Oleh : Simon, MG
Rasul Paulus berkata kepada orang-orang percaya di Korintus, "Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil!" (1Korintus 9:16).
Banyak pengkhotbah zaman ini yang tidak memiliki keinginan membara untuk memberitakan kebenaran seperti Paulus. Tampaknya mereka lebih memilih untuk tidak tegas menyatakan kebenaran bila hal itu akan menimbulkan pertentangan.
Jika penyampaian Firman Tuhan tidak tegas, pasti akan menimbulkan keraguan di hati pendengar. Padahal firman Tuhan itu tidak seperti matematika yang bisa di olah sedemikian rupa sehingga mengaburkan doktrin inti yang sebenarnya. Sekali pun sebagai pengkhotbah tamu, janganlah kita mau di dikte pengurus gereja yang mengundang kita. Menuruti tema yang disodorkan, itu hal yang baik untuk di terima, namun jika sudah menyangkut doktrin atau azas pengajaran (teologi), kita patut menolaknya, karena itu merupakan prinsip dan tanggungjawab kita dihadapan Tuhan.
Jangan hanya karena takut tidak di undang lagi sebagai pengkhotbah tamu; terkadang cenderung untuk membuat suasana ibadah semenarik mungkin dengan canda-canda atau banyolan-banyolan yang dipersiapkan. Padahal yang harus dipersiapkan bukan gaya kita dalam berkhotbah melainkan kebenaran hakiki Firman Tuhan yang harus benar-benar dipersiapkan. Jadilah diri sendiri! bukan mengikuti gaya orang lain berkhotbah. Jika ada humor yang tersampaikan dalam suatu khotbah, itu bukan karena dipersiapkan, melainkan merupakan spotanitas.
Hati-hati di akhir zaman ini kecenderungan orang bukan benar-benar menyimak isi kebenaran Firman Tuhan, melainkan menyimak apa yang bagi telinga menarik untuk di dengar.
"Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng." (2 Tim 4:4)
Janganlah kita takut untuk tidak diundang lagi. Percayalah, ladang Tuhan sangat luas dan banyak hal yang harus kita lakukan untuk pekerjaan-Nya, karena melayani Tuhan bukan hanya seputar mimbar.
Banyak orang lebih suka memperbincangkan si pengkhotbah daripada isi khotbahnya. Padahal, Firman Tuhan sanggup membangun iman kita menjadi lebih kokoh.
Allah memperingatkan orang-orang yang tidak tegas menyatakan kebenaran firman-Nya. Melalui Nabi Yeremia, Dia menyatakan perlawananNya terhadap para pemimpin agama yang menubuatkan mimpi-mimpi dusta, menceritakan dan menyesatkan umatNya dengan dusta dan bual (Yeremia 23:32). Sebaliknya, Allah mendorong para nabi untuk menceritakan firmanNya dengan benar (Yeremia 23:28).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar