan penyakit jantung.
Dibanding beras merah atau biji-bijian,
nasi putih memang lebih nikmat. Tapi para ahli menemukan orang yang makan nasi
putih dari waktu ke waktu memiliki tekanan darah yang tinggi, peningkatan kadar
gula dan lemak berbahaya dalam darah, serta rendahnya kadar kolesterol baik.
Faktor-faktor yang ikut menyertainya lagi adalah lingkar pinggang yang melebar.
"Beras sangat mudah diubah menjadi
gula oleh tubuh. Bandingkan dengan biji-bijian yang mengandung serat lebih
banyak dan memiliki indeks glikemik rendah," kata Frank Hu, profesor
nutrisi dan epidemiologi di Harvard School of Public Health di Boston seperti
dilansir dari Foxnews, Minggu (4/9).
Dalam penelitiannya terhadap 1.900 pria
dan wanita di Kostarika, Hu dan peneliti lain menemukan bahwa orang yang secara
teratur menukar satu porsi nasi putih dengan biji-bijian memiliki 35 persen
risiko lebih rendah dari gejala-gejala pemicu diabetes.
Orang yang makan setidaknya dua porsi
biji-bijian (kacang-kacangan) sebagai pengganti setiap porsi nasi putih
cenderung berisiko lebih rendah untuk terkena sindrom metabolik. Risiko
penurunan terkena sindrom metabolik sebesar 35 persen itu dilaporkan dalam
American Journal of Clinical Nutrition.
Partisipan yang ikut dalam studi antara
tahun 1994 dan 2004, pada awal penelitiannya tidak ada yang menderita diabetes.
Kostarika kini menjadi negara yang tingkat risiko diabetesnya tinggi karena
meningkatnya konsumsi nasi putih dan turunnya asupan karbohidrat dari
biji-bijian.
Hu juga mencatat data dari Departemen
Pertanian AS, bahwa konsumsi beras di Amerika meningkat dari 9,5 pound per
orang di tahun 1980 menjadi 21 pound per orang di tahun 2008. Sedangkan
konsumsi biji-bijian jauh lebih rendah yakni sekitar 7 pound per orang.
"Ini adalah tren yang buruk jika
orang lebih banyak makan nasi putih ketimbang nasi merah. Satu porsi nasi putih
seperti makan permen, yang serat dan nutrisinya rendah. Tren seperti ini akan
memiliki efek jangka panjang pada sistem metabolik tubuh," kata Hu.
Hu menyarankan agar mulai mengurangi nasi
putih dan menggantinya dengan nasi merah, kacang-kacangan atau biji-bijian
untuk mendapatkan sumber karbohidrat yang memiliki kadar gula yang lebih
rendah.
Nasi putih termasuk karbohidrat sederhana
yang mengandung kadar gula tinggi, ketika dicerna akan langsung menjadi energi
dengan cepat dan meningkatkan kadar gula darah. Tapi karbohidrat sederhana
tidak bisa menyimpan cadangan glikogen. Sebaliknya jenis karbohidrat seperti
ubi, jagung, singkong, oatmeal, roti gandum, nasi merah merupakan karbohidrat
kompleks yang kadar gulanya rendah dan menahan kenyang lebih lama hingga 6 jam.
Karbohidrat kompleks ini bisa disimpan di
liver dan otot sebagai glikogen (zat sebelum menjadi glukosa). Jika tubuh
kekurangan energi, cadangan glikogen inilah yang akan dipecah menjadi glukosa
sebagai sumber energi.
Karbohidrat kompleks mengandung lebih
sedikit gula tapi lebih tinggi serat, sehingga justru memberi lebih banyak
manfaat, baik bagi wanita, pria maupun anak-anak. Beras yang mengandung indeks
glikemik di atas angka 70 sebaiknya dihindari. Tapi sayangnya beras-beras yang
dijual di Indonesia kadang tidak diketahui kadar IG-nya. Biasanya orang
menandakan beras yang putih bersih dan nikmat sebagai beras yang lebih tinggi
kalorinya, karena kulit beras yang mengandung karbohidrat kompleksnya sudah
hilang.
Indeks glikemik (GI) adalah skala atau
angka yang diberikan pada makanan tertentu berdasarkan seberapa besar makanan
tersebut meningkatkan kadar gula darahnya, skala yang digunakan adalah 0-100.
Indeks glikemik disebut rendah jika berada di skala kurang dari 50, indeks
glikemik sedang jika nilainya 50-70 dan indeks glikemik tinggi jika angkanya di
atas 70. dth
sumber:surabayapost.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar