Kapan pengangkatan akan terjadi? Tanggal berapa? Bulan apa? Tahun berapa? Nah, lo. Sudah siap belum?
Seandainya mempercayai isu bahwa dalam waktu dekat akan terjadi rapture, seorang mahasiswa, Dian Ari Purnomo (26) tidak yakin kalau dirinya ikut terangkat. Dian sendiri meyakini, bahwa keselamatan bisa hilang karena dosa yang diperbuatnya.
“Saya lihat diriku sendiri. Aku memang sudah menerima dan percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Juruselamat. Tapi aku masih merasa kurang layak terangkat kalau rapture terjadi sekarang atau dalam waktu dekat. Saya merasa masih banyak kekurangan dan kelemahan. Saya masih bergumul di area dosa dan belum bisa melepaskannya.”
Pria asal Magelang, Jawa Tengah ini sendiri mengaku pernah diajari tentang rapture tapi tidak mendalam. Dia juga tidak tahu apa saja syaratnya supaya ikut terangkat. Maka ia masih ragu-ragu.
SIAP ENGGAK SIAP
Seandainya mempercayai isu bahwa dalam waktu dekat akan terjadi rapture, seorang mahasiswa, Dian Ari Purnomo (26) tidak yakin kalau dirinya ikut terangkat. Dian sendiri meyakini, bahwa keselamatan bisa hilang karena dosa yang diperbuatnya.
“Saya lihat diriku sendiri. Aku memang sudah menerima dan percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Juruselamat. Tapi aku masih merasa kurang layak terangkat kalau rapture terjadi sekarang atau dalam waktu dekat. Saya merasa masih banyak kekurangan dan kelemahan. Saya masih bergumul di area dosa dan belum bisa melepaskannya.”
Pria asal Magelang, Jawa Tengah ini sendiri mengaku pernah diajari tentang rapture tapi tidak mendalam. Dia juga tidak tahu apa saja syaratnya supaya ikut terangkat. Maka ia masih ragu-ragu.
SIAP ENGGAK SIAP
“Oke, sekarang kita coba bayangkan kalau rapture terjadi dan kenyataannya kamu tertinggal, apa yang kamu rasakan saat itu juga? Lalu apa yang kamu lakukan?” tanya Okta- BAHANA.
“Jelas yang pertama rasa penyesalan. Lalu yang kedua itu pasti takut karena setelah rapture itu dan aku tidak terangkat. Berarti aku harus mengalami penganiayaan atau penyiksaan. Sebenarnya tidak diangkat pun kita masih punya kesempatan untuk masuk Surga, tapi mungkin keadaannya akan sangat sulit untuk tetap mempertahankan iman kita untuk sampai di Surga. Tapi selanjutnya kalau ternyata aku tidak terangkat adalah aku tahu apa yang harus aku lakukan untuk mempertahankan imanku, aku akan berjuang untuk itu, karena itu merupakan kesempatan kedua untuk saya,” jelas mahasiswa tehnik Informatika UKDW ini.
Sementara Gembala Jemaat GPdI Ungaran, Semarang, Eko Nugroho (43) lebih mementingkan persiapan diri sebaik-baiknya. “Jika kelak saya menjadi salah satu orang yang diangkat Tuhan, itu menjadi tanda orang yang sempurna yang Tuhan kehendaki seperti Bapa di Surga, jelas Pemimpin Dream Light Production ini. Menurutnya, tak mudah mempersiapkan diri supaya layak di hadapan Tuhan untuk diangkat. “Apalagi di tengah kehidupan yang penuh dengan kotoran ini, kita harus terus menerus membersihkan diri. Kita harus peka terhadap panggilan Tuhan bagi diri kita. Saya lihat di Alkitab, semua tokoh yang dipilih Tuhan merasakan panggilan Tuhan dalam hidupnya. Panggilan itu akan datang pada saat hati kita melekat pada Tuhan. Diri kita adalah media. Kita adalah surat-surat terbuka yang dibaca oleh semua orang dan saya berharap dapat menjadi surat yang dapat memberkati orang lain.”
Seperti panggilannya untuk menjadi terang melalui media. Ketika panggilan itu ia terima, sebagai langkah awal ia memperhatikan pelbagai program acara televisi. Menurutnya, hampir semua program acara tidak memiliki nilai yang baik. Maka tayanglah program “Minta Tolong” di salah satu televisi swasta di Indonesia.
“Jelas yang pertama rasa penyesalan. Lalu yang kedua itu pasti takut karena setelah rapture itu dan aku tidak terangkat. Berarti aku harus mengalami penganiayaan atau penyiksaan. Sebenarnya tidak diangkat pun kita masih punya kesempatan untuk masuk Surga, tapi mungkin keadaannya akan sangat sulit untuk tetap mempertahankan iman kita untuk sampai di Surga. Tapi selanjutnya kalau ternyata aku tidak terangkat adalah aku tahu apa yang harus aku lakukan untuk mempertahankan imanku, aku akan berjuang untuk itu, karena itu merupakan kesempatan kedua untuk saya,” jelas mahasiswa tehnik Informatika UKDW ini.
Sementara Gembala Jemaat GPdI Ungaran, Semarang, Eko Nugroho (43) lebih mementingkan persiapan diri sebaik-baiknya. “Jika kelak saya menjadi salah satu orang yang diangkat Tuhan, itu menjadi tanda orang yang sempurna yang Tuhan kehendaki seperti Bapa di Surga, jelas Pemimpin Dream Light Production ini. Menurutnya, tak mudah mempersiapkan diri supaya layak di hadapan Tuhan untuk diangkat. “Apalagi di tengah kehidupan yang penuh dengan kotoran ini, kita harus terus menerus membersihkan diri. Kita harus peka terhadap panggilan Tuhan bagi diri kita. Saya lihat di Alkitab, semua tokoh yang dipilih Tuhan merasakan panggilan Tuhan dalam hidupnya. Panggilan itu akan datang pada saat hati kita melekat pada Tuhan. Diri kita adalah media. Kita adalah surat-surat terbuka yang dibaca oleh semua orang dan saya berharap dapat menjadi surat yang dapat memberkati orang lain.”
Seperti panggilannya untuk menjadi terang melalui media. Ketika panggilan itu ia terima, sebagai langkah awal ia memperhatikan pelbagai program acara televisi. Menurutnya, hampir semua program acara tidak memiliki nilai yang baik. Maka tayanglah program “Minta Tolong” di salah satu televisi swasta di Indonesia.
BELUM TERGENAPI
Seperti halnya Eko, Dian pun akan semakin dekat dengan Tuhan sehingga menerima panggilan Tuhan. “Pertama, memperbaiki saat-saat teduhku, baca firman. Karena selama ini kan aku nyantai-nyantai saja. Tapi kalau aku ingat tentang rapture ini setiap saat pasti aku akan terpacu. Hubungan saya dengan Tuhan harus diperbaiki, karena aku tidak bisa merubah diriku tanpa penyertaan dan kemampuan dari Roh Kudus. Yang kedua, aku akan mulai melangkah melakukan panggilan Tuhan dalam hidup saya. Dengan begitu aku bisa yakin bahwa aku akan terangkat,” cetus pria yang kini tinggal di Klitren Yogyakarta ini.
Sedangkan Pemimpin Pelayan Perorangan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Jemaat Yosodipuro, Solo, Jung Dianto (40) tidak mempercayai bahwa rapture tersebut terjadi secepat ini. “Itu enggak ada dalam Alkitab. Tapi kalau bicara Matius dan Lukas, itu nampak jelas sekali bukan seperti itu. Justru karena ada burung nazar yang melambangkan kematian, dan itu terjadi pada waktu setelah kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Bukan tahu-tahu ada rapture. Kami enggak percaya juga lantaran semua nubuatan dalam Alkitab saat ini belum semuanya tergenapi,” tutur Sarjana Teologi STII Imanuel ini usai mengikuti Ibadah Sabat, Sabtu (2/4). “Gereja Advent memang menekankan kedatangan Tuhan Yesus, tetapi kalau ada pengangkatan itu dalam arti orang-orang yang mati dalam kebenaran, ia akan dibangkitkan, dan orang yang masih hidup pun dalam kebenaran pun, ia akan digantikan dengan baju kemuliaan, itu baru terangkat. Karena Tuhan Yesus datang itu di awan-awan,” papar pengusaha asal Solo ini.“Tentu saja, untuk menyingkapkan dan memecahkan masalah ini perlu studi yang teliti terhadap teks-teks yang digunakan oleh ajaran yang populer tersebut,” tambah
Karena Tuhan Yesus sendiri datang di awan-awan, seperti dalam Alkitab sendiri, seperti kilat memancar. Semua mata memandang jadi enggak benar kalau Tuhan Yesus turun di suatu tempat.
Selama ini melalui pelayanan perorangan, dengan kelompok-kelompok sel, Jung pun turut mempersiapkan umat untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus. “Yang terpenting, bagaimana jemaat yang dilayani memiliki suatu karakter Kristus. Jadi kita menanamkan mereka suatu kepercayaan yang bukan hanya di bibir, hanya di lidah, tetapi dalam kelakuan, perbuatan. Kita menanamkan itu supaya mereka benar-benar sanggup menyongsong kedatangan Tuhan yang ke dua kali karena apa? Karena kalau dia tidak hidup benar, maka akan melihat cahaya kemuliaan Tuhan saja tidak akan kuat. Tetapi kalau hidup orang itu dalam kebenaran, mulut dan kelakuaannya sesuai dengan itu dia akan melihat kedatangan Tuhan,” tandasnya. “Kecuali kalau tanggal 21 Mei 2011 Tuhan Yesus datang. Itu lain lagi masalahnya. Karena posisi sekarang dalam Alkitab itu, Yesus segera datang, cuma enggak tahu kapan, sedangkan nubuatan-nubuatan dalam Matius 24 sendiri belum tergenapi semua. Kemudian Injil belum dimahsyurkan. Masih banyak yang belum mengetahui tentang Injil. Karena tuduhan dari setan adalah pemerintahan Allah itu tidak adil, dan tidak memiliki kasih. Nah, sekarang kalau bagi orang-orang yang belum mengetahui Injil itu bagaimana? Setelah itu pilihan mereka sendiri, selamat atau enggak selamat,” pungkas pemilik CV. Mahkotra Mas Pratama di Boyolali ini, kemudian kembali mengikuti rapat retret Pemuda Advent di gereja tersebut.
Sementara langit di atas kota tersebut kian dipadati oleh gerumbul awan. Tapi tak juga hujan.
Sedangkan Pemimpin Pelayan Perorangan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Jemaat Yosodipuro, Solo, Jung Dianto (40) tidak mempercayai bahwa rapture tersebut terjadi secepat ini. “Itu enggak ada dalam Alkitab. Tapi kalau bicara Matius dan Lukas, itu nampak jelas sekali bukan seperti itu. Justru karena ada burung nazar yang melambangkan kematian, dan itu terjadi pada waktu setelah kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Bukan tahu-tahu ada rapture. Kami enggak percaya juga lantaran semua nubuatan dalam Alkitab saat ini belum semuanya tergenapi,” tutur Sarjana Teologi STII Imanuel ini usai mengikuti Ibadah Sabat, Sabtu (2/4). “Gereja Advent memang menekankan kedatangan Tuhan Yesus, tetapi kalau ada pengangkatan itu dalam arti orang-orang yang mati dalam kebenaran, ia akan dibangkitkan, dan orang yang masih hidup pun dalam kebenaran pun, ia akan digantikan dengan baju kemuliaan, itu baru terangkat. Karena Tuhan Yesus datang itu di awan-awan,” papar pengusaha asal Solo ini.“Tentu saja, untuk menyingkapkan dan memecahkan masalah ini perlu studi yang teliti terhadap teks-teks yang digunakan oleh ajaran yang populer tersebut,” tambah
Karena Tuhan Yesus sendiri datang di awan-awan, seperti dalam Alkitab sendiri, seperti kilat memancar. Semua mata memandang jadi enggak benar kalau Tuhan Yesus turun di suatu tempat.
Selama ini melalui pelayanan perorangan, dengan kelompok-kelompok sel, Jung pun turut mempersiapkan umat untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus. “Yang terpenting, bagaimana jemaat yang dilayani memiliki suatu karakter Kristus. Jadi kita menanamkan mereka suatu kepercayaan yang bukan hanya di bibir, hanya di lidah, tetapi dalam kelakuan, perbuatan. Kita menanamkan itu supaya mereka benar-benar sanggup menyongsong kedatangan Tuhan yang ke dua kali karena apa? Karena kalau dia tidak hidup benar, maka akan melihat cahaya kemuliaan Tuhan saja tidak akan kuat. Tetapi kalau hidup orang itu dalam kebenaran, mulut dan kelakuaannya sesuai dengan itu dia akan melihat kedatangan Tuhan,” tandasnya. “Kecuali kalau tanggal 21 Mei 2011 Tuhan Yesus datang. Itu lain lagi masalahnya. Karena posisi sekarang dalam Alkitab itu, Yesus segera datang, cuma enggak tahu kapan, sedangkan nubuatan-nubuatan dalam Matius 24 sendiri belum tergenapi semua. Kemudian Injil belum dimahsyurkan. Masih banyak yang belum mengetahui tentang Injil. Karena tuduhan dari setan adalah pemerintahan Allah itu tidak adil, dan tidak memiliki kasih. Nah, sekarang kalau bagi orang-orang yang belum mengetahui Injil itu bagaimana? Setelah itu pilihan mereka sendiri, selamat atau enggak selamat,” pungkas pemilik CV. Mahkotra Mas Pratama di Boyolali ini, kemudian kembali mengikuti rapat retret Pemuda Advent di gereja tersebut.
Sementara langit di atas kota tersebut kian dipadati oleh gerumbul awan. Tapi tak juga hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar